Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) berbincang dengan penerima bantuan dari perwakilan pondok pesantren saat berkunjung ke Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, Jawa Timur, Jumat (10/6/2022). Kunjungannya tersebut dalam rangka kolaborasi program Tanggung Jawa | ANTARA FOTO/Rizal Hanafi

Ekonomi

BUMN Dorong Pengembangan Vokasi Pesantren

Program yang diinisiasi Kementerian BUMN ini diawali dengan kegiatan training of trainer (ToT) PesantrenPreneur 2022

GRESIK -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupaya mendorong pengembangan vokasi di pondok pesantren. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pesantren merupakan salah satu fondasi utama kemajuan ekonomi umat.

Oleh karena itu, BUMN terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren demi kemajuan peradaban dan perekonomian Indonesia. Erick Thohir menyatakan itu saat menyaksikan seremoni pencanangan program kolaborasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN di Jawa Timur yang berlangsung di Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, Jumat (10/6).

Kegiatan berupa program bisnis terapan PesantrenPreneur bagi 26 pesantren di Jawa Timur dan bantuan untuk masyarakat Madura tersebut melibatkan 42 BUMN.

"Kita tidak mau umat (Islam) yang mayoritas hanya menjadi buih dalam ekonomi Indonesia, tapi kita harus menjadi ombak yang menjaga fondasi negara kita. Oleh karena itu, pesantren sangat penting bagi perekonomian nasional," ujar Erick.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kiri) turut berswafoto dengan para peserta saat berkunjung ke Pondok Pesantren Qomaruddin, Gresik, Jawa Timur, Jumat (10/6/2022). Kunjungannya tersebut dalam rangka kolaborasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dengan Program Bisnis Terapan (vokasi) Pondok Pesantren berupa pelatihan tata boga, tata rias, manajemen bisnis, teknologi dan informasi guna meningkatkan sumber daya manusia di pondok pesantren. - (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)

Program yang diinisiasi Kementerian BUMN ini diawali dengan kegiatan training of trainer (ToT) PesantrenPreneur 2022 yang diikuti sebanyak 78 guru pengasuh. ToT merupakan kegiatan pelatihan bagi para guru pengasuh untuk meningkatkan kualitas hard skill sebagai bekal ilmu dan pengalaman untuk diajarkan kepada para santri nantinya.

Materi yang diajarkan meliputi teknologi dan rekayasa, teknologi dan informasi, kesehatan, agrobisnis, perikanan, agroteknologi, bisnis dan manajemen, serta tata rias dan tata boga.

"Saya ingin membangun kemandirian pesantren dan meningkatkan keterampilan santri agar memiliki jiwa kewirausahaan, dapat melihat peluang usaha, memanfaatkan jaringan untuk berkolaborasi, dan menerapkan teknologi berbasis digital. Diharapkan program ini menjadi salah satu jalan agar industri halal Indonesia sebagai negara Muslim terbesar juga makin berkibar," ujarnya.

Selain pelatihan, tiga BUMN, yakni Semen Indonesia Group, PLN, dan Pelindo yang mewakili 31 BUMN melakukan penandatanganan nota kerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Nota kerja sama itu meliputi pendampingan implementasi pendidikan bisnis terapan dari BUMN dan Universitas Airlangga bagi pesantren di Jawa Timur selama satu tahun.

Sedangkan, 21 BUMN lainnya memberikan bantuan TJSL bagi masyarakat di Madura, khususnya di Kabupaten Sampang. Bantuan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat itu diberikan dalam bentuk sarana air bersih, renovasi dermaga rakyat, rehabilitasi mangrove, dan pengembangan 15 UMKM, serta BUMDesa.

Di tempat terpisah, Erick juga menyerukan Indonesia harus berdaulat dan mandiri. Hal itu sampaikan dalam kuliah umum di Universitas Surabaya, Jawa Timur. "Berdaulat dan mandiri, itu kata-kata yang tidak mudah, tapi harus dilakukan," ujar Erick.

Sebagai bangsa yang besar, Erick menilai, Indonesia harus menjadi negara yang mandiri dan berdaulat di banyak sektor mulai dari sumber daya alam, kesehatan, serta digitalisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Erick, transformasi kebangsaan menjadi hal yang tak bisa lagi ditawar.

"Kita punya potensi yang sangat besar untuk menjadi negara maju dan makmur, tapi tentu harus ada dasarnya, yakni transformasi kebangsaan karena kekuasaan tanpa akhlak adalah kezaliman, kekayaan tanpa akhlak adalah kerakusan, dan kepintaran tanpa akhlak adalah tipu daya," ucap Erick.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat