Pedagang cabai melayani pembeli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (4/7/2022). | ANTARA FOTO/Budi Prasetiyo

Ekonomi

Harga Cabai dan Bawang Terus Naik

Persoalan penawaran dan permintaan yang tak seimbang belum mendapatkan solusi.

JAKARTA -- Harga komoditas aneka cabai dan bawang merah di dalam negeri masih terus mengalami kenaikan. Kendati demikian, pemerintah meyakini harga akan mulai memasuki tren penurunan pada akhir bulan ini seiring dengan masuknya musim panen di beberapa daerah sentra produksi.

"Harga diprediksi berangsur turun seiring dengan panen di sentra produksi Jawa Timur. Khususnya, di Kediri dan Blitar yang akan memasuki masa panen pada akhir Juli," kata Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim kepada Republika, Senin (11/7).

Isy mengatakan, rata-rata harga cabai rawit merah hingga Jumat (8/7) naik 20,20 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) menjadi Rp 95.200 per kg. Kenaikan harga cabai juga mulai diikuti oleh varietas lain. Cabai merah keriting tercatat melonjak 41,7 persen (mtm) menjadi Rp 82 ribu per kg, sedangkan cabai merah besar naik 39,62 persen (mtm) menjadi Rp 80.700 per kg. Tak hanya cabai, bawang merah juga terus mengalami kenaikan hingga 39,69 persen (mtm) menjadi Rp 63 ribu per kg.

 

Isy mengatakan, kenaikan harga cabai yang masih terjadi karena berkurangnya pasokan. Ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, serangan hama penyakit antrakosa, hingga pengalihan fungsi lahan ke komoditas lain. Kemendag mencatat, terjadi perubahan pola dan jadwal tanam dari para petani cabai. Hal lain yang mengerek kenaikan harga, yakni akibat mahalnya sarana produksi hingga pestisida di sejumlah wilayah.

Sementara, kenaikan harga bawang merah yang terjadi disinyalir akibat masa panen di sentra produksi, seperti Nganjuk, Demak, dan Probolinggo telah berakhir. Ketiga sentra itu kini memasuki masa tanam. "Pasokan diperkirakan akan kembali normal pada masa panen raya Juli-September," kata dia.

photo
Petani membersihkan hasil panen bawang merah di Desa Salu Dewata, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/5/2022). - (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengatakan, beberapa harga bahan pokok pada momen Idul Adha tahun ini memang mengalami kenaikan harga yang cukup drastis. Lonjakan harga pangan yang masih menjadi sorotan utama bagi para pedagang adalah cabai.

Reynaldi menyebutkan, harga cabai rawit merah bahkan tembus hingga level Rp 120 ribu per kg. Cabai rawit merah merupakan jenis cabai yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen rumah tangga.

"Jadi, masalah cabai-cabaian ini kita masih belum pulih juga. Belum ada penyelesaian yang ditangani secara serius oleh pemerintah," katanya.

photo
Pedagang melayani pembeli bawang merah di pasar tradisional Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (8/6/2022). Menurut pedagang, harga bawang merah melonjak dari Rp 32 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram yang dipicu sedikitnya pasokan dan persediaan bawang merah lokal. - (ANTARA FOTO/Rahmad)

Ia menilai, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah sejauh ini terhadap komoditas cabai maupun bawang sekadar langkah sesaat untuk menenangkan pasar. Namun, persoalan penawaran dan permintaan yang tak seimbang belum kunjung mendapat solusi yang tepat.

Di sisi lain, Ikappi juga menyangsikan keabsahan data pangan yang dimiliki pemerintah. "Apakah pemerintah punya data yang cukup aktual agar bisa menyeimbangkan (kenaikan harga) itu?" ujarnya.

Sementara, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan peninjauan harga dan stok kebutuhan pangan di sejumlah pasar tradisional di Makassar, Sulawesi Selatan. Syahrul mengaku berupaya membandingkan harga sebelum dan setelah perayaan Idul Adha.

 

"Saya ingin mengecek dan mengetahui dinamika produksi dan harga pangan berkaitan inflasi, khususnya komoditas cabai dan bawang," ujar Syahrul.

Ia mengatakan, khusus komoditas cabai dan bawang merah terjadi fluktuasi harga secara serius baik menjelang Idul Adha maupun setelahnya. Bahkan, setelah perayaan hari besar umat Islam itu, harga cabai masih tetap melambung.

Berdasarkan hasil pemantauan, Syahrul mengatakan, harga cabai dijual bervariasi di beberapa pasar tradisional dengan kisaran Rp 80 ribu per kilogram. Bahkan, ada satu pasar tradisional yang sebagian pedagangnya menjual cabai rawit dengan harga Rp 100 ribu per kilogram.

Syahrul mengungkapkan, salah satu faktor tingginya harga tersebut adalah kurangnya pasokan cabai dari daerah penghasil. "Cabai naik lagi mungkin suplai kurang dari daerah dan harga bervariasi ada Rp 80 ribu dan ada juga Rp 100 ribu per kg," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pertamina Naikkan Harga BBM Nonsubsidi

Perusahaan migas pelat merah itu juga menaikkan harga LPG nonsubsidi jenis Bright Gas.

SELENGKAPNYA

Mensyukuri Tasyrik

Pada hari-hari Tasyrik kaum Muslimin tidak diperkenankan untuk melakukan puasa.

SELENGKAPNYA

Indonesia Sabet Dua Gelar dari Malaysia Masters 2022

Chico menjadi pebulu tangkis Papua pertama yang menjadi juara di ajang bulu tangkis internasional.

SELENGKAPNYA