
Nostalgia
Bahkan Penjajah Pun Setop Kasus Setelah MH Thamrin Meninggal
Dengan dikuburnya Thamrin pada 12 Januari 1941, dikubur pula kasus tuduhan makar Thamrin.
OLEH PRIYANTONO OEMAR
Pada 1 September 2022 Komnas HAM meminta polisi mengusut kasus dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir J terhadap Putri Candrawathi, istri atasan Brigadir J, Ferdy Sambo. Komnas Perempuan sebaris dengan Komnas HAM, berdiri di belakang Putri meminta dugaan pelecehan seksual terhadap Putri didalami lagi.
Putri melaporkan kasus pelecehan terhadap dirinya setelah Brigadir J dibunuh. Munculnya desakan dari Komnas HAM dan Komnas Perempuan ini membuat publik bertanya karena polisi sudah menghentikan kasusnya pada 12 Agustus 2022.
Kita lantas teringat kasus yang menimpa MH Thamrin pada Januari 1941. Thamrin dicurigai melakukan makar karena menjalin hubungan dengan Jepang.
Kita lantas teringat kasus yang menimpa MH Thamrin pada Januari 1941. Thamrin dicurigai melakukan makar karena menjalin hubungan dengan Jepang.
Setelah menggeledah koran Pemandangan pada 7 Januari 1941 siang, malam harinya, polisi kolonial menggeledah rumah Thamrin. Di Pemandangan, polisi menemukan klise surat Thamrin kepada Tabrani yang isinya mengkritik kepindahan Ratu Belanda beserta pemerintahannya ke London pada 10 Mei 1940, setelah Jerman menguasai Belanda.
Di rumah Thamrin, polisi menemukan tulisan Douwes Dekker dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Laporan ekonomi untuk Jepang itu seperti sudah siap untuk disebarkan.
Douwes Dekker bekerja untuk Perwakilan Dagang Jepang di Jakarta. Ia mendapat bantuan dari Thamrin untuk bisa bekerja di perwakilan dagang itu. Sudah sejak lama Thamrin dicurigai memiliki hubungan khusus dengan Jepang. Karena itu, Thamrin kemudian dituduh melakukan makar.
Pada 7 Januari 1941 itu, setelah penggeledahan, Thamrin tidak dibawa ke sel polisi, tapi hanya ditetapkan sebagai tahanan rumah karena sedang sakit. Saluran komunikasi dengan lingkungan luar diputus. Rumah dijaga ketat polisi.
Hari-hari berikutnya, polisi memeriksa Tabrani (mantan pemimpin redaksi Pemandangan), PF Dahler, GSSJ Ratulangi, dan Douwes Dekker. Douwes Dekker ikut ditangkap karena laporan ekonomi yang dibuatnya ditemukan polisi di rumah Thamrin.
Dahler ikut diperiksa karena saat polisi menangkap Douwes Dekker, Dahler sedang di rumah Douwes Dekker. Ratulangi ditangkap juga karena dia menjadi bagian dari kaum nasionalis Indonesia yang aktif menjalin hubungan dengan Jepang.
Oleh pejabat kolonial, menurut Bob Hering dalam buku Mohammad Hoesni Thamrin, Thamrin dituduh tidak loyal, tidak dapat dipercaya, dan pembenci tengik kekuasaan Belanda. Berbagai kesempatan diambil Thamrin yang memungkinkan dimanfaatkan oleh Jepang untuk meneguhkan kekuasaan di Indonesia.
Thamrin merupakan tokoh yang memilih jalur politik kooperasi. Namun, ketika sudah di Volksraad ia melakukan tindakan oposisi. Saat itu, istilahnya dikenal dengan sebutan incidenteel noncooperatie (nonkooperasi insidental). Itulah sebabnya, Thamrin menjadi sasaran pengawasan polisi kolonial sejak awal 1930-an.
Itulah sebabnya, Thamrin menjadi sasaran pengawasan polisi kolonial sejak awal 1930-an.
Pada 1941 Thamrin sudah mencapai posisi wakil ketua Volksraad yang merangkap sebagai ketua Fraksi Nasional. Sejak 1930-an Jepang sudah mulai memperbesar pengaruhnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Jepang pun masuk ke bisnis pers.
Negosiasi sudah dilakukan dengan pers Indonesia sejak 1938 dengan rencana dukungan keuangan untuk 26 harian di Indonesia. Dengan isu Pan Asianisme-lah Jepang memengaruhi orang-orang Indonesia.
Memanfaatkan kesempatan ini, Thamrin pun mengajukan ide pengiriman pemuda Indonesia ke Jepang untuk dilatih sebagai penerbang. Kendati begitu, menurut Bob Hering, tetap ada kekhawatiran di hati Thamrin, Ratulangi, Soekardjo Wirjopranoto, bahwa Jepang akan mengambil alih Indonesia.
Hubungan Thamrin dengan Jepang inilah yang mendorong polisi mengawasi Thamrin. Jika muncul konflik Belanda-Jepang, Thamrin dan kawan-kawan akan segera ditahan. Bob Hering mengutip HJ Levelt dan HJA Vermijs yang menyebut Thamrin, Ratulangi, perlu terus diawasi.
Levelt adalah Wakil Pemerintah untuk Urusan Umum di Volksraad (Regeerings Gemachtide voor Algemeene Zaken, RGAZ) dan Vermijs adalah Wakil Kepala Jawatan Investigasi Umum (Algemeene Recherche Dienst, ARD).
Hubungan Thamrin dengan Jepang inilah yang mendorong polisi mengawasi Thamrin. Jika muncul konflik Belanda-Jepang, Thamrin dan kawan-kawan akan segera ditahan.
Levelt juga menyebut, mulai 10 Mei 1940 Thamrin terlihat sangat berhati-hati dan menutupi kegiatannya. Vermijs menyebut, surat Van der Plas 6 Mei 1940 yang ditujukan kepada Jaksa Agung AS Block tentang kegiatan sejumlah tokoh yang pro-Jepang berdasarkan laporan polisi pada 18 April 1940.
Nota setebal 103 halaman khusus tentang Thamrin, dijadikan dasar oleh AS Block untuk menempatkan Thamrin sebagai tokoh yang ‘’tidak setia dan memengaruhi yang lain untuk mengikutinya”. Bob Hering memberi catatan bahwa laporan Levelt dan Vermijs kepada jaksa agung hanya berdasarkan kabar angin dan laporan berat sebelah dari aparat spion pribumi polisi rahasia.
Ketika Thamrin menjadi tahanan rumah dan polisi kolonial melakukan penyelidikan, Thamrin meninggal pada 11 Januari 1941. Dokter J Kajadoe yang merawatnya menyebut Thamrin meninggal karena penyakit malaria dan lemah jantung.
Maka, dengan dikuburnya Thamrin pada 12 Januari 1941, dikubur pula kasus tuduhan makar Thamrin. Alasannya, orang yang sudah meninggal tidak bisa memberikan pembelaan jika kasus ini dibawa ke pengadilan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Benarkah Hawa Menyebabkan Adam Terusir dari Surga?
Sosok yang mendorong Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi adalah setan
SELENGKAPNYABung Karno: Ambil Apinya, Tinggalkan Abunya
Sumbangan terbesar Bung Karno terhadap Islam di Indonesia adalah memacu orang Islam untuk tidak berpikiran beku.
SELENGKAPNYA