Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr (kiri) dan Ibu Negara Filipina Louise Araneta Marcos (kanan) di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (5/9/2022). | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Tajuk

Optimistis Jokowi

Selama ini kita mengetahui setiap resesi ekonomi yang melanda negara.

Puncak resesi di negara-negara Eropa diperkirakan akan terjadi pada awal tahun depan. Meski demikian, kesulitan ekonomi di negara-negara yang sebelum ini dikategorikan kaya tersebut, sudah sangat terasa dalam beberapa bulan belakangan.

Dimulai saat pandemi Covid-19 menyerang hampir dua tahun lalu. Lalu diperparah dengan serangan Rusia ke Ukraina yang membuat harga minyak, gas, dan komoditas pangan melonjak sangat tinggi.

Inflasi yang sangat tinggi membuat daya beli masyarakat di negara-negara tersebut terpuruk sangat dalam. Langkah pemerintah dan otoritas bank sentral sejumlah negara Eropa, yang berusaha menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan, menambah beban masyarakat karena biaya bulanan untuk membayar pinjaman melonjak tajam.

Selama ini kita mengetahui setiap resesi ekonomi yang melanda negara seperti Amerika Serikat selalu berimbas ke negara kita. Karena resesi yang terjadi di Amerika Serikat berkontribusi sangat besar terhadap resesi ekonomi global, dan biasanya berimbas ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

 
Selama ini kita mengetahui setiap resesi ekonomi yang melanda negara seperti Amerika Serikat selalu berimbas ke negara kita.
 
 

Pertanyaan, apakah resesi di negara-negara Eropa akan melibas ekonomi Indonesia yang saat ini masih dalam kondisi positif? Secara umum, jawabannya pasti terimbas. Apalagi, tahun depan, tidak hanya negara-negara Eropa yang ekonominya terpuruk.

Amerika Serikat pun saat ini kondisi ekonominya sedang sangat memprihatinkan. Langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, yang baru saja menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin, menggambarkan ekonomi Negeri Paman Sam tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Amerika Serikat sedang berjuang untuk menekan inflasi dengan cara The Fed menaikkan suku bunga acuan. Bila langkah Bank Sentral AS tidak berhasil, bukan tidak mungkin Amerika Serikat tergabung dalam negara resesi seperti yang dialami oleh sejumlah negara Eropa.

Kalau Eropa dan Amerika Serikat bergabung dalam negara-negara yang masuk kategori resesi, bisa dibayangkan kondisi ekonomi global memang sedang sakit-sakitnya. Dan Indonesia harus bisa mengatasi imbas resesi ekonomi global tersebut untuk tidak terpuruk. Kita harus mampu mengantisipasi berbagai ketidakpastian ekonomi global dengan potensi kelebihan yang dimiliki negara kita.

 
Kalau Eropa dan Amerika Serikat bergabung dalam negara-negara yang masuk kategori resesi, bisa dibayangkan kondisi ekonomi global memang sedang sakit-sakitnya.
 
 

Dalam acara (UOB) Economic Outlook 2023, Kamis (29/9), Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis Indonesia menjadi salah satu dari sejumlah negara, yang ekonominya tetap tumbuh positif. Pemulihan ekonomi Indonesia dinilainya masih relatif sangat kuat. 

Menurut Jokowi, inflasi Indonesia secara year on year (yoy) ada pada posisi 4,6 persen, lebih rendah dibandingkan negara lain. Hal itu bisa terjadi karena antara otoritas pemegang fiskal APBN, yakni menteri keuangan dan Bank Indonesia berjalannya beriringan, rukun, dan sinkron dalam mengambil kebijakan untuk menjaga APBN sehat.

Jokowi mengatakan, realisasi pendapatan negara pada 2022 adalah Rp 1.764 triliun atau tumbuh 49 persen dibanding pada 2021. Salah satu sumber pendapatan negara tersebut dari penerimaan pajak mencapai Rp 1.171 triliun atau tumbuh 58 persen.

Sedangkan, penerimaan bea dan cukai mencapai Rp 206 triliun atau tumbuh 30,5 persen. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 386 triliun atau tumbuh 38,9 persen. Bagi Jokowi, sumber pendapatan tersebut adalah salah satu amunisi yang harus terus dijaga. 

Selain amunisi yang disebutkan Presiden, amunisi lainnya juga harus diperhatikan agar ekonomi negara kita bisa tetap tumbuh positif. Kenaikan penerimaan pajak menggambarkan pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, sudah terjadi sebagaimana yang kita harapkan. 

 
Selain amunisi yang disebutkan Presiden, amunisi lainnya juga harus diperhatikan agar ekonomi negara kita bisa tetap tumbuh positif.
 
 

Dalam kaitan itu, sangat wajar bila Presiden Jokowi termasuk pimpinan negara yang optimistis ekonomi negara yang dipimpinnya, bisa menghadapi badai resesi yang melanda sejumlah negara Eropa. Modal nilai perdagangan yang positif sepanjang 2022, saat sejumlah negara lain minus, menggambarkan fundamental ekonomi Indonesia memang masih sangat bagus.

Indonesia memiliki berbagai komoditas pangan dan energi yang dalam delapan bulan terakhir ini harganya melonjaknya sangat tajam. Bila sejumlah negara menderita akibat kenaikan harga komoditas energi dan pangan sehingga devisa mereka terkuras, Indonesia justru menikmatinya. Indonesia termasuk salah satu negara yang devisanya naik ketika harga komoditas meroket.

Walaupun demikian, pemerintah harus mencermati harga minyak dunia yang masih melambung karena kita importir minyak. Biasanya setiap kali terjadi resesi global, harga minyak selalu jatuh ke titik terendah.

Tapi, resesi kali ini harga minyak dunia tetap tinggi  karena kenaikan harga minyak dipicu oleh perang Rusia-Ukraina, yang belum jelas kapan berakhirnya. Selain itu, pemerintah harus mencermati pendapatan impor kita yang berpotensi turun karena resesi, biasanya membuat harga-harga komoditas pangan juga terjun. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Dekatnya Syekh Qaradawi dengan Ulama Indonesia

Pengaruh Syekh Qaradawi dirasakan dari Maroko hingga Merauke

SELENGKAPNYA

Regulasi Vaksin Meningitis Belum Berubah

Indonesia berkoordinasi dengan otoritas Saudi soal kebijakan vaksin meningitis.

SELENGKAPNYA

Hari Santri, Momen Pesantren Perkuat Kepercayaan Masyarakat

Yakinkan kepercayaan masyarakat bahwa pesantren masih menjadi pilihan utama untuk mendidik anak

SELENGKAPNYA