Ekonomi
06 Aug 2022, 05:30 WIBPersiapan Uji Coba Kereta Cepat Dikebut
Erick Thohir memastikan, pembangunan KCJB tidak bisa ditunda karena biayanya akan makin mahal.
JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mendorong kelancaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) jelang uji coba pada November 2022. Saat ini, rangkaian electric multiple unit (EMU) atau kereta untuk proyek tersebut mulai dikirim dari Cina ke Indonesia.
“Ditargetkan pada November 2022 mendatang atau bertepatan dengan penyelenggaraan KTT G-20, KCJB sudah menjalani tes dinamis,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melalui pernyataan tertulis, Jumat (5/8).
Proyek tersebut merupakan wujud persahabatan Indonesia-Cina yang selalu dibahas dalam pertemuan kedua negara. Untuk itu, Budi meminta semua pihak mendukung proyek KCJB agar dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
KCJB mengadopsi teknologi tinggi yaitu grade of automation (GoA) level 1. KCJB juga memiliki desain yang ramping sehingga dapat mendukung akselerasi atau kecepatan dari kereta tersebut yang bisa mencapai 350 kilometer per jam.
Tahukah #KawulaModa tentang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung? Dengan headway 20-30 menit, kereta cepat akan hadir dengan banyak pilihan waktu perjalanan sehingga waktu tempuh Jakarta-Bandung akan ditempuh hanya dalam waktu 36 hingga 44 menit.#PenghubungIndonesia pic.twitter.com/oXq7C5HyxW — Kemenhub RI (kemenhub151) October 12, 2020
Nantinya, kata dia, KCJB akan melayani 68 perjalanan setiap harinya dan berhenti di lima stasiun. “Waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya membutuhkan 36-45 menit. Sebelumnya, membutuhkan kurang lebih 2,5 jam untuk sampai tujuan,” ujar Budi.
KCJB merupakan transportasi massal yang ramah lingkungan, memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang baik, serta efisiensi waktu. Dia berharap kehadiran KCJB nantinya dapat semakin meningkatkan minat masyarakat untuk lebih memilih menggunakan transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi.
“Untuk itu, saya mengimbau kecepatan waktu konstruksi dan integrasi sistem dapat dipercepat agar manfaat yang sudah ditunggu masyarakat pengguna kereta api dapat segera bisa dirasakan,” ujar Budi.
Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pengiriman EMU dan comprehensive inspection train (CIT) tersebut merupakan pengiriman perdana dari Cina ke luar negeri. Sebanyak 11 rangkaian kereta yang diproduksi oleh CRRC Sifang di Qingdao, Shandong, Cina ini telah selesai diproduksi pada awal April 2022.
Dwiyana memastikan, EMU dan CIT yang dikirimkan ke Tanah Air telah menyelesaikan uji statis dan dinamis di tempat produksinya. “Hingga saat ini, progres pengerjaan proyek KCIC telah mencapai 85 persen dan masih menyisakan beberapa pekerjaan terowongan, pre-loading, track laying, dan penyelesaian stasiun," kata Dwiyana.
InsyaAllah, dengan aktifnya kembali Stasiun KAI121 Garut dapat membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar dan meningkatkan ekonomi daerah. Saya percaya, logistik dan perhubungan menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi nasional. Bismillah. pic.twitter.com/FLia5CRlfg — Erick Thohir (erickthohir) March 24, 2022
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan, pembangunan KCJB tidak bisa ditunda karena biayanya akan makin mahal. Oleh karena itu, kendala pembengkakan biaya yang dihadapi saat ini harus segera dicarikan solusinya.
"Kalau kereta cepat ini terus-terus ditunda, harga pembangunannya tahun depan lebih mahal lagi. Artinya, harus segera diselesaikan," kata Erick.
Erick menjelaskan, struktur pembiayaan KCJB terdiri atas 75 persen pinjaman dan 25 persen berupa ekuitas. Ekuitas ini berasal dari konsorsium BUMN Indonesia dan Cina.
PT KAI (Persero) yang merupakan bagian konsorsium BUMN Indonesia telah mendapat restu untuk menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 4,1 triliun. PMN ini akan digunakan untuk menyelesaikan proyek kereta tersebut.
View this post on Instagram
Setoran Dividen BUMN Rp 35,5 Triliun
BUMN berkontribusi sebesar Rp 3.295 triliun ke negara dalam 10 tahun terakhir.
SELENGKAPNYATransaksi Online Kemudian Dibatalkan
Transaksi kedua belah pihak itu tidak didasarkan oleh tawar-menawar harga dan barang.
SELENGKAPNYACina Tembakkan Rudal di Selat Taiwan
Taiwan sejauh ini memilih menahan diri dan tidak menginginkan adanya eskalasi.
SELENGKAPNYA
Rahayu Subekti
Reporter
Ahmad Fikri Noor
Redaktur
Muhammad Nursyamsyi
Reporter
Mansyur Faqih
Wartawan