
Internasional
Direktur WHO Pasifik Barat Dinonaktifkan
Ini pertama kalinya seorang direktur regional WHO diberhentikan dari tugas.
JENEWA -- Direktur Utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Pasifik Barat Dr Takeshi Kasai telah dinonaktifkan dari jabatannya tanpa batas waktu. Juru bicara WHO mengkonfirmasi pada Selasa (30/8), Kasai sedang melakukan cuti.
"Direktur Regional untuk Wilayah Pasifik Barat, Dr Takeshi Kasai, sedang cuti," kata seorang pejabat WHO dalam komentar melalui surel tanpa memberikan rincian.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada staf di Pasifik Barat dalam surel pada 26 Agustus bahwa Kasai sedang cuti tanpa menjelaskan lebih lanjut. Tedros mengatakan, Wakil Direktur Jenderal Dr Zsuzsanna Jakab akan tiba di Manila pada Selasa, kehadirannya untuk memastikan kelangsungan WHO di kawasan Pasifik Barat.
Sebanyak dua sumber WHO mengkonfirmasi kepada Reuters, keputusan untuk menonaktifkan dokter dari Jepang itu karena terkait dengan penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap berbagai keluhan staf. Dia telah bekerja di WHO selama lebih dari 15 tahun.

Ini pertama kalinya seorang direktur regional diberhentikan dari tugas. Kasai yang menjadi direktur regional WHO pada Februari 2019 sebelumnya mengakui telah bersikap keras pada staf. Meski begitu, dia menolak tuduhan lainnya yang diajukan kepadanya.
Kantor berita AP melaporkan pada awal Januari, lebih dari 30 staf tak dikenal mengirim pengaduan rahasia kepada pimpinan senior WHO dan anggota Dewan Eksekutif WHO. Mereka menuduh bahwa Kasai telah menciptakan atmosfer beracun di kantor WHO di Pasifik Barat.
Dokumen dan rekaman menunjukkan Kasai membuat pernyataan rasis kepada stafnya dan menyalahkan munculnya Covid-19 di beberapa negara Pasifik sebagai kurangnya kapasitas karena budaya, ras, dan tingkat sosial ekonomi mereka yang lebih rendah. Beberapa staf WHO yang bekerja di bawah Kasai mengatakan, dia membagikan informasi yang sensitif tentang vaksin virus korona untuk membantu Jepang, negara asalnya.
Penonaktifan Kasai sangat kontras dengan keengganan WHO di masa lalu untuk mendisiplinkan pelaku perilaku tidak etis dan terkadang ilegal. Salah satunya pelecehan seksual yang terungkap selama wabah Ebola di Kongo dari 2018-2020.
Lebih dari 80 responden wabah di bawah arahan WHO melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan yang rentan. Penyelidikan AP menemukan manajemen senior WHO diberitahu tentang beberapa klaim eksploitasi pada 2019 tetapi menolak untuk bertindak dan bahkan mempromosikan salah satu manajer yang terlibat. Tidak ada staf senior WHO yang terkait dengan pelecehan tersebut telah dipecat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Irak Bergejolak, Iran Tutup Perbatasan
Kuwait meminta warganya di Irak untuk segera meninggalkan negara itu.
SELENGKAPNYARusia-Cina Siap Latihan Militer Gabungan
Latihan ini bertujuan untuk memamerkan kedekatan pertahanan antara Moskow dan Beijing.
SELENGKAPNYAWHO Siap Terima Usul Nama Baru Cacar Monyet
WHO membuka jalan bagi publik untuk menyarankan nama baru cacar monyet.
SELENGKAPNYA