
Jurnal Haji
Armuzna Jadi Periode Kritis Pelaksanaan Haji
Petugas tetap memberikan edukasi kesehatan saat di Armuzna.
ALI YUSUF, dari Makkah
MAKKAH -- Prosesi ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) dinilai menjadi periode kritis pelaksanaan haji. Pasalnya, pada fase tersebut banyak jamaah haji meninggal karena kelelahan, aktivitas berlebih, dan suhu udara tinggi dengan kelembapan rendah.
"Hal inilah yang sangat critical. Jadi untuk teman-teman petugas kesehatan haji saya harapkan lebih konsentrasi di sini," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Sekjen) Kunta Wibawa Dasa Nugraha kepada Republika, Kamis (7/7).
Suhu panas ekstrem dan kelembapan yang sangat rendah saat puncak haji berpotensi menimbulkan terjadinya dehidrasi dan heatstroke. Untuk itu, petugas diminta harus benar-benar menjaga pelayanan kesehatan kepada jamaah.
Dia mengatakan, jamaah haji Indonesia telah mematuhi pesan-pesan kesehatan yang disampaikan petugas kesehatan. Sejak awal kedatangan, petugas dari tim promosi kesehatan (promkes) PPIH Arab Saudi selalu mengingatkan jamaah agar minum air jangan tunggu haus, menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika keluar pondokan, dan jangan melakukan aktivitas berlebih.

Kunta mengatakan, dari pengamatan di lapangan ada beberapa jamaah yang masih mengalami dehidrasi. “Namun secara keseluruhan jamaah relatif sudah mulai disiplin dalam hal minum dan penggunaan alat pelindung diri (APD)," kata dia.
Dia menyebut, petugas kesehatan harus lebih aktif memantau jamaah yang memiliki risiko tinggi (risti). “Kami ingin petugas benar-benar menjaga 24 jam, masalah mereka haji atau tidak itu bukan tujuan, tapi arahannya mereka menjaga kesehatan jamaah," jelasnya.
Koordinator lapangan tim Promosi Kesehatan Ira Cyndira Tresna mengatakan, petugas tetap melakukan edukasi saat jamaah berada di Armuzna. Utamanya di ruang-ruang terbuka seperti saat antre di toilet. Ketika pergi ke toilet, jamaah tetap harus menggunakan alat pelindung diri seperti payung.
"Karena antrean toilet biasanya cukup panjang," kata dia. Dia juga mengingatkan agar jamaah menjaga dirinya masing-masing selama prosesi haji dan saling mengingatkan.
Siap terima jamaah
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menyelesaikan persiapan untuk menerima satu juta jamaah haji di kota tenda Mina. Dilansir di Saudi Gazette, Kamis (7/7), Komando Pasukan Keamanan Haji mengklaim kesiapan untuk memastikan keamanan dan keselamatan jamaah.
Mina adalah kota tenda terbesar di dunia yang membentang lebih dari 2,5 juta meter persegi dengan kapasitas sekitar 2,6 juta jamaah. Tenda tersebut diklaim mampu menahan kobaran api dan dirancang untuk memudahkan penyimpanan dan pemasangan.
Tenda juga dilengkapi dengan area umum seperti toilet dan kamar mandi, dapur, listrik, dan sistem pendingin udara.

Selain Mina, Saudi juga telah menyiapkan jembatan Jamarat untuk keperluan melontar jumrah. Jembatan tersebut disebut dapat menampung lebih dari 300 ribu jamaah per jam.
Wilayah ini difasilitasi dengan penyejuk udara yang bertujuan mengurangi dampak terik matahari. Terdapat pula keran air dingin di sepanjang jalur.
Jembatan Jamarat terdiri atas lima lantai dengan ketinggian 13 meter untuk setiap lantai. Jembatan Jamarat memiliki panjang 950 meter. Ada sekitar 226 kendaraan listrik ramah lingkungan di Jembatan Jamarat. Kehadirannya bertujuan untuk mengangkut dan melayani jamaah.
View this post on Instagram
Lebih dari 4.000 Jamaah Jalani Tarwiyah
Penanggung jawab pelaksanaan tarwiyah harus memastikan anggotanya dalam keadaan sehat.
SELENGKAPNYAMitratel Kantongi Kontrak Sewa Menara Rp 34,8 Triliun
Dari total menara yang dimiliki, hampir 50 persen merupakan hasil akuisisi.
SELENGKAPNYAKasus Masih Naik, PPKM Diturunkan
Yang terpenting dalam pembatasan masyarakat adalah implementasi aturan di lapangan.
SELENGKAPNYA