
Kabar Utama
Ratu Elizabeth II, Dikenang dan Dicintai
Raja Charles membina hubungan dekat dengan keluarga penguasa negara-negara Teluk.
LONDON – Ratu Elizabeth II mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis (8/9) waktu setempat dalam usia 96 tahun. Kematian ini mengakhiri pemerintahan selama lebih dari 70 tahun, terlama dalam sejarah Inggris.
Jenazah Ratu Elizabeth akan dibawa kembali ke London dan disemayamkan di Westminster Hall selama sekitar empat hari sebelum pemakamannya. Ratu Elizabeth II merupakan kepala negara tertua dan terlama di dunia.
Dia menduduki takhta pada usia 25 tahun setelah kematian ayahnya, Raja George VI pada 6 Februari 1952. Ia secara resmi dinobatkan sebagai ratu pada Juni tahun berikutnya. Kini, ia telah tiada, sekaligus abadi dalam hati rakyat yang mencintainya, di seluruh negara di bawah Kerajaan Inggris.

“Saya dengan tulus berjanji untuk melayani Anda, karena begitu banyak dari Anda berjanji untuk melayani saya. Sepanjang hidup saya dan dengan sepenuh hati, saya akan berusaha untuk menjadi layak atas kepercayaan Anda,” kata Elizabeth dalam pidato kepada rakyatnya di hari penobatannya yang fenomenal.
Istana Buckingham mengatakan, sang ratu menderita masalah mobilitas episodik sejak akhir tahun lalu. Masalah kesehatan ini memaksanya untuk menarik diri dari hampir semua acara publik. Tugas resmi terakhir Elizabeth berlangsung pada Selasa (6/9), ketika dia bertemu dengan perdana menteri Inggris terpilih Liz Truss di Istana Balmoral.
View this post on Instagram
“Kematian Yang Mulia Ratu adalah kejutan besar bagi bangsa dan dunia. Ratu Elizabeth II memberi kami stabilitas dan kekuatan yang kami butuhkan. Dia adalah semangat Inggris Raya dan semangat itu akan bertahan,” kata Perdana Menteri Inggris Liz Truss di luar kantornya, di Downing Street, Jumat (9/9).
Liz Truss memuji Ratu Elizabeth II sebagai pondasi tempat Inggris modern dibangun. Truss mengatakan, Ratu telah menjadi inspirasi pribadi baginya dan banyak warga Inggris. “Negara kita telah tumbuh dan berkembang di bawah pemerintahannya. Inggris adalah negara besar seperti sekarang ini karena dia,” ujar dia.

Di Kastil Balmoral di Skotlandia tempat Ratu Elizabeth II meninggal dan keluarganya saat ini berkumpul, orang-orang juga datang untuk memberi penghormatan. Ribuan orang juga berkumpul di Istana Buckingham di pusat Kota London yang menjadi kediaman resmi Ratu. Mereka meletakkan bunga di luar pagar hitam yang terkenal itu.
Sebelum pemakaman, akan ada penghormatan senjata di Hyde Park London dan di Tower of London, sedangkan bunyi lonceng di Westminster Abbey dan St Paul. Di Kastil Windsor, Lonceng Sebastopol yang direbut selama Perang Krimea abad ke-19 dan yang hanya dipukul untuk menandai kematian penguasa juga akan dibunyikan.
Ribuan orang berkumpul di luar Istana Buckingham, London, sambil meneteskan air mata dan menyanyikan ‘God Save the Queen’. Pelangi melengkung di atas cakrawala London sesaat sebelum para simpatisan terdiam ketika istana menurunkan bendera Union Jack menjadi setengah tiang, yang menandakan kematian raja.
“Kami tumbuh dengan dia (Ratu Elizabeth II), dan dia selalu berada di sana,” kata seorang konsultan Margaret Parris, sembari terisak.

Suasana di lapangan terbuka di depan Istana Buckingham sangat berbeda tiga bulan lalu. Ketika itu Sang Ratu muncul di balkon dengan sorakan besar dari orang-orang yang bersuka ria menikmati perayaan Platinum Jubilee yang menandai 70 tahun dirinya berkuasa di atas takhta.
Pada Kamis (8/9), rasa cemas warga berubah menjadi syok ketika berita kematian ratu diumumkan. Istana memasang pemberitahuan resmi di gerbang luar. Warga London dan turis berkerumun melihat pengumuman itu. Ribuan orang mulai berdatangan, dan beberapa di antaranya membawa bunga. “Rasanya seperti menyaksikan sejarah, jadi kami bergegas ke istana,” kata Nabeel Dockrat, seorang turis dari Afrika Selatan.
Di Istana Buckingham, siswa berusia 22 tahun Adam Wilkinson-Hill tiba dengan seikat bunga lili putih atas nama dirinya dan sekelompok teman-temannya yang tidak bisa berada di ibu kota. Dia sangat terkejut dengan kematian Sang Ratu.

Raja Charles III
Pangeran Charles secara otomatis menggantikan Ratu Elizabeth II sebagai pewaris takhta. Raja Charles III ini merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Kematian ibunya merupakan momen kesedihan besar bagi dirinya dan keluarganya.
“Saya tahu kehilangannya akan sangat dirasakan di seluruh negeri, kerajaan, dan persemakmuran, dan oleh banyak orang di seluruh dunia,” kata sosok berusia 73 tahun itu dalam sebuah pernyataan.
Sejak lahir, Charles Philip Arthur George telah disiapkan untuk menjadi raja. Dia lahir di Istana Buckingham pada 14 November 1948, tepatnya pada tahun ke-12 pemerintahan kakeknya, Raja George VI. Charles berumur empat tahun ketika menjadi pewaris takhta, setelah ibunya menjadi ratu pada 1952.
Dengan segala kontroversinya, Raja Charles III juga memiliki pandangan pribadi terhadap dunia Islam. Keluarga kerajaan Inggris secara konstitusional berkewajiban untuk menjauh dari masalah politik.
Tetapi ketika datang ke wilayah Timur Tengah, bukan rahasia lagi bahwa Charles telah membina hubungan dekat dengan keluarga penguasa negara-negara Teluk selama beberapa dekade.

Sejak pemberontakan Musim Semi Arab 2011, Charles telah mengadakan 95 pertemuan dengan delapan negara Timur Tengah. Namun, menurut buku setebal 300 halaman berjudul Charles At Seventy: Thoughts, Hopes and Dreams yang ditulis Robert Jobson dan diterbitkan pada 2018, Charles diduga memberi tahu para menteri Inggris bahwa dia tidak lagi ingin menggunakan koneksi Teluknya untuk menjual senjata atas nama perusahaan Inggris di Timur Tengah.
Charles juga menyatakan simpati kepada warga Palestina. Dalam perjalanan resmi pertamanya ke Tepi Barat yang diduduki pada Januari 2020, Charles mengungkapkan kesedihannya karena menyaksikan penderitaan dan kesulitan yang dialami oleh penduduk Palestina di bawah penjajahan Israel.
Selama pidatonya dari Bethlehem, Charles mengatakan, “Ini adalah harapan tersayang saya bahwa masa depan akan membawa kebebasan, keadilan, dan kesetaraan bagi semua orang Palestina, memungkinkan Anda untuk berkembang dan makmur.”
Sky News TV pada saat itu mengatakan, pidato tersebut merupakan “pertunjukan dukungan terbesar yang pernah diekspresikan oleh seorang anggota keluarga Kerajaan untuk Palestina”.
Menurut Jobson, Charles percaya bahwa konflik Israel-Palestina adalah alasan mendasar permusuhan dan semua ‘racun yang terpendam’ di seluruh dunia Islam.
Reaksi Dunia Atas Kepergian Ratu Elizabeth II
Jokowi menyebut Ratu Elizabeth II sebagai sosok yang dikagumi.
SELENGKAPNYAAlbania Putus Hubungan dengan Iran
Diplomat Iran membakar dokumen sebelum meninggalkan Albania.
SELENGKAPNYAUNDP: Indeks Pembangunan Manusia Mundur Lima Tahun
Pandemi Covid-19 dan perang Ukraina menurunkan HDI pada 2020 dan 2021.
SELENGKAPNYA