Sejumlah siswa TK dan PAUD memakan olahan ikan pada acara gerakan cinta rupiah dan makan ikan massal di Gedung Kesenian, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). Gerakan cinta rupiah dan makan ikan massal yang diikuti 200 peserta itu bertujuan unt | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/

Geni

Agar Tumbuh Kembang Anak Lebih Optimal

Ada penurunan kemampuan motorik anak selama pandemi.

Nagita Slavina mengaku, menghadapi tantangan dalam pengasuhan anak sebagaimana yang dialami banyak ibu lainnya. Menurut Gigi, sapaan akrab Nagita, ketika merasakan tantangan itu sendirian, bisa memicu stres. Untuk mengatasi ini, dia merasa, berbagi bersama teman, keluarga, dan para ahli bisa sangat membantu.

“Membantu kewarasan para ibu, paling tidak mendengar tip dari banyak orang, keluarga, expert, sharing moment membuat ibu jadi lebih percaya diri, merasa tidak sendirian, bisa lebih legowo sharing tips-tips,” ujar istri artis dan presenter Raffi Ahmad tersebut.

Bagi Gigi, menjadi orang tua memang tidak ada sekolahnya, sekaligus tidak ada panduannya. Dengan berbagi pengalaman dan cerita, sedikit banyak membuatnya merasa lebih normal dan nyaman. Belajar bisa dilakukan dengan mencari tahu sendiri atau bersama-sama dalam komunitas.

Gigi merasa, sangat penting untuk terus belajar tentang bagaimana menjadi orang tua, mendampingi anak. Dengan sering banyak di rumah, juga bisa memanfaatkan sarana digital. Adanya pandemi Covid-19 membuat dia dan kedua anaknya memiliki kesempatan terbatas, khususnya bermain ke luar rumah. Saat ini, anak sulung Gigi, Rafathar Malik Ahmad, sudah mulai masuk sekolah dasar, sementara Rayyanza Malik Ahmad, putra keduanya, menjelang usia enam bulan.

Dia pun punya cara tersendiri untuk mengatasi rasa cemburu putra sulung ke adiknya. Sebenarnya, rasa cemburu antara saudara adalah hal wajar dan dianggap bisa ditangani orang tua.

Untuk itulah Gigi berusaha melibatkan sang anak sulung dalam momen-momen mengurus adik. Gigi menanamkan pemahaman bahwa kelahiran adik bukan untuk mengambil kasih sayang orang tua dari kakaknya. Dalam pengasuhan, Gigi juga berbagi tugas bersama sang suami. Biasanya, untuk urusan sekolah atau permainan rumahan, akan ditangani Gigi. Sementara, kegiatan luar ruangan atau membutuhkan gerak fisik lebih dilakukan bersama papahnya.

Untuk mengasuh bayi Rayyanza, masih lebih banyak dilakukan Gigi. Sementara, waktu bermain Rafathar sudah lebih banyak bersama Raffi. Dengan mengurus dua anak saat ini, tentu diakui Gigi, membuatnya jadi lebih repot. Namun kesibukannya tersebut dijalani dengan penuh syukur dan sukacita. “Sibuknya mengurus yang gede mulai sekolah walaupun di rumah. Yang kecil butuh ekstra perhatian karena ASI eksklusif, benar-benar lagi banyak kegiatan, tapi menyenangkan insya Allah, alhamdulillah,” tambah perempuan 34 tahun itu.

Tak pelak, pandemi telah menciptakan perubahan inkonsistensi kondisi sehari-hari yang memiliki dampak yang cukup signifikan kepada anak. Hal ini juga membuat orang tua menjadi kesulitan untuk memprediksi situasi yang akan terjadi.

Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog anak dan salah satu pendiri Tiga Generasi mengatakan, ada beberapa fakta bahwa ternyata ada penurunan kemampuan motorik anak selama pandemi. Sebab, dibandingkan 2019, pada 2020 terjadi penurunan motorik kasar maupun halus pada anak.

Dari cara komunikasi bayi, melihat mata, ikut bicara, kemudian di usia balita terjadi penurunan kesempatan bermain karena pembatasan sosial yang berakibat pada kesehatan mental karena lebih mudah stres. Padahal, kebutuhan fisik anak sangat tinggi. Jadi, harus mencari cara di tengah keterbatasan agar keinginan anak untuk bergerak tetap terpenuhi.

Orang tua juga khawatir apakah pemakaian masker pada anak akan mengganggu emosi mereka. Namun, dari penelitian terbaru, untuk pemakaian masker tidak terlalu mengurangi kemampuan anak memahami emosi orang lain.

Karena untuk memahami emosi orang lain, tidak perlu melihat wajah, tapi bisa dari gerak tubuh, suara, serta intonasi. Hal ini jadi angin segar karena banyak spekulasi bahwa pemakaian masker akan mengganggu, padahal ternyata tidak terlalu berdampak.

Terapkan SABAR

Menjalani masa pengasuhan anak saat pandemi tentu bukan hal mudah. Alhasil, penting bagi setiap orang tua untuk bisa menoleransi hal-hal yang tidak pasti serta membangun komunikasi yang lebih terbuka. Jika menghadapi tantangan, orang tua juga dapat berkonsultasi dengan ahli agar orang tua menjadi tahu hal-hal apa saja yang perlu dibenahi demi mencapai hubungan antarkeluarga yang lebih kuat.

“Ada upaya yang bisa dilakukan supaya keterampilan anak tetap berkembang dan orang tua tidak mudah stres, saya menyebutnya prinsip SABAR,” kata Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog anak dan Co-Founder Tiga Generasi.

Apa sajakah itu?

-(S)esuaikan ekspektasi selama pengasuhan anak. 

Anak tidak mungkin anteng sepanjang waktu. Ibu juga tidak bisa terus menerus berharap dibantu suami dan lainnya. Jadi, memang ekspektasi yang harus disesuaikan.

-(A)tur pembagian tugas dalam pengasuhan anak. 

Misalnya, main loncat-loncatan bersama ayahnya pada sore dan malam. Sedangkan, saat belajar bersama ibunya atau saling bantu dilandasi ekspektasi yang sesuai.

-(B)entuk eksplorasi kegiatan.

Hal ini dapat meningkatkan keterampilan yang diasah. Banyak orang tua yang masih bingung bagaimana meningkatkan beberapa kemampuan anak. Padahal, sekarang sudah banyak sekali aktivitas daring ataupun luring yang bisa dicoba. Hal ini sangat penting bagi anak untuk mengembangkan keterampilan, khususnya anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah adalah usia emas yang jangan sampai terlewat mengoptimalkannya. Orang tua bisa memanfaatkan waktu kosong anak dalam bereksplorasi.

-(A)jak anak untuk role play dan lebih sering berinteraksi bersama anggota keluarga. 

Interaksi dengan teman, guru, kerabat saudara, hingga orang dewasa yang tak dikenalnya bisa mengasah anak untuk belajar memahami kebiasaan serta empatinya.

-(R)est and relax dengan diri sendiri serta pasangan. 

Jangan paksa diri untuk tidak beristirahat saat bermain dengan anak. Penting untuk beristirahat sejenak atau meminta bantuan orang lain akan suatu pekerjaan. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Zaid bin Tsabit, Sekretaris Rasulullah nan Cerdas

Zaid menguasai bahasa Ibrani, baik lisan maupun tulisan.

SELENGKAPNYA

Patuhi Ganjil-Genap Mudik di Tol Trans Jawa

Pemudik diminta mematuhi aturan ganjil-genap untuk menghindari kemacetan parah.

SELENGKAPNYA

Erick Thohir Saingi Sandiaga di Bursa Capres 

Erick berada di empat besar dalam kategori menteri dan kementerian yang berkinerja paling baik berdasarkan hasil survei.

SELENGKAPNYA