Menteri BUMN Erick Thohir memberikan pengarahan saat melakukan kunjungan kerja di Posko Pelayanan dan Monitoring Mudik, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/4/2022). Kunjungan tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan moral kepada semua petugas gabungan y | ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Ekonomi

Setoran Dividen BUMN Lampaui Ekspektasi

Pemerintah memutuskan tidak memaksa BUMN menyetorkan dividen sebanyak tahun-tahun sebelumnya.

OLEH MUHAMMAD NURSYAMSI

Sebagai sepertiga kekuatan ekonomi negara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting dalam kebangkitan perekonomian selepas pandemi Covid-19. Tak hanya melalui berbagai program yang langsung bersinggungan dengan masyarakat, BUMN juga memiliki andil dalam menambah pundi-pundi kas negara lewat setoran atau dividen. 

Terhitung dari 2010 hingga 2019, BUMN telah menyetorkan pendapatan ke negara dalam bentuk dividen sebesar Rp 388 triliun. Namun, kehadiran pandemi pada 2020 membuat BUMN tak bisa optimal dalam meneruskan tren positif tersebut. Hal ini tak lepas dari dampak pandemi yang berimbas pada 90 persen ke bisnis BUMN. 

Pemerintah memutuskan tidak memaksa BUMN menyetorkan dividen sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Sebelum pandemi Covid-19, BUMN telah menyumbangkan dividen sebesar Rp 43 triliun pada 2020 atas laba bersih pada 2019.

Begitu pandemi muncul, Kementerian BUMN melakukan penyesuaian dengan menurunkan target dividen 2021 atas laba bersih 2020 menjadi Rp 26 triliun dari target awal yang sebesar Rp 43 triliun. Sementara, target dividen untuk tahun ini diharapkan kembali naik mencapai Rp 30 triliun atau Rp 35 triliun atas kinerja tahun lalu.

Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan jumlah dividen dapat kembali berada di angka Rp 43 triliun pada 2023 atas kinerja BUMN tahun ini dan akan terus meningkat hingga Rp 56 triliun pada 2024. Tampaknya, target yang diusung Erick dapat terealisasi. 

Hingga akhir Mei 2022, tercatat sudah ada sembilan BUMN dan anak usaha BUMN, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, serta anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, yang sudah menyetorkan dividen mencapai Rp 31,55 triliun. Belum lagi dengan dividen dari Telkom dan sejumlah BUMN lain tahun ini.

BRI membagikan dividen tahun buku 2021 sebesar Rp 26,40 triliun atau sekitar 85 persen dari laba bersih perusahaan yang sebesar Rp 31,06 triliun. Pemerintah selaku pemegang saham pengendali BRI dengan kepemilikan saham sebesar 53,19 persen menerima dividen sebesar Rp 14,04 triliun. Jumlah ini menjadi yang terbesar atau hampir separuh dari setoran gabungan sembilan BUMN dan anak usaha BUMN tersebut.

Selain BRI, pemerintah juga akan mendapatkan dividen dari BUMN lain dengan taksiran, meliputi BNI sebesar Rp 1,63 triliun, Bank Mandiri dengan 8,75 triliun, BTN sebesar Rp 142 miliar, Semen Indonesia sebesar Rp 520 miliar, Bukit Asam dengan Rp 5,21 triliun, Aneka Tambang sebesar 605 miliar, Timah senilai Rp 296 miliar, serta Mitratel sebesar Rp 362 miliar.

Bagi Erick, pemberian dividen merupakan bukti konkret dari keberhasilan transformasi BUMN melalui efisiensi dan perbaikan model bisnis telah berjalan sesuai dengan arah strategis yang ditetapkan.

Hal ini tergambar dalam pendapatan konsolidasian BUMN pada 2021 yang tercatat mencapai Rp 1.983 triliun atau setara 99 persen atas realisasi pendapatan negara 2021. Sementara, kontribusi BUMN melalui dividen, pajak, dan PNBP pada 2021 mencapai Rp 371 triliun, serta total aset BUMN pada 2021 sebesar Rp 8.998 triliun atau setara 53 persen atas produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2021.

"Alhamdulillah ketika tahun 2020, laba bersih BUMN itu hanya Rp 13 triliun. Dengan transformasi yang profesional dan transparan, selanjutnya laba bersih BUMN pada 2021 sebesar Rp 90 triliun. Ini kenaikan yang luar biasa," ujar Erick.

Erick juga mengapresiasi dividen BRI yang menjadi angin segar bagi dunia perekonomian mikro maupun makro. Secara mikro, BRI mampu menunjukkan mampu beradaptasi dengan model bisnisnya yang fokus mendukung UMKM. Secara makro, kesuksesan di level mikro itu mampu berkontribusi dalam mendukung perekonomian nasional.

Menurut Erick, keberhasilan Holding Ultramikro (UMi) juga dirasakan hingga ke pelaku usaha kecil. Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk kredit usaha kecil, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum.

"Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan holding ultramikro, dalam hal ini BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," kata Erick.

Managing Director Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LMFEB-UI) Toto Pranoto mengatakan, selama ini bank-bank negara mendominasi sebagai penyumbang dividen terbesar dengan kontribusi lebih dari 70 persen dari total dividen BUMN. 

Untuk tahun ini, sejumlah BUMN dari MIND ID, seperti PTBA, Timah, dan Antam juga ikut berkontribusi seiring melonjaknya harga komoditas sepanjang 2021. "Target di atas masih bisa meningkat karena masih menunggu kinerja Telkom pada 2021," ujar Toto kepada Republika.

Toto menyebutkan, peningkatan dividen dari target semula tak lepas dari percepatan pemulihan industri akibat dampak pandemi. Kondisi ini menjadi pemicu perbaikan kinerja beberapa BUMN, terutama pada sektor pertambangan, telekomunikasi, farmasi, dan juga sektor perbankan.

Toto mengatakan, pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN harus meneruskan tren positif kinerja BUMN. Menurut Toto, restrukturisasi harus segera bisa menghasilkan efek positif.

Toto menilai beberapa blue chips BUMN yang terpuruk dalam dua tahun terakhir, seperti KAI dan Angkasa Pura I dan II, harus bisa bangkit kembali. Begitu juga dengan sektor perkebunan yang selama ini terus merugi bisa segera pulih dan mengikuti tren positif harga komoditas.

"Sektor lainnya yang sudah kompetitif dan berkinerja positif perlu diperkuat supaya dapat sustainable dalam jangka panjang. Misal, dampak positif di sektor pertambangan harus diperkuat dengan upaya hilirisasi lebih cepat sehingga nilai tambah bisa ditingkatkan untuk BUMN tersebut," kata Toto. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Titik Pencarian Eril Dioptimalkan

Pencarian Eril di Sungai Aare menggunakan kapal boat dan drone.

SELENGKAPNYA

Diplomasi Durian Ala PM Malaysia Ismail Sabri

Kewartawanan yang amanah dan bertanggung jawab merupakan aset penting dalam pembangunan negara dan bangsa.

SELENGKAPNYA

Menlu Rusia Tepis Rumor Kesehatan Putin

Kabar sakitnya Putin muncul di tengah upaya Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.

SELENGKAPNYA