Masjid Raya Darussalam di dalam kompleks Islamic Center Palangka Raya, Kalimantan Tengah | DOK ANTARA MAKNA ZAEZAR

Arsitektur

Masjid Raya Darussalam, Pusat Syiar Islam di Palangka Raya

Masjid Raya Darussalam memadukan unsur-unsur arsitektur modern, Arab, dan lokal.

OLEH MUHYIDDIN

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, penduduk Kalimantan Tengah (Kalteng) yang beragama Islam mencapai 1,95 jiwa pada 2021. Angka itu setara dengan 74,11 persen dari keseluruhan total warga setempat. Salah satu kota dengan kaum Muslimin yang cukup signifikan di provinsi tersebut adalah Palangka Raya.

Di ibu kota Kalteng itu, terdapat banyak masjid yang tidak hanya berfungsi tempat ibadah, melainkan juga simbol pemersatu umat. Yang kerap menjadi ikon Palangka Raya adalah Masjid Raya Darussalam. Kompleks ini berlokasi di kawasan Islamic Center, Jalan G Obos Nomor 12. Di dekatnya, terdapat Asrama Haji al-Mabrur dan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.

Pembangunan fisik Masjid Raya Darussalam dimulai pada tahun 1984. Inisiatornya adalah Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Beberapa tahun kemudian, terwujudlah sebuah masjid jami di kota terluas se-Indonesia itu. Atap bangunan itu menampilkan gaya arsitektur limasan tingkat tiga.

photo
Sejumlah orang berfoto bersama dengan latar Masjid Raya Darussalam, Palangka Raya. Masjid yang indah di Kalteng ini kerap menjadi destinasi wisata. - (DOK ANTARA MAKNA ZAEZAR)

Pada 2010, Pemerintah Provinsi Kalteng mengumumkan rencana renovasi atas kawasan masjid itu. Konsep akhirnya adalah sebuah pusat keislaman (islamic center) yang terdiri atas sejumlah bangunan penunjang aktivitas dakwah. Sekira empat tahun kemudian, pemugaran tersebut selesai dikerjakan.

Bangunan lama difungsikan sebagai tempat serba guna yang bisa digunakan untuk pelbagai kegiatan, semisal rapat, seminar, atau resepsi pernikahan. Adapun yang baru merupakan cikal bakal Masjid Raya Darussalam, sebagaimana yang dapat dilihat kini. Peresmiannya dilakukan pada 23 Juli 2015.

Bagian eksterior Masjid Raya Darussalam memadukan unsur-unsur arsitektur modern, Arab, dan lokal. Sekilas, wujudnya mengingatkan orang-orang akan Masjid Hubbul Wathan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Bagaimanapun, kompleks di Palangka Raya ini jelas menyuguhkan warna lokal yang unik.

Bangunan seluas 40 ribu meter persegi itu tampak dihiasi berbagai ornamen Suku Dayak. Pada bagian depan, terdapat dua hiasan yang bercorak talawang atau perisai khas kelompok etnis tersebut. Keduanya terletak pada sisi kiri dan kanan.

photo
Tampak depan Masjid Raya Darussalam Palangka Raya. Penampilannya kian indah dengan berbagai ornamen khas Suku Dayak. - (DOK ANTARA MAKNA ZAEZAR)

Adanya gambar tameng itu menyimbolkan pertahanan. Dalam arti, orang-orang yang berada di dalam masjid itu hendak melindungi dirinya dari berbagai sifat atau perbuatan buruk. Makna lainnya adalah, Masjid Raya Darussalam dibangun untuk menangkal paham-paham yang ekstrem atau menyimpang dari ajaran Islam.

Penyertaan identitas daerah itu merupakan pengejawantahan kebijaksanaan lokal (local wisdom). Hal itu juga menunjukkan, kaum Muslimin setempat menghargai kemajemukan dan harmoni. Antara tradisi dan ajaran agama bukanlah untuk dibenturkan, apatah lagi dipertentangkan. Justru, keduanya dapat saling mendukung untuk tujuan syiar Islam.

Selain ornamen kultural, bagian lainnya yang mencolok pada masjid agung tersebut adalah kubahnya. Berdiameter 32 meter, struktur atap itu dikelilingi empat kubah yang berukuran lebih kecil di sekitarnya. Didominasi perpaduan warna hijau dan kuning, kubah-kubah itu menampilkan mozaik-mozaik khas Dayak.

photo
Sisi interior Masjid Raya Darussalam. - (DOK ANTARA MAKNA ZAEZAR)

Di bagian belakang masjid, tepatnya pada sisi barat daya, terdapat menara yang menjulang dengan ketinggian 118 meter. Bentuknya seakan-akan meniru menara pada Masjidil Haram atau Masjid Nabawi di Tanah Suci.

Masjid ini terdiri atas tiga lantai. Bagian dasar difungsikan sebagai tempat kantor takmir dan penerimaan tamu. Luasnya sekira 1.000 m persegi. Ruang utama untuk shalat berjamaah adalah fungsi lantai kedua dan ketiga.

Luasnya mencapai 2.028 m persegi. Saat penyelenggaraan shalat hari raya, halaman masjid tersebut yang seluas 3.400 m persegi juga didayagunakan. Secara keseluruhan, Masjid Raya Darussalam dapat menampung jumlah jamaah sebanyak 10 ribu hingga 15 ribu orang.

photo
ILUSTRASI Jamaah beribadah shalat di Masjid Raya Darussalam, Palangka Raya. Kapasitas masjid ini dapat menampung ribuan orang jamaah. - (DOK ANTARA MAKNA ZAEZAR)

Dengan tampilannya yang megah, masjid kebanggaan warga Palangka Raya itu juga menjadi destinasi wisata islami. Tempat ibadah ini ramai dikunjungi para pelancong, terutama pada momen akhir pekan atau masa liburan.

Memang, ketika pandemi Covid-19 sedang melanda dengan hebatnya di Kalteng, Masjid Raya Darussalam sempat sepi dari kunjungan wisatawan. Namun, kini keadaannya sudah berubah.

Berbagai fasilitas pendukung dibangun untuk memakmurkan masjid besar ini. Misalnya, perpustakaan, lembaga pengajaran Alquran, taman, dan lain-lain. Rencananya, pihak takmir juga akan membangun institusi-institusi pendidikan, mulai dari level PAUD hingga SMA, di sana.

Adapun SMP Islam sudah berdiri di dekatnya. Hal itu akan semakin melejitkan reputasi Masjid Raya Darussalam dan Islamic Center Palangka Raya pada umumnya sebagai pusat penyebaran Islam di Kalteng.

Shalat Berdua dengan Lelaki Bukan Muhrim, Sahkah?

Bagaimana hukum bagi perempuan yang shalat berdua dengan laki-laki yang bukan mahram?

SELENGKAPNYA

Siapkan Dana Kuliah Buah Hati

Mulai siapkan dana kuliah meski anak masih kecil.

SELENGKAPNYA

Berwisata di dalam Gua

Golaga memiliki sejarah menarik mengenai penyebaran agama Islam di Purbalingga.

SELENGKAPNYA