Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic saat di wawancarai Republika di Jakarta, Senin (6/6/2022).Prayogi/Republika | Prayogi/Republika.

Wawasan

Energi Bersih Kepentingan Bersama Australia dan Indonesia

Wawancara khusus dengan Menteri Industri dan Sains Australia Ed Husic

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan delegasi berkunjung ke Indonesia pada 5-7 Juni. Wartawan Republika, Lintar Satria dan Yeyen Rostiyani berkesempatan berbincang dengan salah satu anggota delegasi yaitu Menteri Industri dan Sains, Ed Husic. Selain bertutur tentang potensi kerja sama bilateral, pria berdarah Bosnia ini juga berbagi kisahnya menjadi salah satu menteri Muslim pertama di Australia. Berikut petikan perbincangan tersebut.

Apa ini kunjungan Anda yang pertama kali ke Indonesia?

Tidak. Saya sudah pernah ke Indonesia sekitar 10 tahun yang lalu dalam rangka Indonesia-Australia dialog. Saat itu saya menghabiskan satu pekan di Jakarta.

Selain itu saya juga selalu berinteraksi dengan perwakilan Indonesia saat berkunjung ke Australia. Termasuk saat ada anak muda Muslim Indonesia yang datang ke Australia. Saya juga amat tertarik pada Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Kami ingin mempererat kerja sama sebagai tetangga.

Kita harus bisa bertetangga dengan baik.  

photo
Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic saat di wawancarai Republika di Jakarta, Senin (6/6/2022).Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

Kita bahkan selalu bisa lebih baik lagi. Menurut saya, kita harus lebih banyak bekerja sama karena ada kesempatan besar untuk memiliki hubungan yang lebih baik. Anda negara yang sangat hebat, terdapat begitu banyak peluang untuk bekerja sama.

Jujur saja, saya ingin kita bekerja sama dalam cara yang bermanfaat bagi kedua negara. Dan prinsip ini telah dilakukan dengan baik antara Indonesia-Australia terutama dalam sains dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup.

Monash University bekerja ama dengan Indonesia dalam mengurangi penularan demam berdarah. Dari semua hal yang saya dengar baru-baru ini itu yang membuat saya paling bangga terhadap kerja sama Australia-Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup. Jadi itu yang memotivasi saya.

Karena kepentingan saya pada Kementerian Industri dan Sains, kami harus mengatasi masalah yang sama bersama-sama. Itu yang paling penting.

 
Jujur saja, saya ingin kita bekerja sama dalam cara yang bermanfaat bagi kedua negara. Dan prinsip ini telah dilakukan dengan baik antara Indonesia-Australia terutama dalam sains dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup.
 
 

Bagaimana prospek kerja sama kedua negara dalam bidang industri?

Menurut saya, kerja sama bilateral dalam industri energi bersih merupakan kepentingan bersama untuk mendapatkan energi yang lebih bersih dengan cara yang lebih efesien. Menurut saya, negara dan pemimpin Anda banyak memikirkan hal itu.

Hal yang sama juga terjadi di Australia, sehingga saya menilai kita dapat bekerja sama dalam isu penting. Contohnya dalam proyek-proyek untuk mendapatkan energi terbarukan di Australia dan berbagi inovasi dengan teman-teman kami di Indonesia, itu sangat baik. Bisa bisa berbuat lebih banyak lagi.

Ada sejumlah hal yang sudah saya katakan sebelumnya. Tidak persis tentang industri tapi ada hubungannya dengan industri, seperti penyediaan air bersih di pemukiman dan mereka mengurangi penyebaran demam berdarah seperti yang sudah saya sampaikan.

Berbagai industri sepanjang pandemi bisnis harus berpikir bagaimana mereka dapat bekerja kembali. Karantina nasional menghentikan kegiatan masyarakat dan semakin banyak menggunakan teknologi.

 
Kini kita harus memikirkan penggunaan teknologi dan ekonomi digital. Presiden Anda banyak memikirkan tentang hal ini. Saya sangat menghormati talenta-talenta Indonesia di bidang teknologi.
 
 

Kini kita harus memikirkan penggunaan teknologi dan ekonomi digital. Presiden Anda banyak memikirkan tentang hal ini. Saya sangat menghormati talenta-talenta Indonesia di bidang teknologi. Jumlah ahli perangkat lunak di Indonesia sangat impresif.

Banyak potensi bisnis Indonesia bekerja sama dengan bisnis di Australia. Dan bisnis Australia bekerja di sini di Indonesia, di bidang teknologi.  Semua itu menggunakan teknologi. Itu peluang besar kita.

Apakah menurut Anda, perkembangan industri dan ekonomi hijau bisa tumbuh sejalan?

Ya benar.

Dan itu peluang bagi kedua negara?

Menurut saya demikian. Saya juga memikirkan ekonomi sirkular, kami coba memulai memperkenalkan untuk meminimalkan sampah dan memperbanyak produk daur ulang, menggunakannya untuk energi, itu juga penting. Juga mulai dengan daur ulang seperti yang sudah kami lakukan, jadi banyak hal baik yang dapat dikerjakan bersama-sama. Lihat yang keluar dari deprivasi.

Menurut Anda, apa kira-kira tantangan kerja sama Indonesia dan Australia?

Menurut saya, tantangan yang terbesar saat ini adalah koneksi antarmasyarakat kedua negara. Saya dapat katakan momen paling membahagiakan bagi saya dalam beberapa bulan terakhir selain memenangkan pemilihan umum, komunitas Indonesia di daerah tempat saya tinggal di Sydney menggelar perayaan Idul Fitri.

 
Saya dapat katakan momen paling membahagiakan bagi saya dalam beberapa bulan terakhir selain memenangkan pemilihan umum, komunitas Indonesia di daerah tempat saya tinggal di Sydney menggelar perayaan Idul Fitri.
 
 

Komunitas Indonesia selalu besar di Sydney. Saya sempat menemui mereka, dan saya katakan senang bertemu dengan teman-teman Indonesia-Australia untuk merayakan Idul Fitri. Sebentar, saya tunjukkan fotonya. 

(Dengan senyum mengembang, menteri kelahiran 1970 ini meraih telepon selulernya, lalu ia menunjukkan pose swafoto bersama sejumlah ibu asal Indonesia saat Idul Fitri lalu --Red).

Saya mencicipi semua makanan termasuk  kari dan semuanya. Sangat senang bisa menemui mereka.

Tantangan berikutnya  adalah memperbaiki sistem imigrasi, agar warga Indonesia dapat bekerja di Australia lebih mudah. Itu hal yang penting yang perlu kami lakukan. Presiden Indonesia membahas itu bersama perdana menteri kami.

Tanpa mengabaikan pencapaian profesional Anda, bagaimana perasaan Anda, sebagai salah satu menteri Muslim pertama Australia?

Saya sangat bangga, bahwa faktanya bangsa seperti negara kita, Australia dan Indonesia, memberi kesempatan bagi kelas menengah untuk turut mengambil keputusan di lembaga tinggi di negara besar. Presiden Indonesia tumbuh dari keluarga biasa. Namun beliau menjadi salah satu presiden terbaik di dunia.

Sedangkan saya, orang tua saya bermigrasi ke Australia pada 1960-an dari Bosnia. Mereka bekerja sangat keras untuk membangun keluarga. Kami berasal dari keluarga biasa.

 
Saya selalu bangga. Itu Alquran Haji Maha Abdul dari Australia. Ia dihadiahi Alquran (warna merah muda) itu dari seorang perempuan yang ia bantu. 
 
 

Kemudian saya, putra mereka, mendapat kesempatan terpilih di parlemen, lalu juga menjadi  menteri Muslim pertama Australia. Itu keajaiban yang juga negeri kami miliki. Menurut saya, itulah kesamaan kedua negara kita.  

Kabinet kami lebih mencerminkan masyarakat Australia (yang beragam), berasal dari berbagai latar belakang. Kunci dari kepemimpinan saya pikir itu juga amat berperan.  

Saat Anda disumpah jabatan dengan memegang Alquran, bagaimana perasaan Anda?

Saya selalu bangga. Itu Alquran Haji Maha Abdul dari Australia. Ia dihadiahi Alquran (warna merah muda) itu dari seorang perempuan yang ia bantu. Perempuan itu bekerja di tengah masyarakat di Sydney. Kami ingin menunjukkan keberadaannya sebagai simbol. Muslim selalu berkontribusi pada negara kami dari generasi ke generasi.

Semua mengatakan "oh Anda menggunakan Alquran warna merah muda".  Semua orang fokus pada itu. Namun, itu hal baik karena memberi kami kesempatan untuk menyampaikan cerita tentang siapa orang yang memberikan Alquran itu 

photo
Menteri Perindustrian dan Ilmu Pengetahuan Australia Ed Husic saat diwawancarai Republika di Jakarta, Senin (6/6/2022).Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

Ada pandangan klasik bahwa orang Australia adalah "orang Barat yang ada di belahan bumi Timur". Bagaimana pendapat Anda?

Saya memahami itu. Saya sepenuhnya memahami itu. Karena kami memiliki latar belakang yang berbeda. Anda melihat bahwa Australia memiliki sejarah yang berbeda. Tapi saya kira itu bukan sesuatu yang menyulitkan negara-negara kita untuk bekerja sama.

Australia sangat multikultural. Menyatukan banyak orang dari berbagai tempat di kawasan untuk berkerja, tinggal, dan tumbuh. Menurut saya,  itu kesempatan yang baik bagi kami untuk berbuat sesuatu. Saya sangat mengapresiasi itu.

Ada dua hal yang ingin saya katakan. Pertama, masih banyak yang perlu Australia kerjakan dalam menginisiasi konteks dan memperkuat hubungan kita. Kemudian, menurut saya, sudah banyak yang dilakukan. Kami bekerja sama dengan Anda dengan penuh semangat persahabatan,  yang menurut saya kita memiliki keinginan dan semangat sama.

Apa pesan Anda untuk anak muda Indonesia?

Anda memiliki negara yang luar biasa. Saya menghargai ambisi Anda untuk melihat Indonesia tumbuh, menjadi ekonomi besar di dunia. Talenta Anda terutama dalam bidang teknologi yang sangat saya hormati. Karena itu, menurut saya, kita memiliki banyak peluang untuk bekerja sama.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama

Albanese optimistis Indonesia akan menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia.

SELENGKAPNYA

PM Australia Albanese Kunjungi Indonesia

Kedua negara membidik Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.

SELENGKAPNYA