Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Ekonomi

PTPN dan Perhutani Luncurkan Inovasi Terbaru

PTPN dan Perhutani harus melahirkan inovasi guna meningkatkan produktivitas.

JAKARTA -- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui anak usaha, PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN), meluncurkan dua produk pupuk, yakni pupuk Glow Green dan pupuk Bioslac, serta produk bahan tanaman kakao varietas ICCRI.

Direktur Utama PTPN Group Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pupuk Glow Green mampu menghemat penggunaan pupuk konvensional hingga 50 persen dengan pertumbuhan tanaman yang baik, hasil panen dan keuntungan meningkat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Holding Perkebunan (@holdingperkebunan)

"Hasil panen dengan pupuk cair Glow Green terbukti memiliki cita rasa yang lebih baik, beras lebih pulen, jagung lebih manis, dan sayuran yang lebih renyah," ujar Ghani saat peluncuran produk unggulan dari Indonesia Plantation and Forestry Research Institute (IPFRI) di Agro Plaza, Jakarta, Rabu (21/9).

Sementara itu, Pupuk Biosilac memiliki keunggulan dengan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan daya sangga batang, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap ancaman kekeringan, dan mengurangi stres tanaman. Ghani menggunakan, produk ini juga menghemat konsumsi air sebesar 30 persen sampai 50 persen dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman, seperti sawit, padi, jagung, dan hortikultura.

"Untuk varietas kakao ICCRI, punya produktivitas tinggi sekitar 2,7 juta ton per hektare per tahun. Produk ini juga tahan penyakit, tahan ancaman busuk buah, dan toleran kondisi iklim yang kering," ucap Ghani.

 
 
Di saat kita menghasilkan laba, kita juga harus berinvestasi untuk masa depan dan masa depan kita adalah riset bernilai komersial tinggi.
 
 

Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan, sejumlah keunggulan produk Klon Jati Plus Perhutani (JPP) dan Klon Jati Kayu Putih Unggul yang diluncurkan pada Rabu (21/9). JPP mempunyai keunggulan, seperti diameter besar, performa serat kayu panjang, pertumbuhan lurus, serta tegakkan jati unggul seragam.

Sementara, Jati Kayu Putih Unggul memiliki rendemen mencapai satu persen dan biomassa daun kayu putih rata-rata 3 kg setiap enam bulan panen. "Kami berharap dengan IPFRI ini dapat menghasilkan produk-produk dengan inovasi dengan kualitas yang tinggi," kata Wahyu.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mengapresiasi inovasi holding perkebunan nusantara PTPN III (Persero) atau PTPN Group dan Perum Perhutani. Pahala berharap peluncuran produk unggulan melalui IPFRI dapat meningkatkan kontribusi dalam pengembangan produk untuk mendukung ketahanan pangan dan energi Indonesia ke depan.

"Kegiatan ini sangat penting bagi PTPN group dan Perhutani untuk bisa terus menumbuhkan profitabilitas dan bisnis keberlanjutan ke depannya," ujar Pahala.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PERUM PERHUTANI (@perumperhutani)

Pahala menyebut, IPFRI yang berdiri sejak satu tahun lalu menjadi sebuah ekosistem riset PTPN group dan Perhutani yang berada dalam satu klaster industri perkebunan dan kehutanan. Ketahanan pangan dan energi harus jadi solusi bagi Indonesia.

Harapannya itu tentu juga ada di Perhutani dan PTPN. Untuk itu, PTPN dan Perhutani harus melahirkan inovasi guna meningkatkan produktivitas. "Tetapi jangan lupa, di saat kita menghasilkan laba, kita juga harus berinvestasi untuk masa depan dan masa depan kita adalah riset bernilai komersial tinggi," kata Pahala. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bercadar, Wajib, Sunah, atau Mubah?

Terdapat berbagai pandangan para fuqaha (ahli fikih) tentang cadar

SELENGKAPNYA

Perempuan dan Peradaban

Dua perempuan yang teguh menyiapkan generasi untuk tegaknya peradaban, yaitu istri Imran dan Maryam binti Imran.

SELENGKAPNYA

Ratu Siti Aisyah We Tenriolle, Penyelamat Epos La Galigo

Siti Aisyah berjasa mengumpulkan naskah La Galigo dan menulis ulang ke dalam bahasa bugis kuno

SELENGKAPNYA