
Kabar Tanah Suci
Perspektif Wafat di Baqi’
Tidak ada petunjuk mengenai identitas penghuni Baqi’. Kami hanya tahu dari sirah bahwa Baqi’ dihuni oleh manusia-manusia istimewa.
OLEH A SYALABY ICHSAN dari Madinah, Arab Saudi
Selepas shalat Subuh berjamaah di Masjid Nabawi, tim Media Center Haji (MCH) beranjak ke Pemakaman Baqi’ al-Gharqad yang berada di timur masjid. Saya dan beberapa kawan memang bersepakat untuk menziarahi permakaman tua itu sambil mencari objek liputan.
Setiap musim haji, Baqi’ selalu menjadi tempat istimewa yang mengundang rasa ingin tahu pembaca. Ada sebuah gerbang dengan dua akses pintu di Baqi’. Satu untuk masuk, lainnya untuk keluar.
Kami ikut mengantre bersama ribuan jamaah lainnya dari beragam negara. Belasan askar berjaga di makam-makam yang berukuran besar. Lainnya sibuk berteriak mengatur ketertiban jamaah.
Tidak ada petunjuk mengenai identitas penghuni Baqi’. Kami hanya tahu dari sirah bahwa Baqi’ dihuni oleh manusia-manusia istimewa. Mengutip dari Sami bin Abdullah Al-Maghlouth dalam Atlas Haji dan Umrah, lebih dari 10 ribu sahabat, ahli bait, keturunan paman, dan istri Rasulullah (selain Khadijah dan Maimunah) serta para tabiin dimakamkan di sana.
Tidak ada petunjuk mengenai identitas penghuni Baqi’. Kami hanya tahu dari sirah bahwa Baqi’ dihuni oleh manusia-manusia istimewa.
Dahulu, Baqi’ al-Gharqad adalah kebun dengan banyak pohon berduri (Gharqad). Warga Madinah ingin sekali dikubur di Baqi’ sehingga mereka menebang pepohonan tersebut untuk dijadikan pemakaman. Saya mencoba mengirim surah al-Fatihah bagi kuburan-kuburan tidak bernama itu.
Menjelang pintu keluar, ada seorang pria berpostur kurus yang menarik perhatian para peziarah lainnya. Sarung menutupi bagian bawah tubuhnya, sedangkan kepalanya mengenakan serban. Dia keluar dari jalur peziarah untuk masuk ke area makam. Mulutnya komat-kamit sambil membuka handphone.
Saya waswas karena ada askar yang berada tak jauh darinya. Untungnya, tugas sebagai penjaga makam membuat askar itu tak bisa meninggalkan posnya. Saya tunggu pria itu kalau-kalau dia “digaruk”. Sungguh tabu bagi peziarah untuk berlama-lama bahkan mendekatkan diri dengan makam-makam di Baqi’.
Setelah cukup merapal doa, Zumarudin, nama pria itu, kembali ke jalur pejalan kaki. Jalannya yang ringan membuat saya tenang. Dia pun menyalami saya yang sejak tadi memang memperhatikannya dari belakang. “Saya dari Semarang,” ujar Zumarudin singkat.
Zumarudin ternyata baru saja menyelesaikan tahlilan online. Dia mengajak istri dan dua putrinya di Tanah Air untuk bersama-sama memanjatkan doa dan bertawasul kepada para penghuni Baqi’. Doa dimohonkan bagi semua yang dimakamkan di sini, termasuk bagi para jamaah haji yang wafat pada musim haji sebelum-sebelumnya.
Tidak terhitung sudah berapa manusia yang dimakamkan di Baqi’.
Tidak terhitung sudah berapa manusia yang dimakamkan di Baqi’. Di Masjid Nabawi, ada shalat yang mesti dilakukan setiap selesai shalat rawatib, yakni shalat jenazah. Sepengalaman saya, niat sang imam pun selalu melafazkan “ashalatu ‘alal amwat”, artinya shalat untuk banyak jenazah. Tidak sedikit di antara mereka yang dimakamkan di Baqi’.
Beberapa jamaah haji Indonesia baru-baru ini dimakamkan di sana. Mereka harus bergabung dengan liang lahat jenazah lainnya karena makam yang sudah terlalu padat. “Mereka sudah enak di sini. Kita yang iri ke mereka,” kata Zumarudin.
Saya mafhum dengan pernyataan pria yang mengaku sebagai pengusaha parfum itu. Betapa banyak jamaah haji Indonesia yang bercita-cita untuk meninggal di Tanah Suci. Tidak terkecuali dimakamkan di Baqi’.
Kementerian Kesehatan bahkan merilis sebanyak 9,3 persen jamaah ingin wafat di Arab Saudi. Tidak hanya itu, rasio kematian jamaah Indonesia dari musim-ke musim menjadi tantangan bagi penyelenggara haji.
Rasio dua kematian dari setiap seribu jamaah dinilai terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Itulah yang coba diturunkan. Namun, pada hari ke-15 sejak keberangkatan jamaah ke Tanah Suci, sudah ada enam orang yang meninggal.
Saya mafhum dengan pernyataan pria yang mengaku sebagai pengusaha parfum itu. Betapa banyak jamaah haji Indonesia yang bercita-cita untuk meninggal di Tanah Suci. Tidak terkecuali dimakamkan di Baqi’.
Pengalaman yang lalu-lalu, tingkat kematian meningkat setelah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna). Banyak di antara jamaah Indonesia yang sudah kelelahan sebelum periode tersebut dimulai. Tingginya semangat saat menunaikan ibadah di Tanah Suci—yang beberapa di antaranya tidak berhubungan dengan rukun dan wajib haji—membuat kondisi tubuh menurun. Kesehatan sudah tidak optimal menjelang Armuzna dan saat menjalani wukuf di Arafah. Padahal, di situlah inti haji yang sebenarnya.
Keyakinan di antara jamaah bahwa meninggal di Tanah Suci menjadi satu kemuliaan merupakan tantangan tersendiri bagi para petugas. Meski ekspektasi itu juga didasari tebalnya iman, sudah waktunya para jamaah untuk meniru perspektif para ulama kita terdahulu. Mereka berbondong-bondong ke Tanah Suci demi beribadah dan menimba ilmu.
Mereka pasti punya kesempatan untuk wafat dan dimakamkan di sana. Meski demikian, mereka memilih pulang untuk menjadi agen perubahan di masyarakat. Mereka menebar kebaikan dengan usaha dan dakwahnya. Saat wafat di Tanah Air pun alam dan manusia menyaksikan bahwa mereka orang yang mulia.
Di akhir tulisan ini, izinkan saya mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Busr RA. Syahdan, ada seorang arab badui berkata kepada Rasulullah SAW. “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baiknya manusia?” Beliau menjawab, “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” (HR Tirmidzi).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Gelembung Jangan Meletus
Bayang-bayang fenomena gelembung dot-com awal 2000-an kembali menghantui.
SELENGKAPNYATumpang Tindih di Indo-Pasifik
Stabilitas ekonomi dan keamanan di Indo-Pasifik memang saling terkait, sehingga terkesan tumpang tindih.
SELENGKAPNYAAroma Bunga Semanggi
ecel daun semanggi buatan Ibu di rumah sangat nikmat untuk dilewatkan.
SELENGKAPNYA