Cover Madeena edisi 9 April 2022. Jalani Ramadhan dengan Bijaksana. | Tahta Aidila/Republika

Perencanaan

Jalani Ramadhan dengan Bijaksana

Risiko penularan Covid-19 tetap dipertimbangkan saat beraktivitas selama Ramadhan.

OLEH GUMANTI AWALIYAH 

Bulan suci Ramadhan tahun ini adalah ketiga kalinya dijalankan di tengah pandemi Covid-19. Hanya tahun ini umat Islam bisa menjalankan ibadah dan bersilaturahim dengan lebih leluasa, seiring menurunnya tren kasus positif Covid-19.

Meski demikian, pemerintah tetap meminta masyarakat untuk tetap bijaksana dalam berbagai hal. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penyesuaian kebijakan yang lebih longgar di tahun ini menjadi kesempatan yang baik menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19. 

“Tetap kami minta masyarakat untuk bijaksana dalam beraktivitas. Prinsip utama protokol kesehatan (prokes) tetap harus diutamakan,” kata Wiku dalam keterangan resminya seperti dikutip, Ahad (3/4).

Selama ini, masyarakat kerap mengisi bulan suci Ramadhan dengan tradisi buka puasa bersama, ngabuburit ataupun open house. Namun, Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap mempertimbangkan risiko penularan dan urgensinya. Soalnya, masyarakat wajib melindungi populasi rentan di sekitarnya, seperti orang yang belum divaksin penuh, warga lanjut usia (lansia), dan penderita komorbid. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Karena itu, Wiku mengatakan, perlu kemawasan diri untuk menyongsong Ramadhan seperti sedia kala. “Ingat kondisi pandemi yang terus membaik adalah anugerah yang Allah berikan, sehingga wajib dijaga dengan baik melalui disiplin menjalankan protokol kesehatan ataupun segera divaksinasi penuh, dan booster,” kata dia.

Selain bijaksana dalam prokes, Muslim juga dituntut bijak dalam mengelola keuangan. Financial Planner sekaligus pendiri Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini Sutikno mengatakan, setiap individu harus menganalisis keuangannya untuk berbagai kebutuhan selama Ramadhan.

photo
Sejumlah siswa penyandang disabilitas rungu wicara menyelesaikan pembuatan risoles di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel Dinsos Jabar, Jalan Jend H Amir Machmud, Kota Cimahi, Jumat (15/4/2022). Sembilan siswa penyandang disabilitas mengikuti pelatihan tata boga dengan memproduksi aneka kue untuk kebutuhan buka puasa (takjil) yang nantinya akan dibagikan kepada seluruh siswa dan pekerja sosial serta dijual di lingkungan sekitar. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Pengeluaran buka puasa bersama dan silaturahim tergolong living cost yang perlu dibatasi 70 persen dari penghasilan. Idealnya, living cost adalah 50 persen dari penghasilan.

Jika dana terbatas, kata dia, Anda bisa mengatur frekuensi buka puasa bersama, misalnya cukup dua kali dalam sepekan atau sebulan. “Atur jangan keseringan biar bisa menghemat,” kata Mike saat dihubungi Republika, Sabtu (2/4).

 
Selain bijaksana dalam prokes, Muslim juga dituntut bijak dalam mengelola keuangan.
 
 

Hal penting yang perlu diingat, tambah Mike, adalah tidak perlu gengsi dan memaksakan diri untuk berpakaian baru, karena yang penting adalah berkumpulnya itu. 

Pengaturan keuangan saat ini sangat penting, karena, Mike menambahkan, terjadi lonjakan beberapa harga bahan pokok. Untuk menyiasatinya, Mike menyarankan untuk menyetok beberapa bahan pokok yang berpotensi mengalami kenaikan harga, seperti bumbu-bumbu masak, telur, minyak, dan lainnya.

Semua bisa dilakukan, asal tidak berlebihan. Cara lain adalah dengan menanam sendiri tanaman rempah untuk kebutuhan harian. 

photo
Santri berjualan makanan takjil pada bazar ramdhan santri di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (13/4/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan 17 Program Pesantren Juara dalam upaya memperkuat dan memandirikan pesantren dalam lembaga pendidikan yang ramah zaman, kompatibel dengan perkembagan zaman, dan siap menjawab tantangan. - (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Tindakan bijak berikutnya adalah memilih makanan dan minuman selama Ramadhan. Dokter spesialis Gizi Klinik Dr dr Inge Permadhi mewanti-wanti agar masyarakat memilih makanan bergizi seimbang. “Seimbang gizinya, sehat, dan porsinya cukup,” kata dia saat dihubungi.

Inge mengatakan, berpuasa membuat organ-organ pencernaan dapat beristirahat dari aktivitas rutinnya sehari-hari. Hal ini tentu akan membawa dampak positif terhadap kesehatan tubuh. “Jadi, buat yang masih suka bocor puasanya, perlu diingat bahwa selain sebagai ibadah, puasa juga punya nilai manfaat yang besar buat kesehatan tubuh,” katanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Meraih Nikmatnya Ramadhan

Nikmati juga membaca Alquran sehingga tidak ada sedikitpun waktu yang terbuang.

SELENGKAPNYA

Ibn Mas'ud: Kecil Tubuhnya, Jembar Imannya

Iman menumbuhkan keyakinan untuk berani membela agama Allah.

SELENGKAPNYA

Jejak Erik Ten Hag Menuju Old Trafford

Ronaldo juga bakal memiliki peran kunci di bawah Erik Ten Hag.

SELENGKAPNYA