Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan di SPBU Pertamina Riau, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung, Kamis (25/8/2022). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Tajuk

OPEC dan BBM Subsidi

Sejatinya, dalam pekan ini harga minyak tidak bergolak. Bahkan, cenderung terus menurun.

Gejolak harga minyak dunia diperkirakan masih akan terjadi. Kondisi ini akan menambah ketidakpastian bagi sejumlah negara pengimpor minyak. Tidak terkecuali bagi Indonesia yang selama ini menjadi salah satu negara importir minyak karena produksi di dalam negeri di bawah konsumsi.

Sejatinya, dalam pekan ini harga minyak tidak bergolak. Bahkan, cenderung terus menurun. Harga minyak bahkan tak lagi bertengger di atas 100 dolar AS per barel dalam dua pekan terakhir sampai perdagangan awal pekan ini. Padahal bulan lalu, harga minyak tak mau beranjak dari 100 dolar AS.

Harga minyak dunia yang melandai dan mendekati kisaran 90 dolar AS per barel tersebut menjadi angin segar bagi Pemerintah Indonesia. Sebab, dengan harga minyak yang menurun, rencana pemerintah menaikkan harga bakar minyak (BBM) jenis Pertalite diyakini kisarannya tidak akan terlalu besar.

Hal itu akan membantu pemerintah untuk menekan laju inflasi yang  memukul daya beli masyarakat. Namun, angin segar turunnya harga minyak dunia ternyata hanya berlangsung sampai Senin (22/8). Pada Rabu pagi, harga minyak dunia kembali bergolak.

 
Sejatinya, dalam pekan ini harga minyak tidak bergolak. Bahkan, cenderung terus menurun.
 
 

Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah Arab Saudi menyatakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertimbangkan untuk memangkas produksi, meskipun ada sinyal ekonomi bearish dari para bankir bank sentral dan tekanan dari penurunan ekuitas.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 34 sen dan diperdagangkan di 95,23 dolar AS per barel pada pukul 00.16 GMT. Sementara minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 51 sen di 101,73 dolar AS per barel.

Rencana pemangkasan produksi anggota OPEC, terkait dengan potensi kembalinya minyak produksi Iran ke pasar bilamana negara tersebut mencapai kesepakatan soal nuklir. Iran mengatakan, telah menerima tanggapan dari Amerika Serikat terhadap teks "final" Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan negara-negara besar.

Produksi minyak Iran bila dapat kembali masuk ke pasar, diperkirakan akan membuat pasokan minyak di pasar dunia semakin bertambah. Dengan demikian, kenaikan harga minyak akan bisa ditekan. Sebab, dipangkasnya pasokan dari negara-negara OPEC akan ditutupi dengan produksi minyak Iran di pasar.

 
Produksi minyak Iran bila dapat kembali masuk ke pasar, diperkirakan akan membuat pasokan minyak di pasar dunia semakin bertambah. 
 
 

Masalahnya bisa jadi kesepakatan nuklir Iran tidak tercapai sehingga produksi minyak Iran tidak bisa membanjiri pasar global. Kalau hal ini yang terjadi, peluang kembali meroketnya harga minyak cukup besar karena pasokan di pasar lebih kecil dari permintaan.

Belum lagi, pasar juga masih menunggu langkah yang akan dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed pada Jumat (26/8) waktu setempat. Apakah The Fed tetap akan menaikkan suku bunga secara agresif seperti sebelum-sebelumnya untuk menekan inflasi negara Amerika Serikat di angka 2 persen. Atau The Fed lebih menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunganya saat ini.

Yang pasti, kenaikan harga minyak dunia dalam dua hari terakhir ini, mau tidak mau membuat pemerintah mengalkulasi lebih detail besaran kenaikan harga Pertalite. Dalam kondisi harga minyak yang memiliki kecenderungan turun, pemerintah dapat menaikkan harga Pertalite ataupun solar tidak terlalu tinggi. Dengan kenaikan harga BBM subsidi yang tidak terlalu tinggi, pengaruh terhadap inflasinya pun tidak akan terlalu besar.

Namun, dalam kondisi harga minyak dunia yang masih bergolak dan berpotensi terus naik menjauhi harga patokan 63 dolar AS per barel di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), sepertinya pemerintah pun berpikir dua kali jika kenaikan harga BBM subsidi hanya dalam kisaran yang sangat kecil. Sebab, dengan besaran kenaikan harga BBM subsidi yang minim, potensi jebolnya APBN semakin terbuka lebar. Apalagi, kita sama-sama mengetahui dengan harga Pertalite saat ini Rp 7.650 per liter total subsidi energi yang telah dikeluarkan sampai Agustus, mencapai Rp 502 triliun. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Terlapor Lecehkan Petugas PT KAI Segera Diperiksa

Laporannya bukan tentang pelecehan seksual, tapi melawan petugas.

SELENGKAPNYA

Awal Baru dari Akhir Perang Jawa

Perang Diponegoro menandakan babak baru hubungan kolonial dan Islam Jawa.

SELENGKAPNYA