Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) didampingi Dirut PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono (kanan) saat meninjau Project Launching Terminal LNG Bali Maritime Tourism Hub di Pelabuhan Benoa, Bali, Selasa (29/3/2022). Menteri BUMN mengatakan relokasi | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Ekonomi

Pelindo Optimalkan PMN Rp 1,2 Triliun

Pengembangan Pusat Wisata Kemaritiman Bali menelan dana investasi sebesar Rp 5,3 triliun.

JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo terus mengoptimalkan bantuan negara yang didapat melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,2 triliun. Pelindo berencana memanfaatkan PMN tersebut untuk mendukung pembangunan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau Pusat Wisata Kemaritiman Bali. 

Grup Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan, dalam mendukung pembangunan BMTH, PMN yang diterima Pelindo digunakan untuk pengerukan alur dan kolam pelabuhan. “Hal itu terlihat dari progres update pengerukan alur dan kolam di area BMTH tahap 2 pada paket A dan B yang mencapai 13,2 persen dan 30,8 persen,” kata Ali di Jakarta, Selasa (12/7). 

Ali menjelaskan, Pelindo tidak hanya melakukan percepatan pembangunan di sisi darat. Ia memastikan, Pelindo juga berfokus pada pembangunan fasilitas di sisi laut, khususnya kolam dan alur kapal. 

“Hal ini sangat krusial mengingat BMTH diproyeksikan untuk mampu melayani kapal-kapal cruise dengan panjang hingga 350 meter dan mampu mengangkut total penumpang hingga 6.000 orang sehingga memberikan dampak ekonomi yang signifikan,” kata Ali. 

Ali mengatakan, pengerukan alur dan kolam di area BMTH akan terus dikebut. Hal tersebut dilakukan dengan pembangunan fasilitas di sisi darat Pusat Wisata Kemaritiman Bali. 

photo
Pekerja menyelesaikan pengerjaan kawasan Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (20/9/2021). Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Boy Robyanto menargetkan pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) dijadwalkan sepenuhnya rampung pada pertengahan tahun 2023. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.)

Nantinya, lanjut Ali, alur dan kolam area BMTH akan merata hingga -12 mean low water springs (MLWS) dari sebelumnya -9 MLWS. “Ini harapannya mampu mengakomodasi kunjungan cruise yang lebih besar,” kata Ali. 

Ali menambahkan, dukungan pemerintah dalam pengembangan BMTH yang diwujudkan melalui PMN tersebut diprediksi memberikan dampak ekonomi bagi pemerintah daerah dan pusat. Begitu juga dengan masyarakat secara langsung, mulai dari penerimaan pajak daerah, devisa dari wisatawan asing, hingga pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan Bali dan sekitarnya.

“Dari awal pembangunan BMTH ini diniatkan untuk memberikan semacam multiplier effect guna mendukung pengembangan ekonomi wisata di kawasan Bali sehingga mampu meningkatkan pendapatan warga melalui pengembangan UMKM dan pemerintah,” kata Ali.

Sebelumnya, Pelabuhan Benoa memiliki posisi strategis dalam rute pelayaran cruise dan yacht di Indonesia atau disebut dengan konsep Butterfly Route. Dalam pengembangannya, Benoa Cruise Terminal di Pelabuhan Benoa sebagai bagian utama BMTH diproyeksikan tidak hanya menjadi hub terminal cruise atau tempat sandar kapal pesiar terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.

BMTH juga akan menjadi pusat pariwisata kemaritiman yang dilengkapi dengan marina yacht, yacht club, theme park, sport facility, serta dilengkapi dengan beragam fasilitas yang mendukung industri. Begitu juga dengan aktivitas perekonomian, seperti terminal LNG, liquid cargo storage, wet berth, dry berth, Bali fish market, dan UMKM ritel. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, rencana pengembangan BMTH tidak bisa hanya dilakukan Kementerian BUMN, tapi harus ada kerja sama dengan kementerian lain. Erick mengatakan, pengembangan BMTH menelan dana investasi sebesar Rp 5,3 triliun dengan perincian Rp 4,2 triliun dari arus kas Pelindo III (sebelum merger) dan BUMN lain, serta sisanya berasal dari PMN.

Erick menyampaikan, PMN bukan masuk ke dalam proyek pembangunan. PMN digunakan untuk pengerukan wilayah sekitarnya yang memang secara undang-undang sebagai tugas negara.

Erick optimistis, kehadiran BMTH akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, Erick memberikan prioritas terhadap pemberdayaan pengusaha lokal dan produk lokal. "Kita tidak mau di ring satu ada merek asing, bukan kita antiasing, tapi bagaimana memastikan industri pariwisata, kreatif, makanan, dan minuman yang lokal ini bisa tumbuh," kata Erick. 

photo
Pekerja menyelesaikan pengerjaan kawasan Pelabuhan Benoa, Bali, Senin (20/9/2021). Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Boy Robyanto menargetkan pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) dijadwalkan sepenuhnya rampung pada pertengahan tahun 2023. - (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.)

Kargo Belawan

Erick menyebutkan, fakta saat ini, 95 persen kargo asal pelabuhan Belawan tidak langsung menuju negara tujuan, tapi harus melalui Pelabuhan Singapura dan Malaysia. Tidak hanya pelabuhan Belawan, sebagian besar pelabuhan di Sumatra hanya sebagai feeder.

Hal ini, menurut Erick, menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Erick mengatakan, dominasi Malaysia dan Singapura itu terus berlanjut sampai hari ini. Erick menyebut, sekitar 51 persen peti kemas yang bongkar muat di Belawan menuju atau berasal dari Malaysia dan sisanya 44 persen ke Singapura serta Thailand sebanyak lima persen dari Januari hingga Mei 2022.

"Kami di Kementerian BUMN sedang berikhtiar untuk menjadikan Belawan sebagai pelabuhan ekspor yang melayani direct call (pelayaran langsung)," kata Erick.

Erick menyampaikan pelayaran langsung kapal peti kemas dari Indonesia ke Los Angeles, misalnya, hanya perlu 23 hari. Sebaliknya, dengan transshipment, rute yang sama perlu waktu 31 hari, plus tambahan ongkos 20 persen hingga 30 persen lebih mahal.

Menurut Erick, pengembangan Belawan bisa dimulai dengan mendatangkan kapal-kapal kontainer berukuran besar ke Belawan. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Belawan agar memadai untuk pengangkutan pelayaran langsung ke negara tujuan.

Selain itu, lanjut Erick, volume muatan peti kemas juga harus ditumbuhkan. Caranya, dengan menjadikan Belawan sebagai gateway bagi pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitarnya. Muatan kargo yang tersebar di pelabuhan-pelabuhan kecil di Sumatra dapat dibawa ke Belawan untuk kemudian bersama-sama diangkut ke negara tujuan.

"Pelindo mencatat, dari 550.871 TEUs peti kemas yang bongkar muat di Belawan pada 2021, sebanyak 59 persen berasal/menuju pelabuhan-pelabuhan di Malaysia. Sisanya, 25 persen menuju Singapura, dan 16 persen lagi ke Thailand, Taiwan, dan beberapa negara lain," kata Erick.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), sambung Erick, mencatat ekspor dari Sumut sejauh ini tersebar ke lebih dari 30 negara. Berdasarkan tonase, pada 2021 ekspor dari daerah ini paling banyak ditujukan ke Cina (16 persen), India (6,7 persen), Jepang (6,2 persen), dan Amerika Serikat (4 persen). Erick menyatakan, porsi Malaysia dan Singapura sebagai negara tujuan akhir ekspor dari Sumut sangatlah kecil, yakni kurang dari dua persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

BPH Migas Tunggu Revisi Perpres Subsidi Energi

BPH Migas juga meningkatkan pengawasan atas penyaluran BBM subsidi.

SELENGKAPNYA

Harga Cabai dan Bawang Terus Naik

Persoalan penawaran dan permintaan yang tak seimbang belum mendapatkan solusi.

SELENGKAPNYA

KAI: Jumlah Penumpang Jarak Jauh Naik

Angkutan barang dalam tiga tahun tetakhir tidak mengalami dampak tekanan yang signifikan.

SELENGKAPNYA