Perempuan (ilustrasi) | Pixabay

Inovasi

Wanita yang Berkarya di Beragam Area

Banyak penemuan teknologi di masa lalu, yang menjadi inspirasi dari inovasi modern.

Kiprah para perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, sudah dimulai sejak lama. Di dunia sastra, nama Jane Austen masih tetap harum meski kiprahnya telah dimulai di circa 1800-an.

Ada pula Rosa Parks yang kemudian memicu gerakan perjuangan hak sipil di Amerika Serikat (AS) pada era 1950-an. Di dunia teknologi, banyak juga perempuan yang telah mendedikasikan pemikirannya, temuannya, dan ilmu pengetahuannya untuk memberi manfaat bagi sesama.

Dikutip dari We are Tech Woman, pekan lalu, beberapa perempuan yang telah membuat perubahan melalui kontribusinya di bidang ilmu pengetahun dan teknologi, antara lain:

1. Katsuko Saruhashi

Katsuko Saruhashi menjadi terkenal pada 1950-an ketika ia menyimpulkan bahwa karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia dan industri besar, mampu membunuh kehidupan laut. Saruhashi membawa fakta ini ke perhatian dunia, kemudian mempersenjatai para ilmuwan dengan sistem untuk mengukur kandungan CO2.

Tabel Saruhashi pun hingga saat ini, masih digunakan. Pada 1960-an, dia mengalihkan perhatiannya ke limbah nuklir. Saat itu, AS memang tengah menguji senjata nuklir di pulau-pulau berjarak sekitar 4.500 kilo meter dari Jepang. Saruhashi menemukan, dalam waktu 18 bulan, air radioaktif telah muncul di bibir pantai Jepang. Penelitiannya ini, kemudian membantu memperketat hukum laut yang mengatur ketat kegiatan eksperimen nuklir.

Lahir di Tokyo, 22 Maret 1920, Saruhashi yang mendapat julukan ‘pengamat hujan’ ini, awalnya memang dikenal sering melamun sambil mengamati lamat-lamat rintikan hujan yang turun dari balik jendela kelas. Dalam hati, ia bertanya, apa yang membuat hujan turun.

Dari pertanyaan sederhana inilah, ia kemudian meraih gelar doktor di bidang kimia dari University of Tokyo pada 1957. Ia lulus dari Imperial Women's College of Science, yang dulunya bernama Toho University pada 1943.

Melakukan penelitian seperti yang dilakukan Saruhashi jelas bukanlah tugas yang mudah. “Jumlah dampak yang kita bicarakan sangat kecil, dan kemudian kita berbicara tentang lautan yang luas,” ujar Toshihiro Higuchi, seorang sejarawan di Universitas Georgetown dan pakar ilmu Perang Dingin, dikutip dari The Verge.

Menurut Higuchi, saat itu Saruhashi ditugasi untuk mengembangkan pengukuran yang lebih sensitif. Ia  dan timnya akhirnya menemukan bahwa dampak nuklir tidak menyebar secara merata ke seluruh lautan. Mereka pun melacak pola sirkulasi laut menggunakan radionuklida, kemudian menemukan bahwa arus mendorong perairan yang terkontaminasi radiasi searah jarum jam.

Mulai dari, Bikini Atol di barat laut menuju Jepang. Akibatnya, tingkat kejatuhan dari bahan-bahan kimia ini, jauh lebih tinggi di Jepang daripada di sepanjang AS bagian barat.

Saruhashi kemudian meninggal pada 29 September 2007. Kontribusinya di dunia geokimia, menjadi bukti bahwa perempuan pun bisa berbicara banyak di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang didominasi kaum adam. "Banyak wanita yang memiliki kemampuan menjadi ilmuwan hebat. Aku ingin melihat suatu hari nanti ketika wanita bisa berkontribusi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sama halnya dengan yang digeluti para lelaki", tegasnya.

 

2. Marie Van Brittan Brown

 

Marie Van Brittan Brown adalah penemu sistem keamanan rumah pertama di dunia. Awalnya, Brown bekerja berjam-jam sebagai perawat dan sering sendirian di rumah di Queens, New York pada 1960-an.

Khawatir akan keselamatannya, dia memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri dengan menciptakan sistem keamanan rumah pertama di dunia. Bekerja sama dengan suaminya Albert, ia mengebor empat lubang pengintip melalui pintunya, lalu memasang kamera yang terpasang pada motor yang dapat bergerak di antara empat lubang atas perintah pemilik rumah.

Kamera ini kemudian dipasang ke monitor di kamar tidur Brown. Tak ketinggalan, ada pula mikrofon yang dipasang sehingga ia bisa berbicara dengan pengetuk pintu tanpa harus turun dari tempat tidur.

Jika pengetuk pintu diterima, tombol dapat ditekan untuk membuka pintu dari jarak jauh. Jika tidak, tombol yang terpisah akan mengeluarkan suara ke layanan darurat.

Duo suami dan istri ini, kemudian mengajukan paten pada 1966 dan cetak biru awal dari penemuan ini masih menginspirasi berbagai penemuan konsep smart home hingga hari ini.

 

3. Stephanie Kwolek

Nama Stephanie Kwolek sampai saat ini masih dikenang karena ia menemukan bahan Kevlar atau Poly-paraphenylene terephthalamide, yang merupakan material serat fiber aramid pada 1965. Saat itu, dia adalah karyawan DuPont yang bekerja untuk menemukan bahan ringan yang dapat memperkuat ban mobil.

Kwolek menghabiskan waktunya bereksperimen dengan larutan cair yang dia cairkan pada suhu mencapai 200 derajat Celcius dan “dipintal” menjadi untaian tipis berserat. Proses ini secara umum mirip dengan proses pembuatan permen kapas.

Kwolek menemukan bahwa, dengan menurunkan suhu, dia dapat memutar sesuatu yang sangat kuat, kaku, dan ringan, yaitu Kevlar. Ini adalah benang berwarna yang lima kali lebih kuat dari baja dan telah memperkuat jaket polisi dan militer sejak memasuki produksi massal pada 1971.

Pimpinan tertinggi perusahaan DuPont, Ellen Kullman sempat menggambarkan Kwolek sebagai "seorang ahli kimia kreatif dan pelopor sejati kaum perempuan dalam ilmu pengetahuan". Kwolek juga menjadi satu-satunya karyawan perempuan dari DuPont yang memperoleh penghargaan Lavoisier atas prestasinya yang luar biasa.

"Saya tahu bahwa saya telah menemukan sesuatu," kata Kwolek dalam sebuah wawancara beberapa tahun yang lalu, dikutip dari AP. Kwolek bercerita, bahwa ia sangat bersemangat ketika ia bekerja di  dalam laboratorium. Pihak manajemen pun, kata dia, sangat senang karena saat itu, perusahaan memang tengah  mencari sesuatu yang baru dan berbeda.

Kwolek kemudian pensiun dari DuPont pada 1986. Selain digunakan untuk pakaian pelindung, serat ringan ini juga digunakan dalam berbagai produk, termasuk pesawat terbang, ponsel, dan perahu layar.

4. Grace Hopper

Grace Hopper adalah pegawai Harvard Computation Lab sebagai bagian dari Angkatan Laut AS. Kemampuannya dalam bidang pemrograman komputer Mark 1 untuk mempercepat kinerja militer, membuatnya dijuluki sebagai "The mother of computing".

Kemudian, ia pindah ke Eckert-Mauchly Computer Corp dan berperan dalam pengembangan komputer komersial pertama bernama UNIVAC I. Dalam pengembangan tersebut, dia menjadi salah satu arsitek dari bahasa komputer baru yang dikompilasi atau new compiled computer language (COBOL).

Dikutip dari news.yale.edu, Senin (25/4), Hopper juga dikenal sebagai penulis yang baik. Di bawah perintah salah satu pionir di bidang komputer, Howard Aiken, Hopper menulis manual pemrograman komputer pertama di dunia.

Sepanjang kariernya, dia juga sangat menghargai dokumentasi dan mampu menjelaskan situasi dan masalah yang kompleks kepada audiens berbeda. “Saya mulai merasa bahwa tidak ada gunanya melakukan apa pun kecuali Anda dapat mengomunikasikannya dengan baik,” katanya dalam sebuah wawancara pada 1980.

Selama Perang Dingin, investasi militer dan bisnis dalam teknologi komputer terus berkembang pesat. Namun, banyak orang yang ternyata tetap skeptis terhadap apa yang dapat dilakukan komputer atau bagaimana mereka dapat mengubah area dan aplikasi baru.

Hopper pun berkeyakinan kuat bahwa kemajuan dalam ilmu komputer akan terus meningkat. Dia sering berkata dia ingin hidup sampai 1 Januari 2000, untuk melihat kemajuan tak terduga yang dibuat komputer saat itu. Menurutnya, di era 2000-an komputer akan berada di mana-mana karena berhasil dibuat lebih ramah pengguna. Sayangnya, Hopper tak dapat mewujudkan keinginan tersebut, karena ia meninggal pada 1 Januari 1995 di usia 85 tahun. 

 

 
Banyak wanita yang memiliki kemampuan menjadi ilmuwan hebat.
KATSUKO SARUHASHI, Ahli Geokimia
 
 

Usaha Bersama Hadirkan Teknologi Hijau

Teknologi bisa memberi solusi pada upaya pelestarian lingkungan.

SELENGKAPNYA

Erick Thohir Prediksi Penerbangan Kembali Normal

Erick Thohir mendorong penyelesaian PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk secara maksimal.

SELENGKAPNYA

Agar Khusyuk dalam Shalat

Salah satu kewajiban yang harus ditunaikan saat shalat adalah tumakninah dan khusyuk.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya