Umat Islam melaksanakan Salat Tarawih di Masjid Raya Bandung, Jawa Barat, Sabtu (2/4/2022). | ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.

Opini

Ramadhan dan Kebangkitan Sosial-Spiritual

Ramadhan adalah tarbiyah untuk bersedekah, sekolah efektif untuk menyapa mereka yang tak berpunya. 

KHOFIFAH INDAR PARAWANSA, Gubernur Jawa Timur

Alhamdulillah. Kita kembali  memasuki bulan puasa , Ramadhan 1443 H. Puasa kali ini akan sangat istimewa. Saya benar benar merasakan keistimewaan denyut bulan puasa ini. Setidaknya tiga alasan keistimewaannya.

Pertama, ini tahun ketiga  umat Islam dunia berpuasa dalam keadaan proses pandemi ke era Endemi. Ini tentu tidak mudah. Menuju kebangkitan kembali setelah selama dua tahun lebih kita mendapat cobaan.

Namun hikmahnya, kita benar benar double riyadhah, selama masa sulit ini sesungguhnya umat Islam tengah berpuasa banyak hal, lahir dan batin, sosial dan spiritual. Kedua, ini tahun kedua kondisi ekonomi kita sedang siap bangkit.

APBN dan APBD harus diolah saksama, hati hati, dan berpihak kepada masyarakat. Demikian juga ekonomi masyarakat sedang bangkit lagi. Untung, Allah Maha penyayang kepada umat-Nya. Gejala hari raya yaitu pemulihan ekonomi, insya Allah segera tiba.

 

 
Secara esensial, berpuasa Ramadhan adalah mengendalikan diri dan kemauan untuk berbagi, terbinanya rasa kepedulian sosial.
 
 

Ketiga, ada keluarga, individu, atau warga yang tertimpa Covid-19 dengan segala variasinya. Mereka tidak hanya bepuasa tetapi sudah harus uzlah. Sementara, membatasi kerumunan dari komunitas, menyendiri dari keramaian karena isolasi.

 

Bahkan, merekaa terpisah dari keluarganya untuk tidak menularkan virus yang dibawanya. Saya merasakannya secara pribadi. Jadi saya tahu rasanya berpuasa sosial, berpuasa untuk pemulihan kesehatan.

Berpuasa yang berkualitas

Secara esensial, berpuasa Ramadhan adalah mengendalikan diri dan kemauan untuk berbagi, terbinanya rasa kepedulian sosial.

Dalam ajaran Islam dikenal salah satu nama yang lekat dengan bulan Ramadhan adalah syahrul jud yaitu bulan memberi, di samping dikenal syahrul muwassah yaitu bulan bermurah tangan dan bulan memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.

Sehingga dapat dikatakan, di bulan Ramadhan ini Allah SWT memberi kesempatan kita meningkatkan solidaritas sosial, memberikan bantuan kepada yang lebih membutuhkan secara sukarela dilandasi rasa kemanusiaan tanpa pamrih.

 

 
Banyak testimoni dari kalangan orang kaya papan atas yang mengatakan, hidupnya seakan benar benar merasa bahagia setelah bisa membantu sesama.
 
   

 

Ramadhan bisa menciptakan kultur gotong royong dan keceriaan dalam berbagi. Ramadhan adalah tarbiyah untuk bersedekah, sekolah yang efektif untuk menyapa mereka yang tidak berpunya. 

Semangat Ramadhan bisa meningkatkan virus positif filantropisme yaitu kesadaran mendekati Sang Pencipta dengan jalan memberi, mencintai orang papa, dan membantu sesama.

Ajaran berpuasa dapat berhubungan kuat dengan pesan moral untuk berbahagia dalam membantu sesama. Ramadhan adalah kawah candradimuka untuk meningkatkan rasa terkait kata memberi, mencintai, dan peduli.

Jadi, menurut saya, makna puasa Ramadhan lebih jelas dampaknya kalau kita merasa ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa membantu. Sebagaimana ajaran Islam dan agama sebelumnya, hakikat membantu orang lain itu membantu diri sendiri untuk bahagia.

Banyak testimoni dari kalangan orang kaya papan atas yang mengatakan, hidupnya seakan benar benar merasa bahagia setelah bisa membantu sesama.

Puasa dan kepedulian sosial

Bagi saya, bulan Ramadhan sangat erat dengan visi dan misi serta amanat kami dalam memimpin Jawa Timur. Kami diamanati menjadikan semua bulan laksana Ramadhan sebagaimana UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah.

 
Tampak jelas, Ramadhan ikut meningkatkan kepedulian sosial. Semoga melalui Ramadhan, kita bisa meningkatkan gerakan peduli sesama, membantu mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan asasinya.
 
 

Yakni, menangani berbagai masalah sosial masyarakat yang berkembang cukup pelik, bahkan secara kualitatif dan kuantitatif cenderung mendalam dan meluas spektrumnya.

Kami mencatat di setiap Ramadhan, kesukacitaan masyarakat membantu dan memperhatikan yang membutuhkan pertolongan serasa meningkat. Orang orang kaya menyisihkan sebagian hartanya yang membutuhkan.

Tampak jelas, Ramadhan ikut meningkatkan kepedulian sosial. Semoga melalui Ramadhan, kita bisa meningkatkan gerakan peduli sesama, membantu mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan asasinya.Hanya dengan itulah manisnya Ramadhan terasa.

Mengapa Islam mengajarkan kewajiban membayar zakat sebelum mengakhiri puasa sebulan penuh? Salah satu maknanya, puasa kita “tidak akan diterima” Allah SWT tanpa kita melunaskan salah satu kewajiban untuk berbagi kepada sesama, tanpa kemauan menyisihkan apa yang kita miliki untuk kita bagikan kepada sesama.

Puasa Ramadhan sangat erat hubungannya dengan kepedulian sosial. Nabi Muhahammad SAW dalam masa hidupnya, meningkatkan amalan shalat malamnya sekaligus memberi tealadan untuk berbagi.

Selamat berpuasa. Semoga keimanan dan jiwa sosial kita semakin kuat dan sempurna. Deangan berpuasa, kita semakin kuat dan semakin bangkit.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Nuansa Ramadhan Lebih Semarak

Suasana Ramadhan tahun ini kembali semarak dengan melandainya kasus Covid-19.

SELENGKAPNYA

Dunia Bisa Kacau Bila Putin Jadi Contoh

Doktrin Putin akan menjadikan perang wasit utama dalam hubungan antarnegara, yang kuat berkuasa.

SELENGKAPNYA

Survei: Peluang Erick Thohir Terus Naik

Erick Thohir memiliki kans besar masuk dalam bursa calon presiden atau wakil presiden.

SELENGKAPNYA