Seniman digital (ilustrasi) | Dok Datascript

Inovasi

Peluang Besar Goresan Karya Digital

Asia Tengah dan Tenggara menyumbang 35 persen dari industri NFT global senilai 22 miliar dolar AS.

Beberapa orang memiliki keterampilan dalam menggoreskan pena menjadi suatu karya. Seiring perkembangan teknologi, talenta menggambar pun kini mulai tersentuh digitalisasi, sehingga memunculkan profesi seniman digital atau digital artist.

Tingginya minat masyarakat dalam bidang digital artist pun mendorong Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) mendalami seluk beluk dunia seniman digital dalam diskusi daring bertema “Leveling Up as Digital Artist”, pekan lalu. Digital artist Abieza Alghifari Zael, selaku outsource freelance concept artist di Marvelous Inc menjelaskan, digital artist adalah term baru di era ini karena pengerjaan karya sudah dapat dilakukan dengan bantuan platform elektronik.

Menurutnya, tak jauh berbeda dengan seniman konvensional, digital artist juga melalui proses dan pengerjaan karya yang serupa. "Misalnya, dulu animasi harus dilakukan melalui gambar di atas kertas dan frame yang banyak, di era ini semuanya dapat dilakukan secara digital, sehingga menghemat resource," kata Zael.

Menurut alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Desain Produk ini, output seniman digital juga tak sebatas ilustrasi, tapi juga bisa berupa animasi, concept art serta visual effect. Oleh karena itu, perkembangan digital terbukti telah membuat orang yang berbakat seni lukis, memiliki cakupan kerja yang makin luas.

Tapi, ia menekankan, meski sudah banyak dimudahkan teknologi, seniman digital juga tetap harus menguasai kemampuan dasar seperti teori dan metode gambar perspektif, rendering, visual communication, anatomi, warna, serta komposisi. "Selanjutnya, kemampuan dasar itu dilengkapi dengan beragam skill lain," ujarnya.

Ruang Berkembang

Soal aplikasi yang digunakan, Zael menjelaskan, saat ini terdapat beberapa aplikasi yang spesifik sesuai dengan bidang pekerjaan desain yang sesuai. Contohnya, untuk untuk painter dan desainer dua dimensi, bisa menggunakan Photoshop, ClipStudio Paint, Adobe Fresco, Procreate, dan Corel Draw.

Sedangkan untuk karya tiga dimensi, aplikasi yang banyak digunakan, adalah Blender, Maya dan Zbrush. Ia mengatakan, untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut secara efisien dan optimal, desainer harus menguasai dan memahami fungsi dari masing-masing tools.

Termasuk juga, mempelajarinya melalui tutorial di Youtube dan blog-blog seni. Setelah itu, Zael menyarankan agar digital artist juga selalu meningkatkan kapasitas lewat improvisasi skil menggambar dan mendesain.

Karena, lanjut Zael, setiap seniman tak bisa secara tiba-tiba menyandang predikat profesional dan berpengalaman jika tanpa latihan dan pengalaman. "Kita harus pemperluas visual library dengan melalukan riset dan referencing. Kemudian, agar bisa stand out, terdapat berbagai banyak cara seperti membuat desain yang inovatif dan menarik baik dari segi konsep maupun visual," ujar dia.

Di satu sisi, dalam era komputasi awan, industri seni juga kian dimudahkan karena bisa mengakses beragam data dan aset digital secara fleksibel. Belum lagi, hadirnya  non fungible (NFT) yang merupakan paradigma baru dalam industri seni.

Karena, lewat NFT, para seniman digital bisa memperluas cakupan pasar sehingga berpotensi untuk menambah pundi pendapatan dan eksposur. Ke depan, Zael pun yakini, seni dunia digital akan terus berkembang bahkan menggantikan seni konvensional.

Komik NFT dari GP Singapura

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by McLaren (@mclaren)

Pemanfaatan NFT di industri olahraga, kini makin banyak ditemui. Asia, ternyata merupakan rumah bagi empat dari lima negara dengan minat NFT tertinggi di dunia.

Asia Tengah dan Tenggara sendiri, menyumbang 35 persen dari industri NFT global senilai 22 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan, transaksi NFT di bidang olahraga akan melebihi 2 miliar dolar AS pada tahun ini, naik dua kali lipat dibandingkan 2021.

Pada Kamis (29/9), Tim Formula 1, McLaren Racing meluncurkan komik NFT setebal tujuh halaman pada platform blockchain Tezos, yang juga merupakan mitra resmi dari tim menjelang Grand Prix Singapura dan Jepang pada 2 dan 9 Oktober 2022.

Kampanye ini akan meluncurkan NFT satuan, dengan satu halaman yang dirilis setiap harinya. Peluncuran dimulai pada Grand Prix Singapura 2022, sedangkan bagian terakhir akan diluncurkan menjelang Grand Prix Jepang 2022.

Sebanyak 400 edisi dari setiap halaman akan dicetak di situs laman McLaren Racing Collective dan akan tersedia dengan harga 9,99 dolar AS atau sekitar Rp 140 ribu per halaman.

Tujuh halaman komik NFT ini dibuat oleh desainer multidisiplin Vietnam dan spesialis ilustrasi cyberpunk, Meine Nguyen. Komik ini didasarkan pada kisah tentang bagaimana dua pegawai magang dari McLaren mencoba melaksanakan tugas yang diberikan oleh CEO Zak Brown. Keduanya, ditugaskan untuk mengawasi maskot tim dan “Head of Speed” Mr Speedy K Kiwi, yang akhirnya melarikan diri dan melakukan perjalanan ke seluruh Asia.

photo
Tim McLaren F1 (ilustrasi) - (Dok McLaren)

Director, Licensing, eCommerce and eSports untuk McLaren Racin, Lindsey Eckhouse menjelaskan, kampanye ini adalah bagian penting dari upaya perusahaan untuk melibatkan penggemar dan memberi mereka kesempatan mendapatkan akses eksklusif ke tim McLaren. “Terutama di wilayah di mana NFT semakin populer dan olahraga balap sangat diminati,” katanya.  

Penggemar, Eckhouse melanjutkan, dapat menantikan karya seni yang tak hanya didasarkan pada alur cerita yang baik, tetapi juga merangkum kekayaan warisan dan budaya Asia. Para penggemar yang membeli NFT akan mendapatkan keuntungan berupa beragam akses eksklusif ke tim McLaren Racing.

Setiap penggemar yang membeli satu halaman komik, akan diberikan kesempatan untuk menghadiri panggilan virtual dengan McLaren. Kemudian, untuk penggemar yang membeli beberapa halaman komik, setiap halaman akan dihitung sebagai undian untuk mendapatkan merchandise, seperti kaus, poster, dan topi.

Jika ada penggemar membeli ketujuh halaman komik NFT, mereka akan menerima ketujuh halaman komik tersebut dalam bentuk cetak secara gratis. 

Dukungan Perangkat untuk Si Kreatif

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Wacom Indonesia (@wacomindonesia)

Industri kreatif di Indonesia saat ini terus berkembang. Permintaan akan karya-karya kreatif seperti desain grafis, fotografi, video, musik hingga multimedia pun terus meningkat.

Wacom melalui Datascrip sebagai distributor resminya di Indonesia, pekan lalu, menghadirkan versi terbaru dari pen tablet Intuos yang memiliki peningkatan fitur dan dukungan perangkat lunak untuk menggambar, melukis, maupun mengedit foto.

Wacom Intuos hadir untuk memberikan pengalaman melukis yang realistis, karena memungkinkan pengguna mengeksplorasi berbagai gaya melukis secara digital. Termasuk juga dengan berbagai jenis kuas yang tersedia di dalam paket perangkat lunak seperti Corel Painter Essentials.

Assistant Marketing Manager PT Datascrip, Raditya Nyoardinata menjelaskan, Wacom Intuos terbaru dilengkapi dengan tiga pilihan perangkat lunak kreatif merupakan dan bisa digunakan oleh para kreator digital, apapun bidang yang digelutinya. “Mulai dari yang suka menggambar manga, melukis dengan palet digital, sampai mengedit foto,” ujarnya.

Raditya menjelaskan, perangkat terbaru ini, tersedia dalam ukuran ukuran kecil dan medium, serta memiliki sensitivitas tekanan yang tinggi, yakni pada level 4.096. Di level ini, pengguna bisa merasakan kenyamanan sekaligus meningkatkan presisi pada saat menggunakannya.

Selain itu, pen tablet yang tidak menggunakan baterai ini juga telah dilengkapi konektivitas Bluetooth pada tipe tertentu, area gambar yang lebih luas, serta desain yang lebih tipis dengan ketebalan 8,8 mili meter yang menjadikan tablet ini setipis smartphone. Perangkat ini, ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 1,3 juta untuk ukuran yang kecil dan Rp 3,4 juta untuk versi medium

Ade Irma Suryani: Anak Periang Korban G30S

Walaupun Ade luka parah, tapi dia tidak pingsan sama sekali.

SELENGKAPNYA

Misteri Cakra Madura pada G30S

Mengapa Kompi Pasopati yang dipimpin Lettu Dul Arief yang ditugaskan menculik para jenderal?

SELENGKAPNYA

Kekejaman PKI dari Masa ke Masa

Penyiksaan sebelum pembunuhan juga terjadi terhadap sejumlah orang di Solo pada 1965.

SELENGKAPNYA