Pelatih Barito Putera Rahmad Darmawan memberikan instruksi saat pertandingan Liga 1 melawan Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (31/3/2022). Barito Putera bermain imbang melawan Persib Bandung dengan skor 1-1 | ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Olahraga

RD: Kami tak Pernah Menjual Harga Diri

RD menegaskan, Barito lolos dari degradasi karena keringat sendiri.

JAKARTA -- Pelatih Barito Putera Rahmad Darmawan bersedia melakukan jenis sumpah apa pun terkait tuduhan pengaturan dalam pertandingan pekan terakhir Liga 1 2021/2022 melawan Persib Bandung. Dia menegaskan, timnya punya harga diri yang harus dijaga daripada lolos dengan cara-cara kotor. 

Persipura Jayapura baru-baru ini melayangkan kecurigaan adanya pengaturan dalam laga pekan terakhir antara Persib melawan Barito dan PSS Sleman vs Persija Jakarta yang menyebabkan Mutiara Hitam terdegradasi meskipun meraih kemenangan 3-0 atas Persita Tangerang. 

Mendengar hal itu, Rahmad pun menceritakan bagaimana perjuangan timnya untuk bisa meraih hasil imbang 1-1 dan mengamankan posisi dari degradasi. Dia mengungkapkan bagaimana ketegangan dialami oleh tim sejak sebelum pertandingan hingga pertandingan berakhir. 

"Saya sudah mengantisipasi sejak H-1 pertandingan. Saat itu saya menyampaikan bahwa yang paling saya takutkan bukan kualitas teknik dan taktik, tapi bagaimana mental pemain menghadapi pertandingan yang sangat penting itu," kata Rahmad kepada Republika, Kamis (7/4). 

Pelatih yang sempat menangani tiga tim dalam satu musim itu – Madura United, Rans Cilegon, dan Barito – mengatakan, sudah banyak mengalami laga-laga krusial. Dia mengatakan, yang terpenting untuk menghadapi laga hidup-mati adalah mengatasi mental pemain. 

photo
Mantan pelatih Timnas Indonesia Rahmad Darmawan (kiri) memberikan arahan kepada warga binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Tangerang, Banten, Senin (26/8/2019). Kegiatan ini merupakan kampanye sosial dari rangkaian promosi film Pemburu di Manchaster Biru sekaligus memberikan kesempatan untuk anak-anak muda agar terus semangat mengejar mimpi. ANTARA FOTO/Fauzan/ama. - (ANTARA FOTO)

Dia mengakui pemainnya bermain buruk pada babak pertama melawan Persib. Itu membuat Barito beberapa kali menerima gempuran dari Persib yang bermain tanpa beban sehingga membuat mereka bermain enjoy dan menciptakan banyak peluang. Pada babak kedua, baru dia berhasil memperbaiki mental pemain dan membuat permainan anak asuhnya membaik. 

"Tapi, ada hal lain yang menambah ketegangan, yaitu ketika kita mendengar Persipura menang 2-0, PSS menang 1-0. Nah, informasi itu membuat mereka drop. Sehingga, akhirnya gak lama kita malah kemasukan," katanya. 

Rahmad kemudian merespons ketertinggalan itu dengan mengganti beberapa pemain dan akhirnya Barito bisa menyamakan kedudukan. "Memang butuh kerja keras luar biasa pada saat pertandingan terakhir itu dan yang paling menyulitkan adalah mental pemain drop untuk menghadapi satu pertandingan yang sangat penting," ujarnya. 

"Beda loh ya kalau pertandingan final dengan degradasi. Saya kan beberapa kali menghadapi pertandingan final, itu kalau kalah kita jadi peringkat dua. Kalau kemarin kita kalah kita degradasi, nah itu lebih berat," katanya menjelaskan.

Pelatih berusia 55 tahun itu mengaku terkejut ketika semua perjuangan yang telah dilewati timnya tiba-tiba dicurigai adanya pengaturan yang disengaja. Dia mengakui pandangan setiap orang terhadap pertandingan mungkin berbeda-beda. Tapi, kata dia, jika memang itu diatur, buat apa timnya bersusah payah. 

"Kami pelatih dan pemain hanya bisa mengatakan sumpah demi Allah, kami tidak melakukan itu. Kami tidak pernah menjual harga diri kami untuk mengatur suatu pertandingan. Kami fight dengan sikap profesional kami yang tinggi," kata Rahmad.

 
Saya lebih senang (kalau misal nanti diinvestigasi) agar clear dan tidak menjadi isu liar. Saya juga siap jika harus dimubahalah.
 
 

"Saya lebih senang (kalau misal nanti diinvestigasi) agar clear dan tidak menjadi isu liar. Saya juga siap jika harus dimubahalah (sumpah secara Islam)," kata dia.

Di tempat lain, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono, menegaskan, belum mau mengomentari aksi Persipura. "Saya belum melihat suratnya, jadi belum bisa komentar," kata Teddy, Kamis (7/4). 

PSS Sleman juga enggan memberikan komentar apa pun. Media Officer PSS Juan Tirta mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk fokus pada persiapan tim musim depan. "Saya sudah coba berdiskusi dan beliau (Dirut PSS Andy Wardhanaputra) memilih untuk tidak berkomentar dan fokus ke persiapan tim menghadapi musim depan," kata Juan. 

Senada dengan itu, Persija juga enggan memberikan komentar atas tudingan tersebut. "Untuk kasus itu, Persija belum bisa ngasih komentar ya, soalnya belum ada surat apa pun ke kita," ujar MO Persija Kukuh Wahyudi kepada Republika, kemarin.

Sekjen PSSI Yunus Nusi menyatakan, pihaknya sudah menerima surat dari Persipura dan akan segera menindaklanjutinya. "Hari ini (kemarin) akan kami serahkan ke Ketum (PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif) untuk dibahas di tingkat Exco. Tentu, juga Komdis akan menindaklanjutinya," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menyingkap Misteri Takdir

Takdir yang sering dikaitkan dengan watak dan karakter setiap orang banyak ditentukan oleh cara pandang masing-masing.

SELENGKAPNYA

Tujuh Wakil Indonesia ke Perempat Final Korea Open 2022

Korea Open 2022 menjadi kebanggaan pebulu tangkis Indonesia.

SELENGKAPNYA

Pemain Persib Rashid dan Kumandang Azan Menyentuh Hati

Rashid mengakui, Indonesia adalah destinasi yang paling nyaman sebagai tempat tinggal.

SELENGKAPNYA