
Laporan Utama
Membiasakan Anak Berzikir
Membangun budaya mencintai zikir harus dimulai dari contoh dan sikap orang tua itu sendiri.
OLEH IMAS DAMAYANTI
Zikir merupakan ibadah yang mengasyikkan, sebab dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun. Ini adalah tradisi warisan para Nabi yang berdampak pada ketenangan anak. Anak perlu dikenalkan tradisi zikir. Bagaimana caranya?
Membangun Motivasi Anak Berzikir
Ibadah zikir selama ini identik sebagai ibadahnya orang-orang tua. Padahal, manfaat zikir sangat universal dan dapat menyentuh setiap lapisan usia, tak terkecuali untuk anak-anak.
Untuk itu, membangun motivasi anak agar mencintai zikir pun harus menjadi kesadaran para orang tua Muslim. Ustazah Nurlaila Thoyib dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menjelaskan, orang tua memang harus mencari cara agar memperkenalkan dan mendekatkan ibadah zikir kepada generasi muda dan anak-anak.
Karena karekteristik anak yang berbeda dengan orang dewasa, menurutnya memperkenalkan sekaligus mengajak anak berzikir dapat dibangun dengan cara yang inovatif dan menarik. Misalnya, kata dia, dengan mengemas zikir secara menyenangkan berupa lagu-lagu shalawat.
View this post on Instagram
"Salah satu cara agar zikir itu bisa disukai oleh anak adalah dengan kita buat nada-nada, bisa shalawat, bisa apa pun, yang kira-kira dekat dengan dunianya anak-anak," kata Ustazah Nurlaila saat dihubungi Republika, Rabu (15/6).
Tak hanya itu, Ustazah Nurlaila menambahkan, membangun budaya mencintai zikir pun harus dimulai dari contoh dan sikap orang tua itu sendiri. Menurut dia, orang tua merupakan teladan paling pertama dan paling dekat terhadap anak sehingga apabila seorang anak terbiasa melihat orang tuanya menggemari zikir, budaya mencintai zikir pun akan terbangun.
Intensitas dalam memperkenalkan zikir dinilai dapat dilakukan oleh orang tua terhadap anak dalam momentum apa pun. Sebab zikir sejatinya merupakan ibadah yang paling mudah dilakukan dalam kondisi apa pun. Namun, dia menyarankan, salah satu waktu yang cukup optimal untuk memperkenalkan zikir terhadap anak adalah seusai shalat berjamaah.
"Baiknya keluarga itu shalat berjamaah. Nah, setelah melaksanakan shalat berjamaah, dibiasakan berzikir," kata dia.

Menurut dia, membiasakan anak sedari dini untuk berzikir dan mengingat asma Allah adalah sebuah pola asuh dan didik yang baik. Gunanya untuk memperkuat akidah serta keimanan sang anak dengan fondasi yang kokoh terhadap Islam.
Zikir pada hakikatnya adalah menyebut dan mengingat asma Allah SWT. Ibadah ini memang mudah dilakukan dan ditemui dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari shalat, mendengarkan azan, membaca doa, hingga saat belajar dan membaca Alquran.
Ketua Lembaga Bahsul Masail PBNU KH Mahbub Maafi menjelaskan, zikir memiliki banyak manfaat. Salah satu momentum yang tepat dalam memperkenalkan zikir kepada anak adalah saat mereka berada di dalam kandungan atau rahim ibu.
"Biasanya itu bagus sekali kalau orang tua. Apalagi kalau bapaknya membacakan shalawat di depan perut si ibu yang mengandung," kata Kiai Mahbub.

Menurut Kiai Mahbub, membangun kepekaan anak terhadap asma Allah SWT memang harus diperkenalkan secara dini. Masa-masa kehamilan menjadi salah satu masa emas dalam memberikan pendidikan Islami terhadap anak. Untuk itu, dia mengimbau kepada para ibu hamil dan suami yang mendampingi untuk senantiasa membasahi lidah dengan kata-kata yang baik (kalimat thayyibah) dengan memuji dan menyebut nama Allah SWT.
Sebab janin yang berada di dalam kandungan di usia kehamilan tertentu telah memiliki pendengaran yang sempurna. Untuk itu, dianjurkan bagi orang tua untuk memberikan pengajaran yang terbaik, salah satunya dengan membiasakan berzikir dengan suara yang cukup terdengar.
Selain itu, dia menekankan bahwa zikir sejatinya bisa menjadi hal yang disukai oleh anak. Asalkan, teladan mencintai zikir itu pun harus datang dan bermula dari orang tua itu sendiri.
Ustaz Adi Hidayat menambahkan, zikir sebaiknya tak hanya ditanamkan sebagai sebuah kebiasaan yang bersifat lisan. Lebih jauh dari itu, zikir dinilai harus dibiasakan untuk ditanamkan dari hati dan jiwa sedalam mungkin.
Dia menyebut, sebagai sebuah edukasi terhadap anak, zikir bisa diperkenalkan dengan cara-cara yang menarik yang lambat laun akan menjadi hal yang biasa dilakukan bagi mereka. Namun, seiring dengan beranjaknya usia, orang tua juga dianjurkan untuk memperkenalkan makna zikir secara mendalam kepada anak.
Menjadi Keluarga Ahli Zikir
Orang tua dapat mengajak anggota keluarga untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dan zikir.
SELENGKAPNYAMeraih Ketenangan Jiwa Sejak Dini
Bisakah zikir menjadi antitesa agar anak tak kecanduan gadget?
SELENGKAPNYAHaji dan Internalisasi Tauhid
Persaksian tauhid tersebut semakin jelas ketika para hamba berthawaf tujuh kali putaran.
SELENGKAPNYA