Anggota Tentara Nasional Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)- OPM merayakan hari jadi di Kabupaten Pegunungan Bintang pada Senin (28/3/2022). | Dok TPNPB

Nasional

KKB Papua Bakar Sekolah dan Aniaya Guru

Seorang bintara pembina desa beserta istrinya dianiaya dan ditembak hingga meninggal.

JAYAPURA — Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua diduga melakukan pembakaran bangunan sekolah dan penganiayaan warga sipil di Distrik Hitadipa, Intan Jaya. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) AM Kamal menuturkan, satu bangunan Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Distrik Hitadipa, habis dibakar KKB yang dipimpin Undius Kogoya dan Aibon Kogoya.

Kejadian ini terjadi pada Rabu (30/3) sore waktu setempat. Persisnya di gedung Sekolah Satu Atap YPPGI-SMP N-2 Hitadipa. Tak ada korban nyawa dalam aksi sepihak yang dilakukan kelompok terorisme lokal tersebut.

Akan tetapi, kata Kombes Kamal, dua warga sipil mengalami luka-luka akibat penganiayaan. “Dua warga yang dianiaya salah satunya adalah seorang guru yang mengajar di sekolah yang dibakar,” kata Kamal dalam siaran pers Polda Papua yang diterima wartawan, Kamis (31/3).

Sampai saat ini, kata dia, tim gabungan Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah mengantisipasi aksi sepihak KKB di lokasi pembakaran tersebut untuk tak dapat keluar wilayah itu. “TNI dan Polri di Intan Jaya, telah menyekat akses jalur KKB di wilayah tersebut, untuk tidak masuk ke Kota Sugapa, dan melakukan peningkatan pengamanan di wilayah tersebut,” ujar Kombes Kamal.

Insiden penyerangan yang dilakukan KKB di Papua belakangan semakin masif. Kelompok bersenjata itu, masif melakukan penyerangan ke pos-pos militer, dan juga fasilitas-fasilitas pemerintahan Indonesia, termasuk melakukan pembakaran bangunan-bangunan sekolah. Dalam beberapa insiden, KKB menyertai aksinya dengan melakukan pembunuhan terhadap warga sipil, maupun petugas Polri, pun juga TNI.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengakui pihaknya bertanggungjawab atas penyerangan sekolah dan koramil di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Rabu (30/3).

Dia mengaku mendapatkan laporan dari Komandan Kodam 8 Intan Jaya Undius Kogoya  berhasil menyerang Koramil Hitadipa. "Ini termasuk aksi pembalasan atas penembakan anggota TPNPB Toni Tabuni  di Nabire," kata Sebby.

Sebby menegaskan, TPNPB-OPM mendeklarasikan perang kepada TNI sebagai respon atas kematian Toni Tabuni. Menurut dia, berbagai pembangunan di daerah konflik dilakukan bukan untuk kesejahteraan rakyat Papua, melainkan demi kepentingan aparat Indonesia.

"Dari Kodam 8 Intan Jaya perlu disampaikan mulai hari ini kita start perang dan kami bakar kantor koramil, juga sekolah, juga rumah guru. Mereka sampaikan laporan bahwa kami sudah mengetahui itu semua adalah proyek BIN, baik TNI-Polri yang menyelenggarakan untuk tujuan pencitraan untuk NKRI harga mati," kata Sebby.

TNI ditembak

Terpisah, seorang bintara pembina desa di Pos Koramil Yalimo, Sersan Satu Eka Andriyanto, beserta istrinya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Elelim, dianiaya dan ditembak hingga meninggal. Keduanya dianiaya dan ditembak sekitar pukul 06.00 WIT Kamis (31/3).

Komandan Korem 172/PWY, Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan, mengakui, ada kelompok bersenjata menyerang anggotanya itu beserta keluarganya yang saat itu berada di ruko mereka di Elelim, Papua.

"Belum diketahui siapa pelakunya karena saat ini masih diselidiki, apalagi kedua pasutri sudah bertugas di Elelim cukup lama," kata Pangemanan. 

Akibat kejadian ini, Eka meninggal di tempat akibat luka tembak. Sedangkan istrinya, Sri Lestari, kehilangan nyawanya akibat luka benda tajam. Bahkan anak pasangan mereka, Elvano Putra (2,5 tahun), dua jarinya putus akibat terkena tebasan senjata tajam saat berada dalam gendongan ibunya.

"Belum diketahui siapa pelakunya karena saat ini masih diselidiki, apalagi kedua pasutri sudah bertugas di Elelim cukup lama," kata Pangemanan.

Sebby Sambom membantah pihaknya melakukan pembunuhan. Sebby menyebut, pihaknya belum mengeluarkan perintah untuk melakukan penyerangan di Yalimo. 

"Kami mau sampaikan kepada publik, pembunuhan di Yalimo itu tidak ada perintah untuk perang," kata Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, dalam siaran di Jakarta, Kamis.

"Untuk sementara, di Yalimo belum ada agenda untuk melakukan penyerangan," ucap Sebby menambahkan. Menurutnya, pembunuhan itu terkait dengan konflik pemilihan kepala daerah di Yalimo.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Teror KKB Papua Berlanjut

KSAL memerintahkan seluruh jajaran TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang.

SELENGKAPNYA

‘MRP tak Punya Ruang Gugat UU Otsus Papua’

Majelis Rakyat Papua merasa tindakan pemerintah pusat telah melanggar konstitusi,

SELENGKAPNYA