Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Merebut Waktu Mustajab

Ramadhan kesempatan terbaik untuk berdoa karena semua waktu di dalamnya adalah mustajab.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Masih bersama ayat tentang Ramadhan dalam surah al-Baqarah, kita menemukan ayat 186, menyebutkan tentang pentingnya berdoa: “Ujiibu da’watad daa’i idzaa da’aani” (Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa apabila ia berdoa).

Sekalipun sebagian ulama tafsir sempat bertanya-tanya apa hubungan ayat ini dengan ayat sebelumnya, tetapi pertanyaan tersebut menjadi mudah terjawab dengan cara melihat urutan ayat secara tematik. 

Ayat tersebut masih berada dalam konteks ibadah Ramadhan. Maka, artinya bahwa Ramadhan adalah saat yang paling mustajab untuk berdoa kepada Allah SWT. 

Berdoa adalah tugas sang hamba kepada Allah Tuhannya. Bila para makhluk tidak senang diminta, Allah SWT sebaliknya. Di antara ciri kehambaan sejati adalah menjadikan Allah SWT sebagai tempat tumpuan segala harapan: “Allahush shomad” (QS al-Ikhlash ayat 2). Caranya, memperbanyak berdoa kepada-Nya.

Allah SWT cemburu kepada hamba yang mengandalkan makhluk sebagai tempat bergantung. Dalam hadis dikatakan: “Man lam yas alillaha yaghdhab ‘alaihi” (Siapa yang tidak mau minta kepada Allah SWT, Ia murka kepadanya) (HR Turmidzi). Karena itu, salah satu bukti bertauhid adalah bersungguh-sungguh memusatkan segala doa dan harapan hanya kepada-Nya. 

Bila di luar Ramadhan, waktu mustajab hanya terdapat pada waktu-waktu tertentu, tetapi selama Ramadhan Allah SWT buka pintu langit setiap saat agar sang hamba benar-benar mendekat kepada-Nya. Nabi menegaskan bahwa doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak: “Tsalaatsun laa turaddu da’watuhum ... wash shaaim hinna yufthir” (HR Turmidzi).

 
Bila di luar Ramadhan, waktu mustajab hanya terdapat pada waktu-waktu tertentu, tetapi selama Ramadhan Allah SWT buka pintu langit setiap saat.
 
 

Dalam hadis ini dijelaskan bahwa bagi orang yang berpuasa, waktu mustajab adalah menjelang berbuka. Belum lagi malam harinya, di mana para hamba sedang menegakkan shalat malam, itu semua adalah waktu yang sangat mustajab.

Karenanya, benar jika ayat di atas memang diletakkan pada urutan tentang Ramadhan supaya hamba-hamba Allah selama Ramadhan tidak pernah bosan memanjatkan doa kepada-Nya. Dikatakan dalam hadis: “Fa wallahi laa yamullu hattaa tamullu” (Allah SWT tidak pernah bosan melihat amal dan mendengar doamu sampai kamu sendiri yang merasa bosan) (HR Muslim). 

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah sempat menjelaskan sejauh mana doa bisa menolak takdir. Dikatakan bahwa jika doa lebih kuat atas takdir, doa akan menang.

Inilah makna hadis: “Laa yaruddul qadar illad du’aa” (tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa) (HR hakim). Sebaliknya, jika doa lebih lemah di hadapan takdir, yang menang adalah takdir. Namun, jika keduanya: doa dan takdir sama-sama kuat, maka itu akan terus bertarung sampai hari kiamat. 

Artinya, seorang hamba tidak boleh berputus asa. Sesulit apa pun kondisi hidup yang harus dijalani, masih ada harapan jalan keluar, yaitu melalui doa: “Udu’uuni astajib lakum” (mintalah kepada-Ku, pasti akan Aku menjawabnya) (QS Ghafir ayat 60).

Terutama pada Ramadhan, sebagai kesempatan terbaik untuk berdoa karena semua waktu di dalamnya adalah mustajab. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Meraih Kemenangan

Ramadhan harus menghasilkan satu kondisi hati yang jelas dan konkret, yakni bagaimana ada rasa cinta kepada Allah yang itu dapat dilihat dari kecintaannya kepada saudara seiman.

SELENGKAPNYA

Pemerintah Janji Bekerja Lebih Keras

Pemerintah berjanji meningkatkan bekerja lebih keras lagi untuk menjawab ekspektasi.

SELENGKAPNYA