Ilustrasi metaverse | Pixabay

Inovasi

Euforia WFH yang Bertahan Lama

Skema kerja secara hibrid membuat pegawai mengalami peningkatan dalam kehidupan kerja.

Pandemi telah menggiring perusahaan dan para pegawai untuk membiasakan diri bekerja secara hibrid. Artinya, pada periode tertentu, pegawai bisa melakukan pekerjaanya di kantor, kemudian pada periode tertentu tugas-tugas bisa dikerjakan di rumah atau di manapun.

Perpaduan antara remote working dan kerja dari kantor ini rupanya mengungkap sebuah keuntungan yang terpendam. Karena, dikutip dari ZDNet, Selasa (19/4), Future Forum Pulse Survey mengungkapkan, skema kerja secara hibrid membuat pegawai mengalami peningkatan keseimbangan dalam kehidupan kerja.

Selain itu, tingkat stres juga menjadi lebih terkendali, dan kepuasan kerja yang lebih baik. Dari survei itu, dijelaskan bahwa sejumlah peningkatan positif itu tercapai karena skema kerja hibrid, memungkinkan pegawai memiliki jam kerja yang lebih fleksibel dan memiliki keleluasaan dalam memilih lokasi kerja yang sesuai.

Sejumlah pekerja pun menilai, skema kerja yang satu ini juga memiliki keunggulan dari sisi efisiensi waktu. Mengingat, jika harus melakukan pekerjaan setiap hari di kantor maka akan banyak waktu yang terbuang untuk melakukan perjalanan saat berangkat dan pulang kerja.

Bahkan, kini sejumlah pegawai pun rela pindah ke perusahaan lain, jika kebijakan skema kerjanya dinilai tak sesuai. Hasil serupa juga ditemui dalam survei. Hal serupa juga terkonfirmasi lewat riset yang dilakukan Microsoft dan YouGov.

Dalam survei tersebut, 51 persen pekerja di Inggris akan mempertimbangkan untuk pindah kerja jika skema hibrid dihentikan. Lewat beragam keunggulan yang terbukti secara empiris, sejumlah perusahaan, makin memantapkan diri untuk menjadikan skema kerja hibrid sebagai skema kerja permanen. Sementara, sebagian perusahaan lainya, kini tengah mempertimbangkan rencana serupa.

Kondisi ini otomatis mempengaruhi pasar properti. Karena, tren ini membuat permintaan untuk ruang kantor mengalami penurunan. Lewat skema kerja ini, sejumlah perusahaan pun lebih memilih untuk menggunakan ruang kerja berkonsep komunal.

Di Inggris, misalnya. Pola kerja hibrid, membuat HSBC melakukan pemangkasan ruang kerja sebesar 40 persen. Besar kemungkinan, hal ini juga terjadi pada sejumlah perusahaan lain dengan besaran pemangkasan yang beragam.

Di New York, Amerika Serikat (AS), hal ini terbukti telah membuat nilai pasar gedung perkantoran mengalami penurunan. Pada tahun ini saja, nilai pasar gedung perkantoran di New York turun hingga 28,6 miliar dolar AS. Tren ini pun menjadi yang pertama kali terjadi sepanjang 20 tahun terakhir.

Fleksibilitas Faktor Penting 

Skema kerja secara hibrid sendiri juga jadi skema yang sangat diminati di AS. Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, hingga saat ini masih ada 13 persen pegawai yang menyelesaikan pekerjaanya dari rumah saja.

Dari sisi perusahaan, pada 2020 ada sekitar 73 perusahaan yang mengaku bahwa remote working memberikan dampak positif bagi perusahaan. Dikutip dari Forbes, pada 2021, jumlah perusahaan yang mengakui hal senada, bahkan naik menjadi 83 persen.

Chief Economist Fitch Ratings, Brian Coulton mengatakan, fakta ini membuat perusahaan semakin menyadari bahwa fleksibilitas jam kerja dan tempat kerja merupakan hal yang sangat penting. Di satu sisi, Coulton juga menilai, perusahaan harus memberikan perhatian terhadap kesehatan mental dan kebugaran seluruh pegawai.

Menurutnya, skema kerja secara hibrid perlu ditunjang dengan tim yang solid lewat bimbingan daring secara reguler. Selain itu, perusahaan juga perlu mengadakan makan siang virtual, sehingga seluruh pegawai bisa berinteraksi secara lebih santai.

Kegiatan ini, bisa juga dilakukan sembari mendalami budaya yang diterapkan pada masing-masing perusahaan. Dengan begitu, meski para pegawai melakukan remote working, setiap pegawai tetap memiliki koneksi dengan kolega lainnya, dan memiliki pemahaman soal visi dan budaya perusahaan.

"Selain itu, perusahaan juga harus mengadakan program pelatihan. Terutama pelatihan soft skill seperti komunikasi yang efektif, kerja tim, manajemen waktu dan pemikiran kritis," kata Coulton.

Bahkan, ia menilai pelatihan ini tak hanya perlu dilakukan pada para pegawai, tapi juga pada para pelajar atau mahasiswa. Sehingga, perusahaan bisa memastikan para generasi muda ke depan, telah siap untuk masuk dalam dunia kerja dengan skema baru tersebut. 

 

 

 
Skema kerja secara hibrid membuat pegawai mengalami peningkatan keseimbangan dalam kehidupan kerja.
Future Forum Pulse Survey
 
 

 

Dunia Kerja Lebih Imersif

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Nextmeet (@nextmeet_vr)

Perkembangan dunia teknologi,berpotensi besar membawa konsep bekerja remote working ke era yang lebih advance dengan hadirnya metaverse. Dunia virtual yang terus berkembang ini, berpotensi membawa tingkat koneksi sosial, mobilitas, dan kolaborasi ke dunia maya yang lebih imersif.

Dikutip dari Harvard Business Review, Rabu (20/4), selain Meta yang sudah mulai mengembangkan dunia kerja virtual melalui Horizon Worlds, di India, pengembangan dunia kerja virtual juga dilakukan NextMeet. Usaha rintisan yang satu ini tengah mengembangkan platform realitas imersif berbasis avatar yang berfokus pada solusi kerja, kolaborasi, dan pembelajaran interaktif. 

Misinya adalah untuk menghilangkan isolasi dan keterputusan relasi antartenaga kerja yang disebabkan oleh pekerjaan jarak jauh dan hibrida. Menurut pendiri NextMeet Pushpak Kypuram, peralihan ke kerja jarak jauh dari pandemi, membuat karyawan tetap terlibat telah menjadi tantangan utama bagi banyak perusahaan. "Anda tidak bisa membuat 20 orang tetap terlibat dalam lingkungan 2-D datar dari panggilan video," ujarnya.

Selain itu, Kypuram melanjutkan, beberapa orang juga tidak suka tampil di depan kamera. Hal-hal inilah yang akan menjadi pendorong skenario mengapa akan banyak perusahaan beralih ke platform berbasis metaverse.

Selain di India, di Inggris juga ada perusahaan metaverse yang membantu mengatasi kelelahan rapat video dan keterputusan sosial dari pekerjaan jarak jauh. Usaha rintisan PixelMax, selama ini membantu organisasi menciptakan tempat kerja yang imersif yang dirancang untuk meningkatkan kohesi tim, kesehatan karyawan, dan kolaborasi. 

Teknologi imersif yang dikembangkan PixelMax memungkinkan kita melihat avatar rekan kerja secara real-time. Kita juga bisa mengobrol saat kita bertemu mereka di tempat kerja virtual.

Salah satu pendiri PixelMax Shay O'Carroll mengungkapkan, percakapan informal dan spontan, sejatinya menyumbang sejumlah besar komunikasi bisnis. "Penelitian menunjukkan, selama pandemi kami kehilangan banyak komunikasi penting seperti ini," ujarnya.

Oleh karena itu, ruang kerja virtual dari PixelMax juga dikembangkan dengan menghadirkan fitur Ruang Kesejahteraan. Fitur ini adalah area khusus bagi pengguna dunia untuk beristirahat dan mengalami sesuatu yang berbeda.

Shay menjelaskan, PixelMax telah menciptakan area kesejahteraan yang dirancang sebagai hutan, atau akuarium. Para karyawan pun bahkan akan bisa merasakan sensasi berada di bulan untuk me-recharge pikirannya. Semua dapat dibuatkan, sesuai permintaan perusahaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Lelaki Buta yang Mencintai Rasulullah SAW

Meski tidak dianugerahi penglihatan, Ibnu Ummi Maktum mendapat keistimewaan berupa kecintaan terhadap agama meski nyawa taruhannya.

SELENGKAPNYA

Menuju Hari Kemenangan

Laku spiritualitas Mukmin selama Ramadhan akan bermuara pada sebuah kemenangan.

SELENGKAPNYA

Idul Fitri dan Mudik Spiritual

Kesalehan autentik diwujudkan dalam bentuk kesantunan, keberadaban, dan kewelasasihan.

SELENGKAPNYA