Seorang teknisi melakukan pemeliharaan perangkat Base Transceiver Station (BTS) milik XL Axiata di salah satu menara di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Rabu (28/4/2021). PT XL Axiata Tbk. terus berupaya menyelesaikan proyek fiberisasi di Pulau Sulawe | ANTARA FOTO/Arnas Padda

Inovasi

Wujudkan FMC Demi Selalu Terkoneksi

Konsep bisnis FMC yang kini telah dirintis para operator di Tanah Air, merupakan sebuah keniscayaan.

Operator di Indonesia saat ini, sudah mulai mengarahkan bisnisnya menjadi perusahaan digital telekomunikasi yang tidak hanya menjual jaringan mobile. Tetapi juga fixed broadband dan berbagai layanan seperti data center dan komputasi awan. Integrasi layanan fixed dan mobile broadband tersebut, biasa disebut disebut Fixed Mobile Convergence (FMC).

Arah bisnis yang menuju ke FMC, bisa terbaca dari langkah Telkomsel yang meluncurkan Orbit pada Juli 2020. Kemudian, ada pula XL Axiata yang resmi mengakuisisi Linknet pada Januari 2022.

Smartfren Telecom juga tak mau ketinggalan. Berkolaborasi dengan Mora Telematika Indonesia, Smartfren meluncurkan True QuadPlay. Dengan layanan ini, pelanggan bisa mendapatkan internet broadband kecepatan tinggi dari Oxygen.id, saluran TV kabel premium, video on demand (VoD), konten OTT, satu nomor telepon rumah bebas abodemen, kuota nonstop untuk paket data seluler, serta gratis panggilan telepon ke seluruh nomor Smartfren.

Menurut Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya, Fixed Mobile Convergence (FMC) muncul karena keterbatasan dari sisi coverage. Karena, mobile coverage juga ada yang tidak bisa mencakup luar ruangan.

Selain itu, layanan mobile juga kerap terkendala untuk mencakup rural area. Sehingga dibutuhkan jaringan lain yang terhitung core network-nya dari para operator.

Menurut Teguh, core network, dari operator itu bermacam-macam. “Kalau fixed broadband bisa menggunakan base transceiver station (BTS), bisa pakai WiFi, bisa pakai segala macam. Ini yang menimbulkan akhirnya pada waktu mereka ada coverage fixed broadband, maka secara langsung, koneksi akan semakin baik,” ujar Teguh kepada Republika, belum lama ini.

Tentunya skenario untuk mewujudkan FMC saat ini bermacam-macam. Ada yang skenarionya dimulai dari perangkat. Contohnya, perangkat-perangkat baru saat ini memiliki kemampuan untuk memilih, apakah ingin terkoneksi dengan jaringan WiFi atau jaringan mobile.

“Kalau Anda lihat perangkat-perangkat yang terbaru ini dia punya kemampuan memilih. Kalau jaringan WiFi saya lebih kuat, saya akan connect ke WiFi, tidak akan menggunakan mobile. Jadi yang mengatur perangkat,” kata Teguh.

Tetapi, lanjut dia, ada juga FMC yang diatur oleh core network operator. Jadi, Teguh menjelaskan, core network operator akan melihat kondisi jaringan dimana pelanggan tengah berada. Sekiranya, ada jaringan fixed broadband yang lebih bagus, maka mereka akan langsung mengalihkan penggunanya untuk terhubung dengan jaringan fixed broadband.

Melihat hal ini, sebenarnya ada dua keuntungan yang bisa didapatkan para operator yang menerapkan FMC. Yakni, menghemat utilisasi broadband network mereka dan menambah pendapatan tambahan.

“Itu yang diharapkan dengan implementasi fixed mobile convergence. Jadi di mana-mana mereka akan bisa terkoneksi dan di mana pun juga mereka akan melayani layanan broadband,” kata Teguh.

Terkoneksi setiap waktu

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Link Net Enterprise Business (@linknetid)

Konsep fixed broadband juga tidak bisa dilihat sebatas di rumah semata. Tapi, juga bisa di kafe atau tempat umum dengan hotspot bagus.

Konsep FMC pun, diyakini akan semakin berkembang. Mengingat perkembangan teknologi akan terus mengalami kemajuan.

Salah satunya, dengan hadirnya layanan 5G, yang kecepatannya bisa mencapai 1 Gigabit per second bahkan lebih. Jaringan internet di masa depan pun, menjanjikan latensi yang kian rendah.

Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menjelaskan, kebutuhan masyarakat untuk selalu terkoneksi dengan internet saat ini, semakin tak bisa ditawar. Hal tersebut, bisa terwujud dengan lebih baik, apabila ada konvergensi antara jaringan mobile dan fixed mobile.

“Ketika di rumah misalnya. Secara otomatis, kita akan langsung menggunakan wifi untuk terkoneksi. Yang pasti, jangan sampai tidak ada koneksi,” ujarnya.

Merza meyakini, konsep bisnis FMC yang kini telah dirintis para operator di Tanah Air, merupakan sebuah keniscayaan. Mengingat kebutuhan akan konektivitas, juga akan terus meningkat dengan berkembangya sistem komunikasi antarmesin, 5G, dan kecerdasan buatan.

Meski di Indonesia, konsep FMC ini masih terus berkembang, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menyampaikan, sejatinya konvergensi antara layanan mobile broadband dan fixed broadband sudah mengemuka sejak satu dekade lalu.

“Kalau mau dikonvergensikan, saat itu juga dimungkinkan. Hanya, saja, akan ada pasar yang akan saling dimakan bila kedua layanan fixed dan mobile diberikan. Harus ada semacam pembagian, mana yang prefer ke fixed dan mana yang mobile, “ kata Heru.

Sebab, ia melanjutkan, mewujudkan layanan konvergensi juga harus kuat dari segi permodalan. Karena, pengembangan kedua teknologi ini, jelas membutuhkan biaya yang cukup besar di masing-masing teknologi.

Meski, kalau memang dikembangkan, jaringan Fiber to the Home (FTTH) dan mobile, juga berpotensi akan tumbuh dan meningkat bersamaan. “Bisa akan saling memakan pasar yang sama karena misal di perumahan kita pasang FTTH, mungkin di perumahan itu juga sudah ada sinyal mobile yang mungkin tadinya bisa cukup pakai kuota mobil tapi diambil FTTH. Dengan begitu, ada dua layanan di satu atau banyak tempat untuk pasar yang sama,” ujar Heru.

Sehingga, perlu dibagi wilayah mana yang fokus pada mobile dan mana yang FTTH. Menurutnya, di masa depan, FMC bisa terus dikembangkan, tapi perlu didukung kemampuan fiskal operator.

Bila tidak, tak menutup kemungkinan, operator bisa kolaps, karena harus berinvestasi besar membangun jaringan, namun demand-nya tidak berkembang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pesan Perpisahan Ramadhan

Kepergian Ramadhan meninggalkan pesan perpisahan berharga.

SELENGKAPNYA

Ekonomi Kian Pulih

BPS mencatat aktivitas produksi, konsumsi, dan investasi mengalami peningkatan.

SELENGKAPNYA

Minyak Goreng Hingga Bensin Kerek Inflasi

Tingginya angka inflasi pada April memberikan sentimen negatif terhadap kurs rupiah.

SELENGKAPNYA