Egianus Kogeya (kiri) dan Pemne Kogeya (tengah) bersama pasukannya Di Markas Kodap III Ndugama Derakma pada Januari 2022. | Dok TPNPB

Nasional

Dua Prajurit Gugur Akibat Serangan di Nduga

Egianus Kogoya diduga menjadi pelaku penyerangan pos TNI di Nduga Papua.

JAKARTA -- Korban Tentara Nasional Indonesia (TNI) tewas akibat serangan di Nduga, Papua, bertambah satu orang. Wakapendam XVII Cenderawasih, Letnan Kolonel (Letkol) Candra Kurniawan mengatakan, setelah dinyatakan Letda Marinir Mohammad Iqbal gugur akibat serangan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB), Sabtu (26/3), pada Ahad (27/3) Pratu Marinir Wilson Anderson Here meninggal dunia.

“Korban bertambah menjadi dua prajurit yang gugur akibat serangan bersenjata oleh gerombolang Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua,” kata Letkol Candra, dalam keterangan resmi, Ahad (27/3).

Pratu Wilson gugur setelah mendapatkan pertolongan medis akibat peluru tajam yang menghujam di tubuhnya akibat serangan KSB. Serangan KSB Papua yang menewaskan dua serdadu Marinir kali ini terjadi di Disrik Kenyam, Nduga. Penyerangan terjadi di Pos Marinir Perikanan Kwareh Bawah. Diduga pelaku adalah kelompok KSB yang dipimpin Egianus Kogoya.

Menurut keterangan dari Polres Nduga, kelompok kriminal bersenjata itu menyerang Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-3 dengan senjata granat lontar (GLM) dan senjata api lainnya. Sebelas prajurit Marinir Angkatan Laut (AL) yang bertugas di pos terkena serangan.

Wakapendam Cenderawasih Letkol Candra mengatakan, Letda Iqbal tak terselamatkan nyawanya karena terkena serangan GLM dan mengalami luka parah dari peluru tajam yang menghantam di bagian tangan kanan. Sedangkan, Pratu Wilson yang sempat tertolong dan dilarikan ke unit penyelamatan akhirnya meninggal.

photo
Para anggota kelompok separatis bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (9/3/2022). - (Dok TPNPB)

Korban serangan lainnya, kata Letkol Candra, adalah Serda RF, BP, EES, dan Pratu ASA, Prada ADP, dan LH. “Mereka mengalami luka-luka berat dan saat ini dalam perawatan di IRD RSUD Kabupaten Mimika,” ujar Letkol Candra.

Korban lainnya, kata Candra, adalah Pratu RS, dan DS yang mengalami luka-luka ringan dan masih berada dalam perawatan di Distrik Kenyam. Saat ini, kata Letkol Candra, tim evakuasi dan perbantuan sudah diterjunkan ke Distrik Kenyam untuk penyelamatan dan pemulangan jenazah.

Menurut rencana, pada Senin (28/3), akan dilakukan pelepasan jenazah almarhum Letda Marinir Iqbal untuk diterbangkan ke Makassar dan selanjutnya dibawa ke kampung halaman di Kendari, Sulawesi Tenggara. Sedangkan jenazah almarhum Pratu Marinir Wilson akan diberangkatkan ke Makassar untuk selanjutnya diterbangkan ke kampung halaman di Kupang.

Kapolres Nduga Kompol Budhiarta mengatakan, penyerangan dilakukan KSB dari dua arah dan mereka semuanya membawa senjata api. Bahkan bunyi tembakan dari senjata pelontar granat jenis GLM yang dipegang Egianus Kogoya terdengar hingga ke Polres Nduga yang berjarak sekitar 1,2 km dari Pos Satgas Mupe. Komang ketika itu sedang bersiaga di Kenyam bersama anggotanya.

Diakuinya, GLM yang diduga dibawa Egianus Kogoya beserta senjata api anggota KKB saat penyerangan merupakan senjata rampasan dan milik TNI. Sebelum penyerangan terjadi, masyarakat di sekitar Kenyam sudah mendengar informasi bahwa KSB akan melakukan penyerangan, tapi tidak diketahui pasti kapan dan ke mana.

Komang mengatakan, sebelumnya situasi di Kenyam tergolong kondusif. "Namun tiba-tiba sekitar pukul 17.45 WIT, terdengar bunyi tembakan dan ada laporan pos Marinir di Kwareh Bawah diserang," ungkap Komang.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua BArat (TPNPB)OPM, Sebby Sambom, menuturkan bahwa pihaknya menyatakan bertanggung jawab oleh serangan tersebut. Serangan itu dilakukan bertepatan dengan hari jadi TPNPB yang jatuh pada 26 Maret. "Pasukan TPNPB menggunakan senapan sniper ukuran pas dan serangan terus dilakukan di ibu kota Kabupaten Nduga di Kenyam. 

Sebby mengiyakan, penyerangan dipimpin Egianus Kogoya sebagai panglima Kodap III Ndugama. "Pasukan TPNPB Sudah mencium keberadaan pasukan teroris, yaitu TNI-Polri di pinggir Kali Kenyam dan selama satu minggu pasukan TPNPB telah melakukan pemantauan. Setelah pemantauan yang matang, pada hari ini Sabtu, 26 Maret 2022 telah dilakukan serangan oleh Pasukan TPNPB," kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

BPH Migas: Optimalkan Distribusi Solar

Para nelayan di Indramayu mengeluhkan kelangkaan solar sejak sebulan lalu.

SELENGKAPNYA

Gus Yahya: PBNU tak Bisa Diklaim Satu Pihak

Karena milik semua orang, NU ingin mengajak seluruh rakyat di Indonesia untuk bersatu.

SELENGKAPNYA

Kompolnas: Tersangka Kasus Kerangkeng Pantas Ditahan

Penahanan tersangka sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

SELENGKAPNYA