Pengunjung memadati area Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2022). Pada hari kedua Idul Fitri 1443 Hijriah, sejumlah warga memanfaatkan waktu libur untuk berwisata bersama keluarga ke Taman Margasatwa Raguanan. Smentara menurut Sta | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Ragunan Diserbu Wisatawan

Ratusan pengunjung yang belum mendaftar daring gagal masuk ke Taman Margasatwa Ragunan.

 

 

JAKARTA — Tempat wisata di Jakarta sepertinya menjadi tujuan masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan Lebaran. Pantauan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (4/5), pengunjung sejak pagi sudah memadati kawasan wisata kebun binatang tersebut. Diperkirakan sekitar 45 ribu orang mengunjungi Taman Margasatwa Ragunan.

"Kita perkirakan (Rabu) ini puncaknya, maksimal 45 ribu atau setara dengan kapasitas 75 persen Taman Margasatwa Ragunan," kata staf Layanan Informasi dan Kehumasan Taman Margasatwa Ragunan, Wahyudi Bambang, saat ditemui di lokasi, Rabu.

Wahyu menuturkan, jumlah pengunjung makin siang terus bertambah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, petugas sudah menyiapkan langkah dengan menyediakan pos pengamanan di dua pintu utama.

Menurut dia, pos pengamanan itu disediakan guna mengantisipasi tindak kriminal yang terjadi, seperti copet dan pencurian lainnya karena pengunjung membeludak. Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Polsek Pasar Minggu untuk menyebar petugas memantau aktivitas pengunjung di seluruh wilayah taman. "Petugas keamanan yang kita sebar itu yang berseragam maupun yang tidak berseragam. Kita harapkan kegiatan wisata bisa berjalan dengan aman dan lancar," kata Wahyu.

Dia berpesan agar warga yang ingin memesan tiket bisa mengunjungi akun Instagram @ragunanzoo. Di akun Taman Margasatwa Ragunan tersebut tertera tautan pendaftaran yang bertuliskan linktr.ee/pesantiketragunan.

Sementara, ratusan pengunjung tertahan tidak bisa masuk ke Taman Margasatwa Ragunan. Hal itu karena mereka tidak mengetahui jika pengunjung yang bisa masuk berekreasi melihat binatang harus melakukan pendaftaran secara daring. Alhasil, banyak pengemudi motor menepikan kendaraannya di sisi Jalan Harsono RM, tepat di depan pintu utama Taman Margasatwa Ragunan hingga arus lalu lintas tersendat.

Mereka menepi untuk bertanya kepada petugas kepolisian yang memegang papan bertuliskan "Harus Daftar 'Online' untuk Bisa Masuk Ragunan". "Harus daftar online dulu Pak, baru bisa masuk. Kalau daftar sekarang mungkin baru bisa masuk besok," kata polisi menjelaskan kepada pengunjung.

Aturan itu ternyata tidak sedikit membuat pengunjung kecewa hingga harus putar balik. Padahal, ada yang sudah jauh-jauh mengajak anaknya untuk bisa berwisata di Taman Margasatwa Ragunan, tapi akhirnya batal karena tidak bisa mendapatkan akses masuk. "Saya ini datang jauh dari Cileungsi, Pak. Sudah bonceng bertiga anak istri, sudah bawa rantang sama karpet, eh malah ga bisa masuk," kata Yudi kecewa.

Dia mengaku baru diberi tahu petugas untuk bisa masuk ke Taman Margasatwa Ragunan harus mendaftar melalui aplikasi dulu. Pengelola menerapkan aturan itu untuk mengendalikan jumlah pengunjung agar tidak sampai melebihi kapasitas yang ditentukan. Hanya, Yudi tidak paham cara mendaftar daring. "Aku tidak paham gitu-gituan. Saya tahunya mau jalan-jalan sama keluarga aja," ujar Yudi.

Suhatinah yang datang bersama keluarga besarnya juga tidak bisa masuk karena belum melakukan registrasi. Dia akhirnya mengurungkan niat untuk berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan karena kalaupun mendaftar tidak bisa langsung ke dalam. "Saya ini dari Cibubur sudah panas-panas naik angkot malah enggak bisa masuk," kata Suhatinah.

Melonjak

Kunjungan ke Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara (Jakut), juga melonjak drastis pada hari libur Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah. Corporate Communication Taman Impian Jaya Ancol Ariadi Eko Nugroho memperkirakan, jumlah pengunjung mencapai rata-rata 55 ribu orang per hari. Target itu realistis karena pada Selasa (3/5), pengunjung tercatat 70 ribu orang. "Hari kedua menjadi yang tertinggi selama Ancol beroperasi pada masa pandemi," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu.

Aridi menjelaskan, ada empat titik kawasan pantai yang menjadi favorit pengunjung, yaitu Lagoon, Symphoni of The Sea, Pantai Indah, dan Pantai Festival. Pengunjung juga diarahkan menuju area barat atau Dufan dan Pantai Festival karena di lokasi tersebut ada suguhan acara menarik untuk memecah konsentrasi agar tidak terjadi penumpukan.

Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, pihaknya telah melakukan beberapa persiapan, seperti membuat pos pengamanan dan pengalihan arus lalu lintas di area Ancol. Dari segi keamanan, pengelola Ancol juga berkoordinasi dengan Polres Metro Jakut, Kodim 0502/Jakut, dan Satpol PP untuk melakukan penjagaan di wilayah Ancol. "Untuk membantu keamanan termasuk tim Satgas Covid-19 juga dengan total kurang lebih 300 personel," kata Aridi.

Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII), Jakarta Timur, juga menjadi tujuan wisata masyarakat. Pengelola TMII mencatat, sebanyak 10.234 orang mengunjungi salah satu wisata terpopuler di Ibu Kota tersebut hingga pukul 12.00 WIB. Direktur Eksekutif TMII I Gusti Putu Ngurah Sedana memperkirakan, jumlah pengunjung bisa terus meningkat karena tiket masih dijual sampai sore hari.

Dia menerangkan, pengelola TMII masih membatasi jumlah pengunjung hingga 50 persen dari kapasitas mengacu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 dan revitalisasi yang sedang berlangsung. "(Kapasitas) sekitar 30 ribu dibuka untuk umum," ujar Gusti.

Karena masih proses revitalisasi, TMII hanya membuka tempat wisata pada 30 April hingga 8 Mei 2022. Gusti menyebut, pengunjung yang ingin masuk TMII wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi dan sebaiknya melakukan pembayaran menggunakan nontunai. "Jadi, ada kurang lebih sekitar 11 wahana yang kita buka dalam rangka menyambut libur Lebaran," kata Gusti.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Taman Mini Indonesia Indah (tmiiofficial)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat