Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Totalitas Ketaatan

Allah SWT menegaskan agar semua hamba Allah SWT ikut aturan hidup secara total.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Ayat tentang puasa terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 183-187. Surah ini diturunkan sejak awal terbentuknya masyarakat Madinah.

Selama sembilan tahun, surah al-Baqarah diturunkan secara berangsur-angsur untuk membimbing masyarakat awal Madinah menjadi umat yang berdaya dan bermartabat. Pemahaman utama yang ditanamkan adalah tentang kepemipinan. Bahwa tugas pokok kehambaan kepada Allah SWT tidak saja berupa kepatuhan ritual, tetapi juga kepatuhan sosial dan politik.

Itulah mengapa dalam pembukaan surah al-Baqarah langsung dipaparkan tiga model manusia yang akan bermain di panggung peradaban dunia sepanjang sejarah: Manusia yang patuh kepada Allah SWT (muttaquun), manusia yang ingkar kepada-Nya (kaafiruun), dan manusia yang bermuka dua (munaafiquun). 

Setelah itu, sepanjang surah, secara terpencar-pencar menyebutkan beberapa contoh pemimpin peradaban, yaitu Nabi Adam sebagai pemimpin pertama manusia: “Inni ja’ilun fil ardhi khalifah” (QS al-Baqarah ayat 30), lalu Nabi Ibrahim sebagai contoh pemimpin yang sukses: “Qaala inii ja’iluka linnaasi imaamaa” (QS al-Baqarah ayat 124). Adapun Bani Israil disebutkan sebagai contoh pemimpin yang gagal. 

Menariknya, ayat tentang puasa terletak setelah ayat-ayat tentang keharusan melakukan perbaikan kehidupan secara menyeluruh.

 
Menariknya, ayat tentang puasa terletak setelah ayat-ayat tentang keharusan melakukan perbaikan kehidupan secara menyeluruh.
 
 

Bahwa kebaikan albirru tidak sekadar menghadapkan wajah ke arah timur dan barat secara ritual, tetapi lebih dari itu, beriman kepada Allah SWT, hari kiamat, para malaikat, kitab-kitab, para nabi, lalu membuktikannya dalam bentuk berbagi kepada sesama, seperti membantu kerabat dekat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir, para pengemis, hamba sahaya, di saat yang sama tetap menegakkan shalat, membayar zakat, menepati janji, dan sebagainya (QS al-Baqarah ayat 177).

Bukan hanya itu, letak ayat puasa berjajar dengan ayat tentang qishash dan hukum waris. Redaksinya pun mirip, perhatikan ayat tentang hukum pidana qishash (ayat 178), “Kutiba ‘alaikumul qishaashi fil qatlaa” (diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh).

Lalu, ayat tentang warisan (ayat 180), “Kutiba ‘alaikum idzaa hadhara ‘ahadakumul mauta in taraka khairanil washiyyatu lilwaalidaini wal aqrabiin bil ma’ruuf” (diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan tanda-tanda kematian, hendaklah berwasiat dengan baik untuk ibu-bapak dan kerabatnya). Kemudian pada ayat 183 adalah ayat tentang puasa, “Kutiba ‘alaikumush shiyaam” (diwajibkan atas kamu berpuasa). 

Ini bukti bahwa dalam menaati Allah SWT jangan dibeda-bedakan antara aturan satu dengan lainnya. Bahwa semua ketentuan Allah SWT untuk manusia adalah sama, tidak lain untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Karena itu, pada ayat 208 Allah SWT menegaskan agar semua hamba Allah SWT ikut aturan hidup secara total, ”Udkhuluu fiss silmi kaafah”, bukan sebagian, sebab hancurnya umat terdahulu adalah kerena mereka ikut sebagian dan menolak sebagian yang lain, “Afatu’ minuuna biba’dhil kitaabi wa takfuruuna biba’dh” (QS al-Baqarah: 85).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pesan Antirasialis Kisah Bilal bin Rabah

Kemuliaan Bilal pun sampai kepada surga. Nabi SAW bahkan mendengar suara langkah sandal Bilal di sana.

SELENGKAPNYA

Menyadari Adanya Problem

Memahami dan mengidentifikasi personal problems berarti separuh problem dan beban hidup sudah terselesaikan.

SELENGKAPNYA

Tiga Bansos Disalurkan Pekan Ini

Bansos sangat ditunggu masyarakat di tengah kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok. 

SELENGKAPNYA