
Ekonomi
Himbara Masih Andalkan Segmen Korporasi dan Konsumer
Bank harus melakukan penyesuaian kolektibilitas terhadap kredit yang direstrukturisasi.
JAKARTA -- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) masih optimistis prospek ekspansi kredit pada tahun depan akan lebih tinggi dibandingkan 2022. Hal ini seiring pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
BNI menargetkan penyaluran kredit tumbuh 10 persen pada tiga tahun mendatang. Sekretaris Perusahaan BNI Okki Rushartomo Budi Prabowo mengatakan, BNI berupaya memfokuskan kredit segmen korporasi top tier client yang dari sisi kualitas memiliki prospek baik.
"Kami juga fokus segmen UMKM, terutama UMKM berorientasi ekspor, serta diaspora Indonesia di luar negeri melalui program BNI Xpora dan kapabilitas digital," ujar Okki kepada Republika, Rabu (21/9).
View this post on Instagram
Sementara itu, kredit segmen konsumer akan berasal dari cross selling dengan nasabah segmen korporasi dan UMKM. "Kami akan fokus menangkap peluang bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit tanpa agunan (KTA) dari pemilik bisnis maupun pegawai nasabah wholesale banking kami," katanya.
Sementara, Bank Mandiri akan banyak bermain pada segmen korporasi dan komersial dalam menyalurkan kredit pada tahun depan. Perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun depan tidak akan setinggi 2022.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, pada tahun ini Bank Mandiri membidik pertumbuhan 11 persen. Pada Juli 2022, penyaluran kredit tumbuh 11,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy). "Poyeksi itu didasarkan dengan faktor normalisasi restrukturisasi Covid-19 yang akan dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujar Rudi.
View this post on Instagram
Menurutnya, ketika kebijakan yang berlaku hingga Maret 2023 dinormalkan, bank harus melakukan penyesuaian kolektibilitas terhadap kredit yang direstrukturisasi. Saat ini, restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 masuk dalam kategori lancar sehingga bank tidak melakukan pencadangan.
Namun, ada tantangan dari AS dan Eropa yang direspons Bank Indonesia (BI) dengan kenaikan suku bunga. Dengan begitu, perbankan ke depan harus mewaspadai perkembangan rasio non-performing loan (NPL) dan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) pada kredit-kredit restrukturisasi Covid-19.
BTN sendiri memproyeksikan pertumbuhan kredit perseroan sektor perumahan pada tahun depan akan lebih tinggi dari tahun ini. Hal ini mengingat kebutuhan perumahan akan lebih besar pada 2023.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, permintaan bisa dipengaruhi bunga kredit dan likuiditas. Adapun dua aspek sudah diperhatikan perseroan pada tahun depan.
View this post on Instagram
Terkait likuiditas, BTN sudah punya strategi untuk menggunakannya dalam jangka panjang lewat kemitraan dengan lembaga atau korporasi dalam penyaluran KPR. Selain itu, BTN melakukan kerja sama penyaluran KPR subsidi yang merupakan program pemerintah.
Prospek Semen Indonesia Dinilai Masih Positif
SIG berencana menaikkan harga jual produknya seiring kenaikan harga BBM.
SELENGKAPNYABulog Bakal Serap Kedelai Lokal
NFA tengah menyiapkan kebijakan harga kedelai yang diserap dari petani lokal.
SELENGKAPNYA