Prof KH Nasaruddin Umar | Ilustrasi : Daan Yahya

Tausiyah

Menggapai Husnul Khatimah

Khusus melakukan tugas dan pekerjaan sebaiknya diupayakan berorientasi kepada husnul khatimah.

Oleh Kontemplasi Ramadhan (12)

PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

Salah satu cita-cita setiap orang yang beriman ialah menggapai husnul khatimah. Namun untuk menggapai sifat-sifat ini tidak gratis. Diperlukan perjuangan panjang dan terus-menerus secara konsisten untuk menggapai husnul khatimah. Jiwa akan sehat dan terpelihara kalau kita terbiasa berfikir positif, proaktif, dan berorientasi kepada happy ending atau husnul khatimah. Akhir kehidupan yang baik dan ideal.

Khusus melakukan tugas dan pekerjaan sebaiknya diupayakan berorientasi kepada husnul khatimah. Melakukan pekerjaan dengan berorientasi husnul khatimah diawali dengan niat atau perencanaan yang luhur dan baik. Kita harus berusaha menyingkirkan kesenangan dan kebahagiaan sesaat dengan mengorbankan prinsip dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Kita diharapkan berasumsi segalanya diciptakan dua kali, yaitu ciptaan mental (blue print) yang biasa diistilahkan dengan niat, dan ciptaan fisik atau eksekusi sebuah program dengan perhatian lebih fokus dan profesional. Maka sudah barang tentu blue print-nya sesuai konsep husnul khatimah.

 
Khusus melakukan tugas dan pekerjaan sebaiknya diupayakan berorientasi kepada husnul khatimah.
 
 

Kita harus bisa memastikan bahwa semua perbuatan kita berangkat dari konsep husnul khatimah. Diawali dengan niat yang baik dan luhur semenjak pemunculan awal gagasan itu (masyi’ah), lalu mengukur kemampuan (istitha’ah), dan terakhir ketika gagasan itu direalisasi atau dieksekusi (kasab) dipastikan sudah melalui perencanaan (niat) yang matang.

Yang pertama kita diminta untuk membuat perencanaan yang visible (blue print) yang sesuai dengan konsep husnul khatimah. Blue print tentunya harus didesain dengan konsep proaktif, bukannya reaktif. Harapan kita apa yang direncanakan sejak awal itulah yang menjadi kenyataan. Dengan demikian, sesungguhnya setiap perbuatan itu dilaksanakan dua kali. Sekali di dalam bentuk konsep dan kedua kalinya dalam bentuk actions.

Sedemikian penting hal ini, maka Allah pun mencontohkan Dirinya tidak melakukan perbuatan-Nya sekali tetapi selalu dua kali, yaitu sekali dalam bentuk blue print di Lauh al-mahfudh dan kedua kalinya dalam bentuk kenyataan di alam syahadah ini. Kesemuanya ini memberikan hikmah betapa manusia juga sebaiknya mengerjakan perbuatannya dua kali, sekali dalam perencanaan (programming) dan kedua kalinya dalam bentuk implementasi.

Idealnya antara niat dan aksi tidak terjadi perbedaan berarti. Apa yang ada di dalam konsep dan perencanaan itulah yang menjadi kenyataan. Satu set antara niat dan  perbuatan sesungguhnya itulah jalan lurus (shirath al-mustaqim). Perbuatan yang tidak sesuai dengan niat semula boleh jadi disebut jalan yang dimurkai Tuhan (al-magdhub) atau jalan sesat (al-dhalin).

 
Idealnya antara niat dan aksi tidak terjadi perbedaan berarti. Apa yang ada di dalam konsep dan perencanaan itulah yang menjadi kenyataan. 
 
 

Keselarasan antara blue print (ciptaan pertama) dengan perbuatan (ciptaan kedua) membutuhkan kepemimpinan dan manajemen. Manajemen dimaksudkan di sini tidak lain adalah mengerjakan hal-hal yang baik dan benar secara konsisten.

Melakukan pebuatan baik dan benar secara konsisten sesungguhnya juga memerlukan manajemen kalbu, yaitu pengelolaan kalbu secara baik dan benar. Caranya tentunya bagi umat beragama ialah konsisten mengikuti tuntunan ajaran agama secara telaten dan konsekuen.

Untuk mencapai husnul khatimah di dalam urusan duniawi, maka diperlukan penetapan sasaran-sasaran atau tujuan program yang bisa dicapai. Kita tidak boleh melupakan sasaran-sasaran tersebut. Sesederhana apapun suatu tujuan tetap kita tidak boleh melupakannya.

Karena itu, jangan pernah kita tidak menghargai hal-hal yang kecil dan sederhana dalam hidup ini, karena kebanyakan yang menggagalkan hidup seseorang bukan hal besar tetapi hal-hal kecil.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Barakah, Ibu Setelah Ibu Rasulullah

Rasulullah SAW sangat menghormati Ummu Aiman karena dedikasinya yang tinggi.

SELENGKAPNYA

Menggapai Husnul Khatimah

Khusus melakukan tugas dan pekerjaan sebaiknya diupayakan berorientasi kepada husnul khatimah.

SELENGKAPNYA