Ustadz Abdul Somad memaparkan materi saat peluncuran buku pada gelaran Islamic Book Fair di Jakarta Convention Center, Jakarta, Ahad (2/3). Dalam acara tersebut Ustadz Abdul Somad menjelaskan mengenai buku berjudul 99 Tanya Jawab Seputar Shalat, dan Biogr | Republika/Thoudy Badai

Khazanah

Penolakan Singapura Atas UAS Disesalkan

Penjelasan Singapura diperlukan agar hubungan kedua negara tidak rusak.

JAKARTA — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Anwar Abbas menyesalkan penolakan terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk masuk ke Singapura. Dia pun mendesak Pemerintah Singapura segera mengklarifikasi kasus penolakan terhadap ustaz ‘sejuta followers’ tersebut.

"Muhammadiyah sangat menyesalkan tindakan Pemerintah Singapura yang telah melarang Ustaz Abdul Somad untuk masuk ke negara tersebut," ujar Buya Anwar kepada Republika, Selasa (17/5).

Menurut dia, Pemerintah Singapura harus bisa menjelaskan dengan sejelas-jelasnya kepada rakyat Indonesia tentang alasan negara itu menetapkan not to land atau tidak boleh masuk kepada UAS dan mendeportasinya.

"Kriteria dan atau persyaratan apa yang tidak bisa dipenuhi atau yang telah terlanggar oleh UAS sehingga menyebabkan yang bersangkutan tidak bisa berkunjung ke Singapura?" ujar wakil ketua umum MUI ini.

Penjelasan dari Pemerintah Singapura itu, menurut Buya Anwar, penting agar tidak merusak hubungan baik kedua negara yang telah terbangun selama ini.

UAS mengalami peristiwa yang kurang menyenangkan saat hendak melakukan dakwah di Singapura, Senin (16/5) siang. Mubaligh kondang tersebut menuturkan, dirinya sempat dimasukkan ke dalam ruangan sempit. Otoritas keimigrasian negara jiran itu kemudian memintanya kembali ke Indonesia.

“Tidak ada wawancara. Tidak ada (keimigrasian Singapura) meminta penjelasan. Tidak bisa menjelaskan ke siapa,” ujar UAS saat dihubungi Republika, Selasa (17/5) pagi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

 

Menurut alumnus Universitas al-Azhar Mesir itu, dia dan rombongan telah memenuhi semua persyaratan untuk dapat memasuki Singapura. Bahkan, menurut dia, seluruh rute perjalanannya di Singapura juga sudah dijelaskan.

“ICA (Immigration and Checkpoint Authority) sudah keluarkan arrival card. Semua rute perjalanan sudah jelas,” kata UAS.

UAS pun tidak habis pikir, mengapa perlakuan terhadap seorang intelektual Muslim seperti itu. “Kami bukan teroris dan lain-lain. Jika demikian perlakuan mereka terhadap orang-orang terdidik, apalagi terhadap WNI lain,” ujar dia.

Terkait hal ini, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menjelaskan bahwa UAS bukan dideportasi, melainkan tidak dapat izin untuk masuk ke Negeri Singa itu. Menurut dia, Immigration and Checkpoint Authority (ICA) tidak memberikan izin masuk karena UAS dianggap tidak memenuhi kriteria yang berlaku di Singapura.

"Pihak ICA menyampaikan tidak memberikan izin masuk atau not to land karena tidak memenuhi kriteria yang berlaku di Singapura," kata pria yang akrab disapa Tommy ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Sementara, pendakwah Ustaz Derry Sulaiman mempertanyakan kasus penolakan terhadap UAS di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura. Dia pun meminta kepada Pemerintah Singapura untuk menjelaskan alasan memperlakukan UAS seperti itu.

Why? Kenapa? Kita mau tanya saja, kita nggak tuduh mereka yang bersalah, siapa tahu mungkin ada kesalahan dari timnya Ustaz Somad. Tapi, yang jelas kalau ada kesalahan, jelaskan kepada kita agar kita tidak marah,” ujar dia.

Pada 2018, Ustaz Derry bersama rombongannya juga pernah diinterogasi saat akan masuk ke Singapura. Saat itu, dia dan 12 orang lainnya diwawancara satu per satu selama lima jam. Saat ditanya soal kunjungannya ke Singapura, dia pun menjelaskan bahwa hanya ingin silaturahim dari masjid ke masjid.

Setelah mengetahui alasannya, pihak imigrasi pun melepaskan Ustaz Derry dan rombongannya. Sementara, kata dia, dalam kasus kali ini UAS justru langsung dipulangkan ke Indonesia menggunakan kapal terakhir tanpa diberikan alasan jelas.

“Beliau ditahan terus dipisahkan dari anak dan istrinya, kemudian dipulangkan. Itu yang perlu kita tanya klarifikasinya, ada masalah apa. Kan ini agak sedikit aneh," kata Ustaz Derry.

Dia menjelaskan, UAS bukanlah orang sembarangan. UAS pernah menerima gelar kehormatan Datuk Seri Ulama Setia Negara dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau serta mendapat gelar profesor dari Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam.

“Sedangkan ke Singapura sebagai salah satu negara tetangga kita, kok dia nggak bisa memuliakan ulama yang kita punya,” ujar Ustaz Derry.

Memang, dia melanjutkan, UAS tidak diapa-apakan saat dideportasi. Namun, UAS ditahan di ruangan kecil mirip penjara berukuran 1x2 meter. “Itu tidak manusiawi, apalagi UAS merupakan pendakwah dan profesor yang dicintai jutaan umat.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bank Mandiri: Transaksi Digital Capai Rp 10 Ribu Triliun

Berdasarkan paparan kinerja, Livin dan Kopra mendukung ekspansi perusahaan menjadi digital.

SELENGKAPNYA

Timnas Sepak Bola Indonesia dan Thailand Saling Hormat

Tim Thailand kerap menghadirkan mimpi buruk kepada timnas Indonesia

SELENGKAPNYA

Modal Bagus Rifda Irfanaluthfi Menuju Olimpiade 2024

Pesenam putri Indonesia Rifda Irfanaluthfi memiliki modal bagus untuk bisa tampil di Olimpiade 2024 Paris.

SELENGKAPNYA