Jurnal Haji
29 Jun 2022, 10:40 WIBBus Shalawat Dihentikan Sementara Jelang Armuzna
Potensi permasalahan diprediksi lebih besar karena jamaah sudah terpusat di Makkah.
A SYALABY ICHSAN dari Makkah
MAKKAH — Operasional bus Shalawat diberhentikan sementara mulai 5 Dzulhijah atau 4 Juli 2022. Penghentian tersebut akan berlangsung hingga 14 Dzulhijah, sehari setelah jamaah haji mengambil Nafar Tsani.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta jamaah beribadah di masjid atau mushala di sekitar hotel setelah bus Shalawat tak beroperasi. Kepala Seksi Transportasi Asep Subhana mengatakan, penghentian sementara tersebut dilakukan menjelang puncak di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).
Menurut dia, Pemerintah Arab Saudi menarik seluruh bus di Kota Makkah untuk ditempatkan di pul Muzdalifah. Bus akan berfungsi sebagai angkutan masyair pada 7-8 Dzulhijah untuk melayani jamaah haji.
“Jamaah diharapkan menjaga kondisi kesehatannya untuk persiapan puncak haji dan shalat lima waktu di masjid-masjid sekitar hotel,” kata dia.

Meski begitu, PPIH tetap akan menyediakan bus untuk jamaah yang baru datang dari Jeddah. Dengan demikian, jamaah yang hendak menunaikan umrah qudum atau umrah perdana dalam rangkaian haji tamatu tidak perlu khawatir.
Pada musim haji sebelumnya, Saudi baru membuka rute bus sekitar Masjidil Haram pada 15-16 Dzulhijah. “Namun, kami optimistis tahun ini karena melihat Kota Makkah ini lengang tidak terlalu padat. Insya Allah, beroperasi 14 Dzulhijah,” kata dia.
Menurut Subhan, pihak PPIH sudah melakukan sosialisasi ke jamaah tentang penyetopan sementara tersebut. Sosialisasi dilakukan lewat penempelan pemberitahuan penghentian rute sementara di bus-bus Shalawat.
Imbauan yang sama untuk beribadah di sekitar hotel datang dari Ketua PPIH Arab Saudi, Arsyad Hidayat. Jamaah yang terlalu bersemangat dikhawatirkan pada hari puncak malah tidak bisa melakukan wukuf. Untuk menghindari kelelahan, disarankan shalat fardhu dilakukan di masjid-masjid sekitar pemondokan atau mushala di hotel jamaah.
“Artinya, bagaimana agar jamaah menghemat tenaga dan energi sehingga pada puncak haji nanti, pada saat wukuf, dalam kondisi sehat," ujar Arsyad dalam keterangan yang didapat Republika, Selasa (28/6).
Arsyad mengimbau jamaah jangan mendahulukan ibadah sunah dibandingkan yang wajib. "Jangan nanti sunahnya didahulukan, yang wajib karena kondisinya lemah, tidak bisa melakukan wajib dan rukun haji. Ini kan rugi sekali," kata dia.
Konsentrasi jamaah Indonesia kini terpusat di Kota Makkah. Potensi permasalahan yang muncul, seperti jamaah tersesat, diprediksi akan jauh lebih besar.
Untuk itu, PPIH melakukan penguatan di sektor khusus dengan penambahan personel, yaitu 40 petugas setiap sif-nya. Langkah ini diambil dengan harapan agar lebih maksimal dalam memberikan pelayanan di sekitar Masjidil Haram sebagai tempat pusat ibadah.

Selain potensi jamaah tersesat, pihaknya juga khawatir dengan kondisi padat dan lalu lintas yang macet. Kondisi ini membuat jamaah yang perlu menggunakan shuttle bus akan membutuhkan waktu lebih panjang.
Jamaah yang terpusat di Makkah bukan hanya yang berasal dari Indonesia, melainkan juga negara lain. Untuk rute internasional, yaitu Mahbas Jin-Bab Ali, bus-bus tidak hanya ditumpangi jamaah dari Tanah Air. Dia memprediksi, potensi desak-desakan dan kepadatan akan semakin tinggi.
PPIH akan melakukan penambahan jumlah petugas, khususnya petugas transportasi di sekitar Mahbas Jin-Bab Ali, untuk membantu jamaah terlindungi. “Karena kalau sudah berdesak-desakan dengan jamaah dari negara lain, jamaah kita akan kalah. Ini butuh perhatian dan perlindungan dari petugas transportasi," ujarnya.
Jokowi Ajak G-7 Atasi Krisis Pangan
Rantai pasok global yang terimbas perang Ukraina-Rusia harus segera dipulihkan.
SELENGKAPNYAMyPertamina Jadi Syarat Beli Pertalite dan Solar
Kebijakan syarat MyPertamina ini mendapatkan ragam komentar dari masyarakat.
SELENGKAPNYAMadinah Kota Ziarah
Di Madinah, saya beruntung bisa mengunjungi jejak petilasan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
SELENGKAPNYA
A Syalaby Ichsan
Redaktur
Qommarria Rostanti
Redaktur
Zahrotul Oktaviani
Reporter