Foto mikroskopiklansiran Central Disease Control (CDC) Amerika Serikat yang menunjukkna virion cacar monyet. | Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via

Tajuk

Waspada Ancaman Duo Virus

Cacar monyet banyak dialami pria yang berhubungan seksual dengan pria atau homoseksual.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet (monkeypox) masuk status kedaruratan global atau public health emergency of international concern (PHEIC). Status yang ditetapkan per 23 Juli 2022 ini setelah dua kali pertemuan Komite Darurat WHO.

Tentu tak sembarangan WHO menetapkan status penyebaran cacar monyet ini. Keadaan luar biasa dengan ancaman pada kesehatan masyarakat di suatu negara sehingga status tersebut dirilis WHO. Tak hanya itu, cacar monyet berimplikasi pada penularan antarnegara.

Status kedaruratan global ini mengharuskan komunikasi antarnegara efektif dalam pencegahan dini penyebaran cacar monyet.

Kendati cacar monyet dikenal sejak 1958 saat menjadi endemi di Afrika, tingkat penyebarannya yang kini mondial tentu mengkhawatirkan. Apalagi, pandemi Covid-19 belum hilang. Duo ancaman virus yang sama-sama memiliki tingkat penularan tinggi.

 
Status kedaruratan global ini mengharuskan komunikasi antarnegara efektif dalam pencegahan dini penyebaran cacar monyet.
 
 

Jumlah pasien cacar monyet dilaporkan berlipat ganda setiap dua pekan. Cara penularan demikian memunculkan prediksi, hanya dalam beberapa bulan cacar monyet akan menulari lebih banyak warga bumi. WHO memprediksi, ada 27 ribu kasus di 88 negara per 2 Agustus 2022.

Jumlah ini melompat dari 17.800 kasus di hampir 70 negara, beberapa pekan terakhir. Organisasi kesehatan seksual di Inggris belum lama berselang memperkirakan, kasus cacar monyet dapat menjadi 125 ribu orang.

Kekhawatiran ini menemukan relevansinya mengingat cacar monyet hanya berstatus endemi di wilayah Afrika selama beberapa dekade terakhir. Namun, per Mei 2022, kasus cacar monyet banyak dilaporkan di negara-negara berstatus bukan endemi.

Dalam beberapa kasus cacar monyet saat ini, pasien punya riwayat perjalanan ke Eropa dan Amerika, bukan hanya yang melancong ke Afrika Barat dan Afrika Tengah, wilayah endemi cacar monyet sejak lama.

Bahkan, bisa jadi ini kali pertama kluster cacar monyet terjadi bersamaan di negara endemi dan nonendemi. Menjadi tanda tanya, apakah penyebaran cacar monyet yang tak terdeteksi ataukah tingkat penularannya yang sangat masif?

 
Dalam beberapa kasus cacar monyet saat ini, pasien punya riwayat perjalanan ke Eropa dan Amerika, bukan hanya yang melancong ke Afrika Barat dan Afrika Tengah, wilayah endemi cacar monyet sejak lama.
 
 

Cacar monyet biasanya bergejala ringan hingga sedang, seperti demam, efek kelelahan, dan lesi kulit khas yang menyakitkan. Di sejumlah kasus, pasien bisa sembuh dalam beberapa pekan kemudian. Tingkat kematian pasien juga dilaporkan minimalis secara global.

Namun, sejumlah ilmuwan mengatakan, penularan yang berkelanjutan memungkinkan mutasi virus sehingga kebal terhadap obat atau vaksin dan penyebaran antarmanusia makin mudah.

Di Afrika, cacar monyet banyak dialami pria yang berhubungan seksual dengan pria atau homoseksual. Kasus serupa dialami negara lain. Menteri Kesehatan Prancis melaporkan, dari 1.700 kasus, mayoritas pasien cacar monyet berperilaku homoseksual.

Kendati begitu, seseorang pun bisa terinfeksi melalui kontak dengan lepuh pasien. Penularan yang cepat dan masif harus diwaspadai termasuk oleh Indonesia. Apalagi, sejumlah negara ASEAN telah melaporkan kasusnya, seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Kamboja.

 
Di Afrika, cacar monyet banyak dialami pria yang berhubungan seksual dengan pria atau homoseksual. Kasus serupa dialami negara lain.
 
 

Berkaca dari Covid-19 pada awal 2020, tak bisa kasus cacar monyet ini diabaikan. Setidaknya, dengan menyosialisasikan gejala dan cara penularannya. Deteksi dini digencarkan sebagaimana kasus Covid-19 dengan pelacakan kontak.

Penularan cacar monyet mesti dimitigasi dengan koordinasi lintas sektor. Tak kalah penting, menyediakan sarana dan prasarana agar pasien tertangani dengan baik. Gejala ringan jika tak ditangani sempurna bisa meningkatkan risiko kematian.

Isolasi dan karantina bagi yang bergejala ringan sebagaimana pasien Covid-19, bisa ditiru. Ikhtiar ini semoga bisa meminimalisasi potensi penularan cacar monyet ke masyarakat Indonesia. Cukup sudah pandemi Covid-19 jadi pembelajaran kita semua. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sakit Pernapasan Jadi Keluhan Utama Jamaah di Madinah

Banyak jamaah haji gelombang II yang kini berada di Madinah mengeluhkan sakit pernapasan.

SELENGKAPNYA