Tim Satuan Tugas Covid-19 Kota Medan memeriksa empat sampel swab antigen pengunjung salah satu kafe saat razia protokol kesehatan di Marelan, Medan, Sumatra Utara, Sabtu (12/3/2022) malam. | ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

Nasional

‘Masih Ada Potensi Lonjakan Kasus’

Penurunan kasus karena menurunnya jumlah tes Covid-19.

JAKARTA -- Meski kasus baru Covid-19 terus turun, tapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan bahwa lonjakan kasus masih mungkin terjadi. Sebab, kekebalan kelompok atau herd immunity masyarakat Indonesia belum terbentuk.

"Jadi, saat ini masih proses mencapai herd immunity. Masih ada potensi lonjakan kasus yang harus kita waspadai," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Republika, Senin (11/4).

Nadia mengatakan, herd immunity masyarakat Indonesia belum terbentuk karena masih terdapat sejumlah syarat yang belum terpenuhi. Salah satunya syarat capaian vaksinasi minimal harus 70 persen dari total populasi.

Untuk diketahui, vaksinasi dosis pertama sudah diterima 197,5 juta orang, sedangkan dosis kedua diterima 161,4 juta orang. Jika dibandingkan dengan populasi Indonesia sebanyak 273,8 juta jiwa, maka presentarse vaksinasi dosis pertama dan kedua adalah 72 persen dan 58,9 persen.

Kendati belum mencapai herd immunity, tapi kasus baru Covid-19 terus menurun. Setelah mencapai puncak gelombang ketiga pada 16 Februari 2022 dengan 64.718 kasus baru, setelah itu kasus baru perlahan turun. Bahkan, dalam sepekan terakhir tercatat kasus baru berkutat di antara 1.000 hingga 2.400 kasus per hari.

Menurut Nadia, faktor penyebab turunnya kasus bukan karena herd immunity, tapi karena sebagian besar masyarakat sudah memiliki antibodi terhadap virus korona. "Hasil sero survei kan menunjukkan 87 persen masyarakat sudah memiliki antibodi meski level proteksinya beda-beda," ujar Nadia.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane juga menilai, penurunan kasus terjadi karena dua faktor utama. Salah satunya karena menurunnya jumlah tes Covid-19.

"Kasus turun karena penurunan jumlah tes juga. Tidak ada yang menyadari, dalam enam pekan terakhir tes terus turun," kata Masdalina.

photo
Petugas memeriksa kunci kamar di Asrama Haji, Kota Gorontalo, Gorontalo, Jumat (11/3/2022). Asrama Haji yang menjadi ruang isolasi Covid-19 terpusat tersebut mulai kosong dan hanya tersisa satu orang yang menjalani isolasi setelah pada bulan sebelumnya mencapai 87 orang. - (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.)

Mengacu pada data Satgas Covid-19, dalam delapan hari terakhir tercatat jumlah orang yang dites berada di angka antara 82 ribu dan 152 ribu per hari. Sedangkan pada masa puncak kasus, tercatat 500 ribu lebih orang dites per hari.

Faktor lainnya, kata Masdalina, karena terbentuknya natural immunity masyarakat Indonesia terhadap virus korona varian omikron. Antibodi alamiah terbentuk karena sudah hampir semua masyarakat Indonesia sudah terinfeksi varian omikron, meski tak semuanya terlacak.

Dia menambahkan, meski hampir semua masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi alamiah, tapi bukan berarti tak akan ada lagi lonjakan kasus ke depannya. Sebab, antibodi alamiah yang terbentuk sekarang hanya bisa menangkal virus korona varian omikron.

"Masalahnya (bisa terjadi lonjakan kasus lagi) kalau ada varian baru. Karena itu, masyarakat tetap harus disiplin protokol kesehatan," ujar dia.

Sementara, vaksinasi Covid-19 yang terus gencar dilakukan di Kota Bandung berkontribusi terhadap penurunan angka kasus penyebaran virus. Tercatat di pusat data dan informasi Covid-19 hingga Senin total konfirmasi aktif tersisa 433 kasus dengan angka harian 36 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr Ahyani Raksanagara mengatakan penurunan kasus Covid-19 beberapa hari terakhir dipengaruhi berbagai hal. Beberapa di antaranya capaian vaksinasi yang sudah mencapai di atas 70 persen dan protokol kesehatan.

"Penurunan kasus akhir-akhir ini tentu dipengaruhi berbagai hal ke satu kekebalan atau imunitas baik individu maupun secara kolektif atau herd immunity sepertinya sudah terbentuk karena capaian vaksinasi kita sudah 70 persen dan juga booster yang terus meningkat," ujar Ahyani, Senin.

Penuhi syarat

Di Kabupaten Tangerang, Banten, sudah ada sebanyak 34 sekolah dasar (SD) dan 56 sekolah menengah pertama (SMP) sudah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada Senin.

"Mereka sudah memenuhi syarat capaian vaksin sampai 85 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Saefullah.

Sedangkan beberapa daerah lainnya, belum mau terburu-buru. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor memastikan PTM berkapasitas 100 persen tidak dilaksanakan dalam waktu dekat. Namun PTM 100 persen rencananya akan dilakukan saat tahun ajaran baru 2022-2023.

“PTM 100 persen saat tahun ajaran baru. Tidak ada rencana setelah Ramadhan,” kata Kepala Disdik Kota Bogor Hanafi.

Di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali juga belum melaksanakan PTM 100 persen. Karena masih pandemic, sehingga masih diperlukan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat.

"Kami tetap melaksanakan kegiatan PTM terbatas, karena pertimbangan masih pandemi. Jika status pandemi sudah menjadi endemi, baru PTM 100 persen," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali Darmanto. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

DPR Terima Aspirasi Demonstrasi Mahasiswa

DPR memastikan tidak akan ada penundaan pemilu.

SELENGKAPNYA

Antisipasi Kebutuhan BBM untuk Mudik

Antisipasi diperlukan karena krisis solar subsidi di sejumlah daerah dan antrean Pertalite.

SELENGKAPNYA

RI dan Kanada Jalin Kerja Sama Energi

Kanada terus mendukung kepemimpinan Indonesia di G-20 tahun ini di tengah krisis Rusia dan Ukraina.

SELENGKAPNYA