Seorang petani Nepal memanen gandum di Kathmandu, Nepal, Rabu (13/5). Lockdown di Nepal mengakibatkan kekurangan pekerja yang disewa untuk bekerja di ladang | AP / Niranjan Shrestha

Ekonomi

Mendag Optimistis Pasokan Gandum Aman

Total impor gandum dari India sepanjang 2021 mencapai 318,4 ribu ton.

JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi optimistis pasokan gandum di Indonesia masih cukup hingga tiga bulan ke depan. Oleh karena itu, kebijakan larangan ekspor gandum yang diterapkan India tidak akan langsung berdampak pada suplai untuk Indonesia.

India memutuskan melarang ekspor gandum pada pekan lalu akibat adanya gangguan iklim berupa gelombang panas yang berdampak pada gangguan produksi. "Sementara ini kita punya stok cukup untuk tiga bulan ke depan secara aman. Jadi, kita berprinsip, setelah tiga bulan ini baru kita berbicara (soal gandum)," kata Lutfi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/5).

Indonesia merupakan negara importir gandum karena tidak bisa memproduksi di dalam negeri. India pun menjadi salah satu pemasok gandum bagi Indonesia meski bukan yang terbesar.

Lutfi memaklumi langkah India yang memprioritaskan kepentingan nasional. Hal itu, menurut dia, serupa dengan langkah Indonesia yang juga melarang ekspor CPO karena kepentingan domestik. "Jadi, kita mengerti apa yang dimaksud (India) dan mudah-mudahan tidak terlalu lama supaya perdagangan internasional bisa berjalan baik," kata Lutfi.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor gandum dari India periode April 2022 mengalami penurunan drastis jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Tercatat, pada April 2021, total volume impor gandum dari India mencapai 55,66 ribu ton dengan nilai sebesar 15,34 juta dolar AS.

"Sedangkan, pada April 2022, volume impornya 2.000 ton dan nilainya 780 ribu dolar AS," kata Kepala BPS Margo Yuwono.

Total impor gandum dari India sepanjang 2021 lalu mencapai 318,4 ribu ton dengan nilai mencapai 100,9 juta dolar AS. Salah satu pemasok utama gandum bagi Indonesia yakni Ukraina. Akan tetapi, negara tersebut tengah terlibat perang dengan Rusia yang juga membuat kekhawatiran bagi Indonesia.

Gandum menjadi bahan baku tepung terigu yang digunakan untuk membuat produk makanan, seperti mi dan roti. Selain itu, gandum juga menjadi salah satu bahan baku pakan ternak unggas.

Tercatat, sepanjang 2021, total impor gandum Indonesia dari Ukraina sebanyak 2,07 juta ton atau senilai 624,6 juta dolar AS. Total impor tersebut berkontribusi sekitar 23 persen dari impor gandum Indonesia selama setahun sebesar 8,4 juta ton.

photo
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan sapu sorgum di Martoloyo, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (9/3/2021). Sapu berbahan dasar merang gandum (sorgum) dan lidi yang diekspor ke Jepang, Cina dan Taiwan tersebut dijual seharga Rp20 ribu hingga Rp80 ribu per buah tergantung bentuk dan ukuran . - (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Sementara itu, BPS mencatat terdapat kenaikan harga gandum dunia. Selama April, harga gandum sudah melonjak tinggi mencapai 495,3 dolar AS per ton. Harga itu sudah naik 1,85 persen dari bulan sebelumnya atau melonjak 76,2 persen dibandingkan dengan April 2021.

Dampak terhadap kenaikan harga global perlu diwaspadai pemerintah bersama pelaku usaha. Ekonom dari Institute for Economics and Development Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan, India bukan pemasok utama gandum bagi Indonesia. Akan tetapi, kebijakan India akan memberikan dampak terhadap harga global yang nantinya pun dirasakan Indonesia. "Jadi, bagi Indonesia, dampaknya tidak langsung karena bukan sumber utama," kata Rusli.

Sebagai gambaran, sepanjang 2021 lalu, total impor gandum Indonesia mencapai 8,4 juta ton atau senilai 624,6 juta dolar AS. Total impor dari India pada tahun lalu hanya 318,4 ribu ton. Jumlah itu masih lebih kecil daripada impor gandum asal Ukraina yang kini dalam situasi perang. Volumenya mencapai 2,07 juta ton atau senilai 624,6 juta dolar AS.

Di sisi lain, Rusli menilai komoditas gandum tidak memberikan dampak signifikan jika dibandingkan dengan beras atau bahan pokok lainnya ketika terjadi kenaikan harga. Apabila terjadi kenaikan harga produk gandum, seperti roti dan mi, masyarakat Indonesia memiliki banyak alternatif pangan.

Meski demikian, Rusli mengatakan, langkah India dapat mendorong negara produsen gandum lain untuk melakukan hal yang sama. Indonesia, sebagai salah satu importir besar gandum, tentunya akan kesulitan jika itu terjadi. "Jadi, memang harus segera mencari alternatif pasar untuk sumber gandum ini," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Malam Spesial Glasgow Rangers di Sevilla

Glasgow Rangers dan Eintracht Frankfurt akan berduel pada partai final Liga Europa.

SELENGKAPNYA

Pelatih Arsenal Arteta Tolak Menyerah

Peluang Arsenal lolos ke Liga Champions musim depan berubah mengecil.

SELENGKAPNYA

Adopsi Teknologi, Kunci Sukses Bisnis FnB

Dengan teknologi yang membantu efisiensi, pelaku usaha dapat berfokus kepada strategi pengembangan.

SELENGKAPNYA