File foto 10 April 2004 ini menunjukkan gunung berapi, Anak Krakatau, terlihat dari pantai Jawa Barat, Indonesia. Anak Krakatau Indonesia di Lampung meletus pada Jumat malam, 10 April 2020. | AP

Nusantara

Waspadai Potensi Tsunami Anak Krakatau

Pemerintah klaim telah berupaya membuat program mitigasi tsunami dari tingkat hulu hingga hilir.

JAKARTA -- Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko mengimbau untuk mewaspadai potensi tsunami dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Pakar tsunami tersebut menuturkan berdasarkan data dan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, terdapat peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Waspada atau Level 2 ke Siaga atau Level 3.

"Ini menunjukkan adanya potensi ke arah erupsi dan dapat berpotensi menimbulkan tsunami," katanya, dalam keterangan pers, Jumat (13/5).

Untuk perkiraan besar kecilnya dampak tsunami, iamengatakan, tergantung dari pemicu sumbernya. Seberapa besar aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau dan volume longsoran kaldera atau lava yang dimuntahkan.

Dari hasil kajian pemodelan tsunami yang telah dilakukan untuk kejadian erupsi akhir 2018 dapat dijadikan acuan untuk potensi tsunami ke depan apabila ada erupsi Gunung Anak Krakatau. Terutama untuk memprediksi waktu tiba tsunami di pantai dan perkiraan tingginya.

Widjo menuturkan, pemerintah telah berupaya membuat program mitigasi tsunami dari tingkat hulu hingga hilir. Sebagai contoh, di tingkat hulu terdapat sistem peringatan dini apabila akan terjadi tsunami dan diseminasi informasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

photo
Foto citra satelit ledakan Anak Krakatau pada 13 April 2020. - (NASA)

Di tingkat hilir, sudah dilakukan penyiapan jalur evakuasi, tempat evakuasi (selter) dan panduan perencanaan evakuasi. Meskipun demikian, korban tsunami masih tetap ada seperti yang pernah terjadi di Selat Sunda di akhir 2018. Hal itu, katanya, menunjukkan program mitigasi tsunami yang telah ada belum mencukupi, sehingga perlu ditingkatkan pada masa mendatang.

Sistem deteksi dini tsunami PUMMA (Perangkat Ukur Murah untuk Muka Air Laut) saat ini sudah dipasang di kompleks Gunung Anak Krakatau. Sistem disebut beroperasi dengan baik.

"Teknologi ini mendeteksi tsunami berdasarkan anomali tinggi muka air laut akibat aktivitas seismik di dasar atau longsoran bawah laut yang direkam oleh sensor tinggi muka air laut," kata Kepala Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN Ocky Karna Radjasa.

Data yang direkam langsung oleh PUMMA dikirim ke pusat data di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara seketika melalui jaringan Global System for Mobile Communications (GSM). Teknologi PUMMA atau IDSL (Inexpensive Device for Sea Level measurement) juga dilengkapi dengan CCTV untuk memantau gelombang tsunami secara langsung. Pihak BMKG lalu akan mengeluarkan peringatan dini berdasarkan analisis data pantauan anomali tinggi muka air laut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Depok Siapkan Lahan Permakaman Baru di Sawangan 

Pemerintah Kota Depok berkomitmen menyiapkan permakaman yang layak.

SELENGKAPNYA

Timnas U-23 Wajib Kalahkan Filipina

Timnas U-23 seharusnya punya kepercayaan diri lebih tinggi pada laga ini setelah berhasil menaklukkan Timor Leste.

SELENGKAPNYA

Tim Piala Uber Dinilai Sudah Lampaui Target

Lolosnya tim Uber Indonesia hingga putaran delapan besar adalah hasil yang di luar dugaan

SELENGKAPNYA