Warga antre membeli minyak goreng curah pada Gebyar 2 Ton Minyak Goreng Curah di Terminal Tegal, Denpasar, Bali, Sabtu (30/4/2022). | ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Kabar Utama

Harga Minyak Goreng Belum Juga Turun

Stok minyak goreng disebut mulai normal.

YOGYAKARTA -- Harga minyak goreng (migor) di DIY belum menunjukkan penurunan pasca-kebijakan pelarangan ekspor yang diberlakukan pemerintah pekan lalu. Bertahannya harga tinggi ini terutama untuk migor kemasan.

Berdasarkan pantauan Republika di salah satu toko ritel di kawasan Demangan, Kota Yogyakarta, harga migor kemasan masih cukup tinggi. Untuk migor kemasan dengan isian satu liter di toko ritel, harganya masih di kisaran Rp 25 ribu.

Sedangkan, untuk migor kemasan dua liter, harganya juga masih tinggi yakni mulai dari Rp 49.500 sampai Rp 51 ribu. Perbedaan harga dari migor kemasan ini berdasarkan merek-merek tertentu, seperti merek Tropica yang harganya mencapai Rp 51 ribu per dua liter.

Tidak hanya itu, harga migor kemasan yang dijual di pasar tradisional juga masih berada di kisaran harga yang tidak berbeda jauh dengan harga di toko ritel. Salah satu warga Kota Yogyakarta, Irma Avianti (44) mengatakan, untuk harga migor kemasan isian satu liter di pasar tradisional masih sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 21 ribu.

photo
Warga antre membeli minyak goreng curah pada Gebyar 2 Ton Minyak Goreng Curah di Terminal Tegal, Denpasar, Bali, Sabtu (30/4/2022). Kegiatan yang digelar oleh Polsek Denpasar Barat bersama Karang Taruna Denpasar tersebut untuk membantu masyarakat memperoleh minyak goreng curah dengan harga Rp 15.500 per kg menyusul masih adanya keterbatasan jumlah dan tingginya harga minyak goreng di pasaran. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Meskipun begitu, ketersediaan migor khusus untuk yang kemasan masih tersedia cukup banyak. Baik itu di toko ritel atau toko modern, maupun di pasar tradisional. Sementara itu, untuk ketersediaan migor curah dinilainya masih ada di pasar tradisional. Meskipun begitu, jumlahnya tidak sebanyak migor kemasan.

Irma menyebut, saat ini pedagang lebih banyak menjual migor kemasan dibanding dengan migor curah. "Karena sempat dulu harga migor curah Rp 18 ribu per liter, mending beli kemasan yang tidak berbeda jauh (dengan harga migor curah) dan kandungan nutrisinya lebih jelas," kata Irma kepada Republika, Ahad (1/5).

Sebelumnya, ketersediaan migor khusus untuk curah dinilai cukup berdasarkan pantauan yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY. Meskipun begitu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana mengatakan, migor curah ini masih sulit ditemui di pasaran.

"Untuk (migor) curah stoknya cukup, namun di pasar tradisional agak sulit ditemui," kata Tri belum lama ini. Masih sulitnya migor curah ditemukan dikarenakan pedagang yang enggan memasarkan migor curah. Sebab, kata Tri, keuntungan penjualannya lebih sedikit dibandingkan dengan risiko menjual migor curah.

"Ketika kami wawancara dengan pedagang pasar di Gunungkidul, mereka agak enggan memasarkan migor curah karena limit profitnya relatif tipis sekali, tapi resikonya besar," ujar Tri. Ia mencontohkan, migor curah dikemas hanya dengan plastik yang diikat dengan karet. Hal ini juga mengakibatkan migor curah sangat mudah tumpah ketika jatuh, sedangkan keuntungannya yang tidak besar juga tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.

"Di pasar tradisional juga ada tikus, ketika digigit satu (kantong) bocor hilang (keuntungan) Rp 15 ribu (per liter) dan keuntungannya tidak bisa menutupi (kerugian)," jelas Tri.  

Dikarenakan risiko menjual migor curah yang lebih besar, maka banyak pedagang yang lebih memilih untuk menjual migor kemasan. Pasalnya, migor kemasan lebih relatif aman dan tidak mudah pecah jika terjatuh, serta keuntungan penjualannya juga lebih besar. "Migor kemasan relatif aman, karena saat jatuh tidak pecah, kemudian margin profit-nya tidak dikendalikan harganya oleh pemerintah lebih longgar lagi," tambahnya.

Stok aman

Sementara, Satuan Tugas (Satgas) Pangan DIY menyebut, ketersediaan atau stok migor sangat mencukupi di DIY, bahkan sebelum dikeluarkannya keputusan larangan ekspor bahan baku migor dan migor ke luar negeri. Dikatakan, ketersediaannya saat ini sudah mulai normal, baik migor curah maupun kemasan.

photo
Warga membawa minyak goreng curah yang dibeli saat Operasi Pasar Minyak Goreng Curah di Gedung Serbaguna Pemkab Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (28/4/2022). Operasi pasar yang digagas oleh Bulog DI Yogyakarta dan Pemda Sleman tersebut menyediakan minyak goreng curah sebanyak 6.000 liter dengan harga Rp15.500 per kg guna mencukupi kebutuhan masyarakat, usaha mikro serta usaha kecil. - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.)

Anggota Satgas Pangan dari Polda DIY, Sarwendo mengatakan, ketersediaan migor curah sebelumnya sempat mengalami kendala dikarenakan distribusi yang terlambat. Sedangkan, untuk ketersediaan migor kemasan melimpah di pasaran.

"Stok dari awal memang aman sejak sebelum larangannya ada. Larangan ekspor kita juga sudah dialokasikan untuk DIY (dari pemerintah pusat), memang waktu itu ada distribusi agak terlambat, tapi stoknya sudah cukup aman," kata Sarwendo yang juga yang juga Kepala Sub Direktorat Industri Perdagangan (Kasubdit Indag) I Ditreskrimsus Polda DIY tersebut kepada Republika, Ahad (1/5).

Sarwendo menuturkan, saat ini ketersediaan migor di seluruh distributor yang ada di DIY dikatakan penuh. Di DIY ada empat distributor (D1) yang ditunjuk pemerintah pusat untuk mendistribusikan migor.

Sedangkan, ketersediaan migor di distributor tingkat dua (D2) juga terpenuhi dan di DIY ada 10 D2. Pengecer yang membeli migor, katanya, juga terlayani karena ketersediaan migor yang mencukupi untuk diedarkan ke konsumen.

"Sekarang semuanya sudah normal, seluruh distributor yang ada di DIY stoknya semuanya full. Jadi, pengecer-pengecer yang belanja, mereka kapan saja bisa dilayani dan itu pasti full," ujarnya.

Penurunan harga minyak goreng baik kemasan maupun curah juga terpantau belum merata di wilayah Purwokerto.

Di Pasar Manis Purwokerto, harga minyak goreng kemasan masih dijual sebesar Rp 25 ribu per liter, dan minyak goreng curah Rp 17 ribu per kilogram. Harga tersebut masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per liter untuk minyak goreng curah.

"Stoknya masih aman, tapi harganya masih tinggi, kasian yang pedagang gorengan. Biasanya lebaran Rp 50 ribu bisa dapat 3 liter, sekarang cuma 2 liter," ujar Ian (28 tahun), pemilik toko Mas Ian di Pasar Manis Purwokerto, Ahad (1/5/22).

Di Pasar Wage Purwokerto, harga minyak kemasan dijual dengan rata-rata Rp 24.500 per liter dan Rp 16 ribu per kilogram. Di Toko Maju Tenang di Pasar Wage, harga minyak goreng curah sebesar Rp 16 ribu per kilogram tersebut baru turun sedikit selama sepekan terakhir.

photo
Warga antre membeli minyak goreng curah pada Gebyar 2 Ton Minyak Goreng Curah di Terminal Tegal, Denpasar, Bali, Sabtu (30/4/2022). - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Sedangkan Toko Lancar di Pasar Wage telah menjual minyak goreng curah sebesar Rp 15 ribu per kilogram, dan minyak goreng kemasan Rp 22 ribu per liter. Meski sudah dijual lebih murah sekitar dua hingga tiga hari di toko tersebut, tidak ada pembeli yang menyerbu minyak goreng.

"Stok minyak gorengnya aman, mudah belinya gak seperti kemaren-kemaren. Tapi udah sepi pembeli sekarang, udah banyak yang beli jauh sebelum Lebaran," kata pemilik Toko Lancar.

Sementara itu, pantauan di toko ritel supermarket Rita Supermall, harga minyak goreng kemasan berbagai merk masih dijual dengan rata-rata Rp 24.850 per liter dan Rp 49 ribu per dua liter. Harga tersebut belum mengalami perubahan semenjak adanya operasi pasar minyak goreng sekitar sebulan yang lalu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sayap-Sayap Malaikat

Di luar sepuluh malaikat, ada malaikat-malaikat lain yang memiliki banyak tugas

SELENGKAPNYA

Doa Khaulah yang Menembus Langit

Khaulah lantas mengangkat tangannya dan berdoa dengan kesungguhan, penuh harap kepada Allah SWT, dan rasa kesedihan dalam hatinya.

SELENGKAPNYA

Idul Fitri, Kedepankan Ukhuwah

Prof Haedar mengajak umat Islam menjadikan Ramadhan dan Idul Fitri sebagai jalan baru keruhanian.

SELENGKAPNYA