Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM yang dipasarkan pada Hari Nasional (Harnas) UMKM Bandung 2022 di Cihampelas Walk, J Kota Bandung, Jumat (12/8/2022). Acara memperingati Hari UMKM Nasional tersebut bertujuan sebagai upaya pemulihan ekonomi. | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Halaman 14

Risiko Resesi Indonesia Kecil

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain, bahkan di antara negara G-20.

Oleh Lipsus HUT ke-77 Kemerdekaan RI

OLEH IIT SEPTYANINGSIH, MUHAMMAD NURSYAMSI

Di tengah ketidakpastian global yang tinggi, perekonomian Indonesia tumbuh impresif sebesar 5,44 persen secara tahunan pada kuartal II 2022. Produk domestik bruto (PDB) harga konstan pun jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, yakni sebesar Rp 2.924 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, capaian ini menandakan tren pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat. Airlangga mengeklaim pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik dibandingkan negara lain.

Airlangga menyebutkan, indikatornya dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal terakhir. Pada kuartal IV 2021, perekonomian dalam negeri tumbuh 5,02 persen secara tahunan, pada kuartal I 2022 tumbuh 5,01 persen secara tahunan, lalu pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen. "Kita selama tiga kuartal di atas lima persen. Ini menunjukkan Indonesia relatif lebih baik dari negara lain," kata Airlangga dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Di beberapa negara, Airlangga melanjutkan, justru terancam terperosok ke jurang resesi. Ia mencontohkan, Amerika Serikat (AS) secara teknis telah mengalami resesi karena pertumbuhan ekonominya berturut-turut terkontraksi pada kuartal I 2022 sebesar 1,6 persen dan kuartal II tahun ini sebesar 0,9 persen. Sementera, ekonomi Cina tumbuh rendah 0,4 persen secara tahunan pada kuartal II 2022 atau terkontraksi 4,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Airlangga menegaskan, Indonesia tetap mewaspadai ekonomi negara lain yang masih belum pulih. Diharapkan, kondisi beberapa negara tersebut tidak memengaruhi perekonomian dalam negeri.

Memperhatikan perkembangan ekonomi sampai kuartal II 2022 dan prospek ke depan yang masih kuat, Airlangga menyatakan, pemerintah optimistis target ekonomi Indonesia secara keseluruhan mencapai 5,2 persen dapat tercapai. Demi mencapai target pertumbuhan ekonomi dapat terwujud, pemerintah konsisten menjalankan berbagai strategi dan kebijakan utama guna mendorong akselerasi pemulihan dan meningkatkan resiliensi ekonomi.

Meski optimistis, Airlangga mengatakan, pemerintah tetap mengkhawatirkan kondisi pandemi Covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina yang memperparah disrupsi pasokan pangan dan energi. Ditambah kebijakan berbagai negara yang menerapkan pembatasan ekspor komoditas esensial serta kebijakan zero Covid-19 policy (lockdown) di Cina.

Akibatnya tekanan inflasi semakin tinggi, mendorong berbagai negara merespons melalui pengetatan kebijakan moneter secara agresif sehingga pembiayaan (cost of fund) semakin mahal. Kondisi tersebut meningkatkan risiko stagflasi dan resesi global.

"Meskipun risiko resesi Indonesia kecil, kita tetap perlu waspada dan antisipatif. Prosedur penanganan badai krisis perlu dipersiapkan, baik itu protokol penanganan krisis keuangan, energi, maupun pangan. Intinya kita harus siap dalam keadaan terburuk sekalipun," kata Airlangga. 

Airlangga menyebutkan, potensi resesi Indonesia hanya tiga persen. Menurut dia, tindakan mitigasi perlu dilakukan melalui kombinasi kebijakan moneter yang terukur, fiskal, reformasi struktural, dan disertai oleh komunikasi publik yang efisien dan efektif. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan, roda perekonomian mulai kembali bergerak menuju pemulihan seiring penanganan kondisi pandemi yang makin membaik. Hanya saja, ia mengingatkan, masih terdapat beberapa hal yang harus diwaspadai. 

photo
Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM yang dipasarkan pada Hari Nasional (Harnas) UMKM Bandung 2022 di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Jumat (12/8/2022). Acara yang digelar dalam rangka memperingati Hari UMKM Nasional tersebut menampilkan berbagai produk umkm fesyen, kuliner, kerajinan dan tekstil. Harnas UMKM 2022 tersebut bertujuan sebagai upaya pemulihan ekonomi serta bentuk promosi untuk mendukung peningkatan produk dalam negeri. - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Hal tersebut berasal dari faktor eksternal atau dari luar negeri. Ia menyatakan, beberapa negara dengan perekonomian yang berpengaruh di dunia akan memengaruhi ekonomi Tanah Air. “Spill over dari negara-negara advance dari ekonomi maupun aturan yang diadopsi mereka,” kata Sri.

Sri mengingatkan agar tidak menyepelekan perubahan iklim serta digital technology. Sebagai suatu negara yang terbuka, Indonesia harus perhatian dengan dinamika yang terjadi secara global yang memberikan dampak. 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis Indonesia masih akan menjadi negara tujuan investasi dunia pada 2023. "Kalau ditanya apa masih optimistis Indonesia ke depan jadi salah satu negara tujuan investasi? Sangat optimistis,” kata Bahlil.

Menurut Bahlil, keyakinan tersebut karena fondasi ekonomi Indonesia yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen pada kuartal II 2022 dengan tingkat inflasi yang terjaga pada 4,35 persen pada Juni 2022 di tengah ketidakpastian global yang mendera dunia.

Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan fondasi makro ekonomi terbaik di dunia. Terlebih, jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G-20 lainnya. "Agar tetap pertumbuhan kita di atas lima persen, instrumen ini adalah investasi. Jadi, saya yakinkan investasi ke depan akan di atas Rp 1.200 triliun," kata Bahlil.

Bahlil masih optimistis target realisasi investasi pada 2022 akan bisa mencapai target sebesar Rp 1.200 triliun. Hal ini mengingat hingga kuartal II 2022, realisasi investasi telah mencapai Rp 584,6 triliun atau mencapai 58,4 persen dari target yang ada.

BUMN motor perekonomian

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, sudah seyogianya perusahaan pelat merah menjadi motor penggerak perekonomian. Termasuk, mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Tanah Air. "Terlebih, pada masa sulit akibat pandemi Covid-19 dan ketidakpastian perekonomian dunia yang terjadi saat ini," kata Erick.

 Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44 persen pada kuartal II 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka pertumbuhan ini, tergolong sangat baik secara global dan menepis survei Bloomberg pada Juli lalu, yang memasukkan Indonesia sebagai salah satu dari 15 negara yang terancam resesi pada 2022. 

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) melihat produk baju saat menghadiri Program Livin Pasar Mandiri di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (11/8/2022). - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.)

Selama masa pandemi, Erick melanjutkan, BUMN tetap menjalankan proyek-proyek pembangunan yang menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19. Beberapa di antaranya peningkatan kilang minyak atau refinery development master plan (RDMP) Balikpapan yang diperkirakan menyerap 19 ribu tenaga kerja dan hilirisasi batu bara atau pemrosesan batu bara berkalori rendah menjadi dimethyl ether (DME) yang diperkirakan menyerap 10 ribu tenaga kerja.

"BUMN memastikan ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di tengah pandemi, antara lain dengan program KUR dan PNM Mekaar yang membantu ekonomi kerakyatan," kata Erick. 

Erick mengatakan, program BUMN juga turut hadir menjadi penggerak ekonomi desa yang akan berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama oleh pengusaha menengah dan pengusaha daerah. Ia mencontohkan, PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN yang memiliki mandat menyediakan bahan bakar minyak (BBM) dan //liquefied petroleum gas// (LPG) ke seluruh pelosok negeri, termasuk di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar), telah melaksanakan dua program. 

"Proyek dan program BUMN yang hadir di tengah pandemi mempunyai dampak positif dalam menjaga daya beli dan meningkatkan aktivitas belanja masyarakat. Hasilnya konsumsi rumah tangga terus meningkat dari -5,52 persen secara tahunan pada semester I 2020 menjadi 5,51 persen secara tahunan pada semester I 2022," kata Erick. N ed: citra listya rini 

 

photo
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 - (BPS)

Dunia Usaha Optimistis Ekonomi Tumbuh

Dunia usaha mulai optimistis melihat perekonomian nasional. Hal ini mengingat sejumlah sektor industri mulai bangkit dan perlahan membaik. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan, optimisme dalam melihat prospek perkembangan Indonesia dilihat dari upaya negara ini berhasil melewati titik kritis pandemi Covid-19. 

Dilihat pula dari pertumbuhan ekonomi, Indonesia masih berada dalam zona positif pada kuartal I 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,01 persen secara tahunan di tengah krisis ekonomi global yang sedang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. BPS pun sudah mengumumkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I 2022 mencapai 5,44 persen.

Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan membaik di kisaran 5 persen. Dengan tingkat inflasi 4,5 persen, nilai bursa Indonesia juga diyakini membaik dibanding negara lain, yakni menempati posisi kedua best performance, pertumbuhannya sebesar 4,4 persen yang meningkatkan rasa percaya pasar terhadap Indonesia. 

photo
Pengunjung melihat sejumlah produk UMKM yang dipasarkan pada Hari Nasional (Harnas) UMKM Bandung 2022 di Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Jumat (12/8/2022). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Hingga semester pertama 2022, surplus perdagangan Indonesia mencapai 25 miliar dolar AS. Angka itu meningkat 110 persen dibandingkan periode sama pada 2021. Arsjad pun optimistis terhadap hubungan antara Indonesia dan negara-negara tetangga semakin baik, saling menguatkan perekonomian satu sama lain demi terwujudnya pemulihan perekonomian global yang inklusif. 

Saat ini Kadin, Asosiasi Pengusaha Indonesia  (Apindo), serta 125 asosiasi lainnya sedang fokus membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekspor produk dalam negeri, agar ke depannya Indonesia dapat mengurangi impor dari produk luar negeri dan fokus terhadap produk dalam negeri. 

Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Publik Kadin Suryadi Sasmita menambahkan, Indonesia kini berada di fundamental ekonomi yang kokoh. Kegiatan ritel dan pariwisata sudah menuju posisi normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

Menurut Suryadi, dari segi pendapatan negara, pajak Indonesia pada 2021 menyentuh angka di atas 100 persen. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi sangat bagus dibandingkan negara lain.

Senada dengan yang dikatakan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dalam memajukan bisnis dan investasi Indonesia dinilai memerlukan optimisme dan rasa percaya tinggi. “Saat ini yang kita perlukan adalah konsentrasi dan fokus kepada ekonomi kerakyatan dan bagaimana kita membantu UMKM karena UMKM termasuk salah satu unit usaha yang paling terdampak pandemi Covid-19 pada dua tahun terakhir,” kata Suryadi.

Suryadi menyampaikan, Kadin Indonesia optimistis Indonesia mampu bertahan di tengah tantangan global. Ia mengimbau kepada para pengusaha agar tetap melakukan ekspansi dan berusaha dalam mempertahankan perkembangan ekonomi Indonesia yang telah beranjak baik ini. 

Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Mohammad Faisal menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44 persen pada kuartal II 2022 itu di atas perkiraan. Menurut dia, ada dua faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut.

Pertama, cepatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, pada kuartal kedua ini tumbuh hingga 5,5 persen. "Artinya, ketika mobilitas sudah jauh lebih lancar dibandingkan kondisi pandemi, ini berdampak pada konsumsi yang luar biasa walaupun masih ada sebagian dari sektor ritel yang belum pulih sepenuhnya," kata Faisal kepada Republika.

photo
Indeks Harga Konsumen per Juli 2022 - (BPS)

Faisal mengatakan, pendorong kedua pertumbuhan ekonomi, yaitu faktor eksternal. Faktor ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan dalam negeri, yakni tingginya harga komoditas andalan nasional.  

Ke depannya, menurut Faisal, perlu diperhatikan adanya dorongan inflasi yang masih besar. Hal tersebut dikhawatirkan bisa menahan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menyumbang sangat besar pada kuartal kedua.

Faisal menambahkan, ancaman masalah geopolitik baru, yaitu konflik antara Cina dan Taiwan harus pula diperhatikan. "Kalau memanas terus dan berlarut-larut akan semakin menekan perekonomian global," kata Faisal.

Faisal mengatakan, dampak konflik itu terhadap pertumbuhan ekonomi domestik berpotensi lebih besar. Alasannya, sumber konflik lebih dekat secara geografis sehingga lebih berpengaruh dibandingkan konflik Rusia dengan Ukraina.

Walau demikian, CORE memprediksi perekonomian akan tumbuh sekitar 4,5 persen sampai 5 persen sepanjang 2022. Prediksi tersebut lebih rendah dari target pemerintah yang sebesar 5,2 persen.

Pengamat ekonomi Piter Abdullah melihat pertumbuhan impresif ekonomi Indonesia disebabkan membaiknya mobilitas masyarakat dan tingginya harga komoditas. "Terlepas adanya good luck karena kenaikan harga komoditas, tetapi perekonomian Indonesia yang bertahan di tengah pandemi sehingga mampu pulih cepat ketika pandemi mereda tidak bisa dimungkiri adalah disebabkan oleh tepatnya kebijakan yang diambil selama masa pandemi," kata Piter.

Menurut Piter, hal tersebut tak lepas dari kinerja yang baik dari pemerintah dan lembaga otoritas lainnya, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemerintah yang berkinerja baik dalam hal ini selain Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Keuangan, juga kementerian yang membawahi sektor kesehatan dan investasi.

Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin memandang torehan tersebut sebuah prestasi yang menggembirakan. “Ini sungguh prestasi yang menggembirakan. Karena pertumbuhan ekonomi  kita terus menguat dibandingkan negara lain dan tetap menunjukkan resiliensi di tengah ketidakpastian global, baik yang dipicu akibat ketegangan geopolitik, tren kenaikan inflasi, hingga ancaman kelangkaan pangan dan energi,” kata Puteri.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kejar Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah memungkinkan menambah anggaran bansos PKH.

SELENGKAPNYA

Waspada, Krisis Pangan di Depan Mata

Produktivitas pangan berbanding lurus dengan kesejahteraan petani dan peternak.

SELENGKAPNYA

Kejar Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Pemerintah memungkinkan menambah anggaran bansos PKH.

SELENGKAPNYA