Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin penguat atau vaksin booster kepada warga di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2022). | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Jokowi: Transisi ke Endemi Butuh Enam Bulan

Masa transisi dari pandemi ke endemi Covid-19 akan dilakukan dengan hati-hati.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyampaikan, masa transisi dari pandemi ke endemi Covid-19 akan dilakukan dengan hati-hati. Jokowi menegaskan, pemerintah tak ingin tergesa-gesa mengikuti negara lain dalam melonggarkan protokol kesehatan, seperti memperbolehkan membuka masker.

Jokowi memperkirakan, masa transisi menuju endemi ini diperkirakan akan dilakukan selama enam bulan. 

“Ini masih ada transisi kira-kira 6 bulan, kita lihat seperti apa, baru nanti silakan kalau yang di luar ruangan buka masker, kalau yang di dalam ruangan masih tetap pakai masker,” kata dia saat memberikan keterangan pers usai meninjau proyek pembangunan sirkuit Formula E Ancol, Jakarta, yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Senin (25/4).

Presiden menegaskan, terdapat tahapan-tahapan yang akan dilakukan selama masa transisi ini. “Apa pun, kita punya pengalaman saat delta seperti apa, saat omikron seperti apa, sehingga kehati-hatian, kewaspadaan itu tetap harus,” kata Jokowi.

Ia juga menyampaikan, pemerintah mempersilakan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman dengan mempertimbangkan kondisi kasus harian Covid-19 saat ini yang sudah sangat rendah dan terkendali. Selain itu, kasus aktif Covid-19 juga telah menurun menjadi di bawah 20 ribu kasus. “Memang rendah,” tambah dia.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan, 70 persen populasi dari total 270 juta masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap pada akhir Mei 2022. Capaian tersebut guna memenuhi syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar dunia bisa keluar dari pandemi.

Pemerintah akan fokus terhadap cakupan vaksinasi dosis lengkap dan vaksin penguat atau booster, terutama jelang mudik Lebaran tahun ini. Terlebih, saat masa mudik nanti akan terjadi pergerakan masyarakat yang tinggi sehingga potensi peningkatan kasus Covid-19 sangatlah besar.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, arus mudik dan arus balik pada Lebaran tahun ini menjadi ujian besar. Bila Indonesia dapat melewatinya tanpa lonjakan kasus, maka Indonesia bisa disebut sudah siap dalam proses transisi pandemi Covid-19 ke endemi.

"Jadi, ini kembali ke pengelolaan. Tak bisa bilang buruk atau aman. Ini adalah ujian, kalau kita bisa kelola arus mudik dan arus balik tahun ini tanpa lonjakan tandanya kita lulus, ujian terbesar masa pandemi, ini modal besar masa transisi ke endemi jadi lebih ringan," kata Dicky.

Perihal cuti bersama Idul Fitri yang cukup panjang, menurut Dicky, kembali lagi kepada penerapan mitigasi. Masa cuti Lebaran menyebabkan akan adanya pergerakan bersama besar sebelum 29 April 2022.

"Ini harus dimitigasi. Ini seperti dua mata pisau, bisa dampak buruk atau baik tergantung dengan manajemen pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatur mitigasi risiko orang-orang yang bergerak saat arus mudik dan arus balik," kata Dicky. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Covid-19 Diprediksi Landai Pasca-Lebaran

Hasil serosurvei menunjukkan hampir 100 persen masyarakat Indonesia memiliki antibodi Covid-19.

SELENGKAPNYA

WHO Sebut Penurunan Kasus Covid-19

WHO memperkirakan, subvarian omikron yang digabungkan bisa menjadi sekitar 10 persen lebih menular.

SELENGKAPNYA

Vaksinasi Covid-19 tidak Batalkan Puasa

Vaksinasi Covid-19 menambah kekebalan tubuh mereka yang berpuasa.

SELENGKAPNYA