Christian Eriksen dibawa ke rumah sakit di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, 12 Juni 2021. | POOL EPA

Olahraga

13 Bulan Usai Kembali dari Kematian

Selama lima menit, Eriksen sama sekali tak sadar dan gagal memberikan respons kepada tenaga medis.

OLEH REJA IRFA WIDODO

Semuanya terhenti bagi Christian Eriksen di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, 12 Juni 2021. Rajutan karier yang ia tenun sejak menandatangani kontrak profesional saat masih usia 18 tahun terancam berakhir.

Namun, yang lebih fatal, Eriksen nyaris kehilangan nyawa di atas lapangan salah satu stadion terbesar di Denmark tersebut. Eriksen, yang saat itu berusia 29 tahun, ambruk saat menerima bola lemparan ke dalam dari rekan setimnya dalam laga Denmark kontra Finlandia pada penyisihan grup Piala Eropa 2020.

Serangan jantung nyaris merenggut nyawa mantan gelandang Ajax Amsterdam tersebut. Selama lima menit, Eriksen sama sekali tak sadar dan gagal memberikan respons kepada tenaga medis yang berusaha membantunya.

Selama periode itu, Eriksen mengalami gagal jantung dan bisa dibilang telah meninggal dunia berdasarkan kriteria tertentu. Namun, kesigapan petugas medis dan rekan-rekan setim akhirnya sukses mengatasi kemungkinan terburuk tersebut.

 

''Saya kehilangan menit-menit itu. Kemudian, saya masih ingat suara samar-samar para tenaga medis. Saya masih ingat semua itu, kecuali pada menit-menit tersebut. Saya baru sadar sempat meninggal dunia saat saya berada di mobil ambulans,'' ujar Eriksen, seperti dikutip ESPN, beberapa waktu lalu.

Dalam sebuah momen di mobil ambulans, yang menuju RS Rigshospitalet di Kopenhagen, Eriksen mulai mengingat semuanya, termasuk kariernya sebagai pesepak bola. Sadar soal peluangnya untuk kembali ke lapangan hijau begitu tipis, Eriksen sempat berujar kepada petugas medis, ''Simpan sepatu bola saya karena sepertinya saya sudah tidak membutuhkannya lagi.''

Kendati begitu, Eriksen ternyata masih membutuhkan sepatu tersebut. Bahkan, 13 bulan setelah insiden tersebut, eks gelandang serang Inter Milan itu digadang-gadang bakal bergabung dengan salah satu klub terbesar di Inggris, Manchester United (MU). Iblis Merah kepincut dengan performa Eriksen saat memperkuat Brentford pada paruh kedua musim ini.

Dalam 11 penampilan di semua ajang, Eriksen menyumbang satu gol dan empat assist untuk the Bees. Apabila dibandingkan dengan para gelandang Man United terhitung sejak 5 Maret 2021, catatan performa Eriksen jauh lebih unggul. Selain torehan assist, Eriksen mampu menciptakan lebih banyak peluang, lebih banyak melepaskan operan silang, hingga unggul dalam jumlah operan pada sepertiga akhir lapangan dibanding para gelandang MU.

Meski telah mengenakan alat bantu pacu jantung (ICD), yang menjaga ritme jantung Eriksen tetap stabil, eks gelandang Tottenham Hotspur itu tidak kehilangan sentuhannya di atas lapangan. Talenta Eriksen ini yang menarik minat pelatih anyar MU, Erik ten Hag.

 

''Eriksen telah mencapai kesepakatan secara umum dengan Manchester United dengan status free transfer,'' tulis laporan BBC, Selasa (5/7).

Kesabaran Man United untuk menunggu keputusan Eriksen berbuah manis. Iblis Merah dikabarkan telah menyiapkan kontrak berdurasi tiga tahun untuk Eriksen. Kepindahan gelandang serang timnas Denmark ke MU dilaporkan tinggal menunggu penyelesaian detail kecil, kemudian diikuti dengan tes medis.

Potensi bergabungnya Eriksen bersama klub tersukses pada sepanjang sejarah Liga Primer Inggris itu seolah menjadi buah dari kerja keras dan upaya bangkit yang dilakoni Eriksen dalam setahun terakhir. Setelah mendapatkan lampu hijau dari dokter untuk kembali merumput, Eriksen sempat berlatih dengan klub pertamanya di Denmark, Middelfart G&BK. Pun, dengan kesempatan yang didapatkan Eriksen untuk berlatih bersama Ajax Amsterdam, klub yang pernah dibelanya pada 2010 hingga 2013.

Ten Hag, yang saat itu menukangi Ajax, memberikan izin kepada Eriksen untuk berlatih bersama tim utama. Kesempatan yang diberikan oleh Ten Hag ini disebut-sebut menjadi salah satu pertimbangan utama Eriksen menerima pinangan MU.

Setidaknya, dalam usia yang telah menginjak 30 tahun, Eriksen dinilai masih bisa tampil di kompetisi tertinggi untuk lima hingga enam tahun mendatang. Bukan tidak mungkin, dengan pengaturan menit bermain yang tepat, Eriksen bisa menjadi aktor baru dalam mengatur dan memberikan aspek kreativitas serangan Man United.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Djokovic Tetap Hormati Setiap Lawan

Novak Djokovic terus menancapkan tajinya di turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2022.

SELENGKAPNYA

Nasib Manchester United dan Ego Ronaldo

Ronaldo disebut-sebut berharap bisa meninggalkan Manchester United pada jendela transfer musim panas kali ini.

SELENGKAPNYA

Perburuan Gelar di Negeri Jiran Berlanjut

Sebanyak 16 wakil Indonesia langsung masuk babak utama di turnamen Malaysia Masters 2022.

SELENGKAPNYA