Tenaga medis memperagakan busana pada Medical Fashion Show di Gesibu Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (17/9/2022). | ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Tajuk

Pandemi Usai, Resesi Mengancam

Masyarakat kita sudah sehat untuk membangun perekonomian nasional.

Pemerintah akan segera menyatakan pandemi Covid-19 berakhir. Makin sedikitnya jumlah kasus positif Covid-19 secara nasional, menjadi salah satu pertimbangan menentukan status pandemi ini. Demikian pula kasus meninggal akibat Covid-19.

Presiden Joko Widodo pada Senin (3/10) menyatakan, pandemi di Indonesia menunjukkan kecenderungan mereda. Data terkait kasus Covid-19 tahun ini memperkuat bukti pandemi di Tanah Air sudah turun signfikan ketimbang dua tahun terakhir.

Namun, status pandemi secara global ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pertengahan September 2022, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pandemi kemungkinan segera berakhir.

Sinyalemen ini ditandai kasus baru dan angka kematian akibat Covid-19 terus menurun. Pandemi Covid-19, dia sebut, hampir di garis akhir.

 

 
Sinyalemen ini ditandai kasus baru dan angka kematian akibat Covid-19 terus menurun. Pandemi Covid-19, dia sebut, hampir di garis akhir.
 
 

 

Secara sporadis, kasus Covid-19 masih terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Jumlah kasusnya di sejumlah negara masih lebih tinggi dibandingkan kasus flu biasa. Angka kematian akibat Covid-19 juga belum sama sekali hilang.

Banyak pakar yang berpandangan, virus korona tidak akan hilang sama sekali dari bumi. Untuk itu, koordinasi dengan WHO menjadi penting guna memutuskan status pandemi. WHO memiliki legitimasi secara global mencabut status pandemi.

Dalam kondisi seperti ini, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan pelonggaran pengetatan protokol kesehatan. Namun, meski protokol kesehatan diperlonggar, gaya hidup sehat jangan kendur.

Dalam kondis ini, kebijakan lokal di masing-masing negara bisa diberlakukan guna memacu mobilitas warga dan barang. Pandemi dua tahun terakhir meniscayakan warga mengalami pembatasan pergerakan guna menekan peredaran Covid-19.

 
Meski tren kasus Covid-19 jauh menurun, kemungkinan menanjak kembali bisa terjadi bila tidak dibarengi penguatan imunitas kesehatan masyarakat. 
 
 

Meski tren kasus Covid-19 jauh menurun, kemungkinan menanjak kembali bisa terjadi bila tidak dibarengi penguatan imunitas kesehatan masyarakat. Program vaksinasi yang masif dua tahun terakhir tidak boleh berhenti.

Rasio cakupan vaksinasi yang masih kurang dari 70 persen jumlah penduduk Indonesia dikhawatirkan belum membentuk kekebalan komunitas. Alhamdulillah, jika sistem antibodi masyarakat Indonesia sudah mendekati 100 persen jumlah penduduk.

Namun, apakah itu berarti aman dari kemungkinkan penularan virus secara massal? Tidak aman. Sebab, virus tersebut bisa bermutasi kemudian menginfeksi kembali atau reinfeksi. Kekhawatiran reinfeksi bisa diabaikan jika kekebalan masyarakat terbentuk sepenuhnya.

Masyarakat bisa kembali terjangkit Covid-19, tetapi dengan gejala ringan dan lekas pulih kembali. Untuk itu, program vaksinasi mesti terus digencarkan. Diperkuat pula dengan tak henti vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Vaksinasi dua dosis dan booster bisa menjadi modal menghadapi pandemi. Nah, dalam konteks vaksinasi booster, kendala mengadang. Hingga 3 Oktober 2022, cakupan vaksinasi booster baru 27,15 persen dari target sasaran 234.666.020 orang.

 
Masyarakat bisa kembali terjangkit Covid-19, tetapi dengan gejala ringan dan lekas pulih kembali. Untuk itu, program vaksinasi mesti terus digencarkan. Diperkuat pula dengan tak henti vaksinasi dosis ketiga atau booster.
 
 

Masih rendahnya cakupan vaksinasi booster menjadi penyebab status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali, diperpanjang hingga 7 November 2022.

Kesadaran untuk terpenuhinya semua tahapan vaksinasi mesti dimiliki semua pihak. Pemerintah pusat menyediakan vaksinnya, pemerintah daerah mendorong pelaksanaan vaksinasinya. Program vaksinasi Covid-19 ini solusi paling tepat dalam meredam meluasnya penularan.

Kendati begitu, Indonesia tetap tidak boleh lengah. Tantangan menanti di depan dalam memulihkan perekonomian. Pandemi bisa jadi sudah di ambang akhir, tapi situasi geopolitik global belum membaik. Bahkan, indikasi terjadinya krisis ekonomi dan resesi malah mengancam.

 
Perang Rusia-Ukraina mengakibatkan krisis energi di kawasan Eropa yang merembet ke sejumlah negara.
 
 

Perang Rusia-Ukraina mengakibatkan krisis energi di kawasan Eropa yang merembet ke sejumlah negara. Perang ini juga menyebabkan krisis pangan. Bila krisis dan resesi merembes ke Indonesia, setidaknya masyarakat kita tidak lagi dalam status pandemi.

Masyarakat kita sudah sehat untuk membangun perekonomian nasional. Ketika krisis dan resesi ekonomi itu menjalar ke Tanah Air, kita bisa memikirkan cara menghadapinya, tapi tidak lagi terbebani pandemi Covid-19.

Kekompakan kebijakan dan sinergi semua komponen bangsa menjadi keniscayaan. Saatnya Indonesia memimpin pemulihan ekonomi dunia kala banyak negara maju diproyeksikan resesi tahun depan. Kita mesti persiapkan landasan menuju ketahanan ekonomi pada 2023. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Keluarga Cemara, Adaptasi Baru dengan Kelindan Persahabatan

Serial ini mengusung nilai-nilai persahabatan, cinta, dan keluarga

SELENGKAPNYA

Adisucipto dan Serangan Biadab Saat Ramadhan

Setelah gugur, Adisucipto dinobatkan sebagai bapak penerbangan Indonesia.

SELENGKAPNYA