Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Madrasah Ramadhan

Ramadhan merupakan ruang berperistiwa untuk berbenah diri agar menjadi pribadi bertakwa.

Oleh Asep Sapa'at

OLEH ASEP SAPA'AT

Ramadhan adalah bulan suci penuh keistimewaan bagi seluruh umat Islam. Kehadirannya wajib dimaknai. Sebab, tanpa pemaknaan, Ramadhan menjadi rutinitas.

Jika hanya sekadar rutinitas, hikmah dan keutamaan Ramadhan tak bisa diraih. Akhirnya, predikat takwa pun tak berhasil disandang setelah menjalani ibadah selama satu bulan penuh pada Ramadhan.  

Ramadhan adalah madrasah. Ramadhan merupakan ruang berperistiwa untuk berbenah diri agar menjadi pribadi bertakwa. Ada tiga pembiasaan yang dapat dilakukan pada bulan Ramadhan.

Pertama, menyehatkan akal. Akal merupakan anugerah yang Allah SWT berikan kepada manusia. Manusia diberikan akal untuk merenungkan dirinya sendiri dan alam semesta. Manusia yang menggunakan akal akan senantiasa mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.

Sebaliknya, manusia menjadi tersesat karena tak menggunakan akalnya (QS al-A’raf: 179). Manusia yang sehat akalnya, istiqamah mengingat Allah (tazakkur) dan memikirkan ciptaan Allah (tafakkur).

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka’” (QS Ali Imran: 190-191).

Kedua, menaklukkan nafsu. Setiap jiwa manusia memiliki nafsu. Nafsu adalah fitrah yang tak bisa dihilangkan. Nafsu hanya bisa dikendalikan. Sejatinya, beribadah selama Ramadhan adalah mujahadatunnafsi, perjuangan mendekatkan diri dan mengharap ridha Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS al-Ankabut: 69).

Ketiga, menjaga hati. Rasulullah SAW bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim).

Ramadhan menjadi momentum untuk menghindari sebab-sebab rusaknya hati seperti banyak berbicara yang tak bermanfaat dan menyakiti orang lain, banyak makan, serta bergaul dengan orang yang buruk akhlaknya. Ramadhan sangat tepat dijadikan saran berlatih untuk lebih banyak berzikir, mengatur pola makan yang sehat, beramal saleh, dan berhimpun bersama orang-orang yang berakhlak baik.

Sebagai sebuah madrasah, Ramadhan menjadi ajang terbaik untuk menyehatkan akal, menaklukkan nafsu, dan menjaga hati.

Wallahu a'lam bishshawab. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat