
Nasional
Kapolri: Teruslah Bekerja Ikhlas
Kekerasan oleh anggota Polri masih marak terjadi.
JAKARTA -- Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh jajarannya bekerja ikhlas dengan memberikan pengabdian terbaik agar semakin dicintai masyarakat. Hal itu disampaikan terkait peringatan HUT Ke-76 Bhayangkara pada Jumat (1/7).
“Saya berpesan kepada seluruh anggota Polri di mana pun bertugas. Tetaplah semangat dan ikhlas dalam memberikan pengabdian terbaik sehingga Polri semakin dekat dan dicintai masyarakat,” kata Listyo dikutip dari unggahan video ucapan HUT Ke-76 Bhayangkara di akun Instagram resmi miliknya.
Pada peringatan HUT Ke-76 Bhayangkara tahun ini, Polri mengangkat tema “Polri yang Presisi Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional dan Reformasi Struktural untuk Mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh”.
Listyo pun berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajarannya atas loyalitas, dedikasi, dan pengorbanan yang telah diberikan dalam tugas pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
View this post on Instagram
“Jagalah kehormatan institusi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya. Semoga seluruh usaha yang kita lakukan dapat menjadi ladang amal bagi kita semua,” kata Listyo.
Listyo juga mengingatkan terkait situasi ketidakpastian global yang sedang dihadapi oleh Bangsa Indonesia dan negara lain di dunia. Sebab, situasi itu bisa berdampak pada stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat serta seluruh sendi-sendi kehidupan. “Namun yakinlah bahwa Polri bersama seluruh elemen bangsa mampu mengubah segala tantangan menjadi peluang untuk membuat Indonesia tumbuh lebih kuat,” kata Listyo.
Presisi adalah program reformasi Polri yang digagas Sigit sejak menjadi Kapolri pada awal 2021. Presisi yang merupakan singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparansi yang berkeadilan dinilai bisa membuat pelayanan lebih terintegrasi, modern, mudah, dan cepat.
Di sisi lain, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menerbitkan catatan terhadap kinerja Polri untuk periode Juli 2021- Juni 2022, khususnya di sektor hak asasi manusia (HAM). Dalam rilis yang disampaikan pada Kamis (30/6), KontraS menyampaikan berbagai temuan bahwa praktik kekerasan, kesewenang-wenangan, arogansi, tindakan berlebihan, hingga tak manusiawi masih dilakukan oleh kepolisian.

"Semboyan Presisi, sayangnya masih menjadi jargon yang sloganistik tanpa diikuti perbaikan nyata di lapangan," Wakil Koordinator Kontras, Rivanlee Anandar, Kamis (30/6).
Polisi disebut kerap berlindung di balik terminologi ‘oknum’ ketika ada kasus pelanggaran yang dinilai kontraproduktif dengan fungsi Kepolisian. Disebutkan juga, praktik penggunaan senjata api tak terukur, penyiksaan, dan bentuk kekerasan lainnya masih kerap terjadi.
"Dalam periode Juli 2021 sampai Juni 2022, Kontras mencatat setidaknya telah terjadi 677 peristiwa kekerasan oleh pihak kepolisian. Sejumlah kekerasan itu telah menimbulkan 928 jiwa luka-luka dan 59 jiwa tewas dan 1.240 ditangkap," ujar dia.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso berharap, Hari Bhayangkara dijadikan memontum membersihkan budaya menyimpang dari anggota Polri yang mengkhianati kode etik, mulai dari elit Polri hingga pangkat terendah. Polri, kata dia, tak boleh kendor untuk menjaga marwah institusi Polri yang memiliki semboyan "Rastra Sewakottama" yang berarti abdi utama Nusa dan Bangsa.
"Dengan demikian, Polri bukanlah penguasa, melainkan abdi negara yang mempunyai tugas melayani, melindungi dan mengayomi masyarakat," kata Sugeng, Jumat (1/7).
Sugeng meminta pimpinan tertinggi Polri mampu menjalankan organisasinya sesuai tujuan reformasi Polri, yaitu menjadikan anggota Polri berbuat baik, berkarya secara profesional, dan berprestasi mengawal tupoksinya. Ia mengimbau setiap anggota Polri harus menjadi teladan bagi masyarakat.

"Perilakunya merupakan representasi institusi. Sehingga, setiap pelanggaran yang dilakukan oleh insan Bhayangkara merupakan pengkhianatan terhadap sumpah dan janji, juga mengkhianati institusi Polri," ujar Sugeng.
Menurut IPW, Kapolri Listyo serius membenahi Polri. Dalam kepemimpinan Listyo, kata dia, banyak anggota Polri dipecat atau terkena Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
Dalam catatan IPW, satu tahun Listyo setelah dilantik 27 Januari 2021, setidaknya ada 352 anggota Polri dipecat dari 19 Polda. Tahun ini, sampai hari Bhayangkara 1 Juli 2022, ada sekitar 39 anggota Polri telah dipecat.
Inovasi Pembiayaan Hijau
Memitigasi dampak negatif perubahan iklim perlu biaya besar dengan rentang waktu panjang.
SELENGKAPNYASubsidi Energi
Subsidi merupakan isu sensitif sehingga selalu digoreng menjelang pilpres.
SELENGKAPNYAKomite Gereja Palestina Kecam Yahudisasi Israel
Ini bagian dari rencana Israel untuk mengontrol kota suci dan upaya Yahudisasi.
SELENGKAPNYA