
Kisah Dalam Negeri
Dari Diajak Teman Hingga Kecanduan
Pengguna diiming-imingi permainan gim judi daring membuat lebih mudah mendapatkan uang.
OLEH WILDA FIZRIYANI, FEBRIAN FACHRI
Fenomena perjudian berkedok permainan online kian masif di tengah masyarakat. Ironisnya, sasarannya bukan lagi orang dewasa, melainkan pelajar sekolah. Mereka bisa bebas mengakses situs maupun aplikasi tersebut via ponsel.
Pelajar SMK swasta di Tangerang Selatan, Banten, Rendi (nama samaran), mengaku telah kecanduan mengikuti game judi daring (online). Pria berusia 18 tahun tersebut mengaku tak mudah untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.
Bahkan, dia mengibaratkan kebiasaan itu seperti kecanduan merokok. Kini, ia sedang berusaha berhenti dari kebiasaan buruknya itu. “Mencari kesibukan, membantu orang tua atau belajar,” kata Rendi kepada Republika, Senin (1/8).
Rendi mulai terlibat dengan game judi daring sejak masa awal pandemi Covid-19. Saat itu, dia diajak temannya untuk mencoba deposit sekitar Rp 50 ribu. Dia pun akhirnya berhasil memenangkan Rp 100 ribu hingga membuatnya ketagihan, sampai sekarang.
Rendi biasanya bermain judi daring melalui situs slot88, cq9, dan lain-lain. Bisa juga dalam bentuk aplikasi. Jika ada uang, dia bisa bermain sekitar dua sampai tiga kali dalam sepekan. Uang itu diperoleh dari orang tuanya yang disimpan secara bertahap.
Kebiasaan Rendi itu sudah diketahui oleh teman-teman dekatnya. Namun, untuk orang tua, Rendi menyebut mereka belum mengetahuinya. Rendi berusaha agar orang tua tidak mengetahui kebiasaannya itu agar tak dimarahi sehingga tetap mendapatkan uang jajan.
Meskipun salah, Rendi menilai permainan gim judi daring membuatnya lebih mudah mendapatkan uang. Terlebih, dia pernah mendapatkan keuntungan hingga Rp 1 juta dari modal awal sekitar Rp 50 ribu.
Meskipun salah, Rendi menilai permainan gim judi daring membuatnya lebih mudah mendapatkan uang. Terlebih, dia pernah mendapatkan keuntungan hingga Rp 1 juta dari modal awal sekitar Rp 50 ribu.
Di sisi lain, dia juga pernah merugi sebesar Rp 750 ribu. Sekolahnya pun terganggu. “Berpengaruh, kadang kalau lagi belajar suka kepikiran untuk deposit,” ujar dia.
Jeni, salah satu pemain game online Higgs Domino Island asal Kecamatan Sungayang, Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar), mengaku sudah bermain hampir setahun lebih. Bila dihitung-hitung, ia sudah menghabiskan uang lebih dari Rp 4 juta untuk membeli chip. “Di awal-awal bermain ini sangat mudah untuk memenangkannya sehingga menjadi candu,” kata Jeni.
Jeni merupakan seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta di Tanah Datar. Dalam satu bulan, ia bisa menghabiskan uang untuk membeli chip ini ratusan ribu rupiah. Pola permainan Higgs Domino Island sama saja dengan sistem judi bandar.
Pemain pada akhirnya tetap saja kalah, yang menang adalah bandar. Ia kini mulai berhenti memainkannya karena merasa sudah tidak mendapatkan faedah, hanya menghabiskan waktu dan uang.
Permainan itu tidak hanya digemari di kalangan anak-anak muda dan remaja. Di Kota Bukittinggi, Sumbar, banyak kalangan dewasa hingga lansia ikut bermain. “Lumayan, modal-modal Rp 60 ribu, kalau menang bisa dapat ratusan ribu. Tapi, itu dulu di awal-awal game ini populer,” ucap Anto (56), seorang pedagang kaki lima di Bukittinggi.
Anto mengatakan, kebutuhan akan chip permainan tersebut sangat tinggi. Bila ia mengantongi chip sebanyak 10 B, itu bisa laku hanya dalam waktu lima menit. Ia cukup menawarkan ke pemain-pemain game tersebut di sekitarnya. Namun, kini Anto merasa game itu sudah tidak adil. Pemain lebih banyak kalah dan menghabiskan banyak modal daripada menang.
Kalau sedang emosi, kita kadang tanpa berpikir membelinya ratusan ribu dan ujung-ujungnya kalah juga.
Anto sendiri mengaku pernah menggunakan uang yang harusnya menjadi modal dagangannya untuk membeli chip. Kecanduan terhadap game tersebut bisa lebih berbahaya bila sudah mencampuradukkannya dengan emosi. “Kalau sedang emosi, kita kadang tanpa berpikir membelinya ratusan ribu dan ujung-ujungnya kalah juga,” kata Anto.
Mencari solusi untuk buah hati yang sudah keracunan game daring bukan persoalan mudah bagi Dian Ade (45), warga Kecandran, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Ia mengaku sempat dibuat pusing saat putranya yang baru lulus sekolah dasar (SD) lebih banyak mengisi hari-harinya dengan gawai hanya untuk bermain game.
“Berbagai cara sudah saya lakukan demi bisa mengendalikan anak saya dapat berhenti ngegame untuk beberapa saat, tapi semuanya tidak pernah membuahkan hasil,” ujar dia.
Sebab, ungkapnya, belakangan tidak hanya semangat dan fokus belajar sang anak yang akhirnya harus menjadi tumbal, isi kocek pun lebih banyak terbuang demi sebuah kegemaran untuk bermain game daring. Internet berlangganan di rumahnya pun menjadi lebih boros hingga beberapa kali lipat, bahkan tagihan rata-rata menembus Rp 600 ribu per bulan. Belum lagi rupiah yang harus dikeluarkan untuk membeli paket kuota game yang jika dihitung per bulan bisa membeli hingga belasan kali.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengatakan, anak yang terpapar perilaku negatif, termasuk perjudian, dapat memberikan dampak psikis bagi mereka. Di samping itu, anak tersebut berpotensi menjadi anak yang akan berhadapan dengan hukum. “Apalagi, taruhan judi yang dipakai oleh anak merupakan uang pemberian orang tua yang disalahgunakan peruntukannya untuk kebutuhan perjudian,” kata Jasra.
Dia menjelaskan, jika seorang anak terpapar perilaku perjudian maka akan berdampak secara jangka pendek dan panjang bagi tumbuh kembang anak. Dalam diri anak dapat muncul perilaku kecanduan dan perilaku negatif lainnya, bahkan anak bisa berlaku tidak jujur kepada orang tua dan sekolah. Sebab, kata dia, perjudian memiliki nilai-nilai buruk yang dapat memengaruhi anak.
Psikolog anak Alzena Masykouri mengatakan, aktivitas judi memiliki sifat dasar yang menggugah rasa penasaran seseorang. Hal itu menjadi penting untuk diperhatikan, terutama pada anak dan remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan cenderung mencoba-coba untuk memuaskan rasa ingin tahu tersebut.
“Aktivitas judi memiliki sifat dasar yang menggugah rasa penasaran seseorang. Akan jadi masalah ketika seseorang tidak sanggup untuk mengendalikan dirinya dan akhirnya kecanduan,” ujar Alzena.
Judi yang melibatkan uang akan dapat menambah masalah apabila dilakukan oleh anak dan remaja. Sebab, anak dan remaja pada umumnya belum memiliki penghasilannya sendiri.
Judi yang melibatkan uang akan dapat menambah masalah apabila dilakukan oleh anak dan remaja. Sebab, anak dan remaja pada umumnya belum memiliki penghasilannya sendiri. Menurut dia, akan sangat terbuka kemungkinan anak dan remaja menggunakan cara-cara yang tidak tepat untuk mendapatkan uang apabila ikut bermain judi.
“Selain itu, karena penasarannya, fokus anak-remaja juga teralih dari aktivitas produktif yang seharusnya ia lakukan,” kata dia.
Aktivitas judi yang makin dekat dengan anak dan remaja, yakni lewat gawai di tangan mereka, menjadi penting untuk diperhatikan. Orang tua berperan penting untuk mengawasi tindak tanduk anak dan remaja dalam menggunakan gawainya agar tidak terjerumus ke dalam dunia perjudian.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Blokir Paypal Dibuka Sementara
Pemerintah dan pihak Paypal diharapkan bisa berkomunikasi untuk mencari solusi.
SELENGKAPNYAMasjid Bisa Tumbuhkan Kesadaran Lingkungan
Peran institusi keagamaan penting dalam mengembangkan wawasan dan perilaku ramah lingkungan.
SELENGKAPNYA