Azyumardi Azra | Daan Yahya | Republika

Resonansi

Perang Rusia-Ukraina: Sisi Muslim (3)

Jumlah Muslim bertambah karena banyak penganut Islam di republik lain atau kota besar.

Oleh AZYUMARDI AZRA

OLEH AZYUMARDI AZRA

Melihat pengalaman historis, Islam dan kaum Muslim di wilayah Rusia dan Ukraina sekarang, sulit terelakkan keterlibatan tentara Muslim atau relawan tempur Muslim dalam militer.

Muslim Rusia tidak bisa mengelakkan dari perang penghancuran Ukraina karena menjadi bagian integral entitas politik sejak masa Tsar Muscovy, melintasi era Union of Soviet Socialist Republics (USSR) sampai pada zaman Rusia Putin sekarang.

Menjadi penguasa dalam masa panjang, Vladimir Putin (lahir 1952) menjabat Perdana Menteri pada 1999-2012. Lewat amendemen konstitusi, Putin menjadi presiden sejak 2012 sampai sekarang. Kekuasaan panjang ini ditandai bencana kemanusiaan akibat invasi militer besar-besaran Rusia ke Ukraina (24 Februari 2022), yang juga melibatkan banyak tentara Muslim Rusia.

Pemerintahan Rusia sejak masa Tsar Catherine II Agung (1762-1796) akomodatif pada tentara Muslim. Penguasa Rusia optimistis dengan sikap percaya mereka pada tentara Muslim, misalnya dalam Perang Dunia I (28 Juli 1914-11 November 2018).

 

 
Dalam PD I, tentara Muslim Rusia tetap setia pada negaranya walau mereka diseru penguasa Dinasti Turki Utsmani membelot ke bawah kekuasaan Istanbul atas nama ‘pan-Islamisme’.
 
 

Dalam PD I, tentara Muslim Rusia tetap setia pada negaranya walau mereka diseru penguasa Dinasti Turki Utsmani membelot ke bawah kekuasaan Istanbul atas nama ‘pan-Islamisme’.

 

Untuk memperkuat kesetiaan tentara Muslim, Pemerintah Rusia menciptakan semacam unit ‘rohani Islam’ (Muslim chaplaincy), yang semula berjumlah 14 unit pada 1914 menjadi 40 unit pada 2017.

Tentara Muslim juga aktif pada masa Uni Soviet (1922-1991), negara federal yang mencakup 15 republik otonom, dengan enam di antaranya (Azerbaijan, Kazakhztan, Kirghizia/Kirghiztan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan) berpenduduk mayoritas Muslim.

Keenam republik ini merdeka dengan penduduk mayoritas Muslim saat Soviet bubar. Ketika Soviet bubar, ada sekitar empat juta tentara Muslim dalam sekitar 35 juta angkatan bersenjata sepanjang sejarah Soviet.Tentara Muslim pun bagian integral Rusia, pelanjut Soviet.

Rusia memiliki sembilan republik berpenduduk mayoritas Muslim, yakni Tatarstan, Bashkortostan, Dagestan, Adygeya, Chechnya, Inghushetia, Ossetia Utara, Kabardino-Balkaria, dan Karachayevo-Cherkessia.

 

 
Jumlah Muslim bertambah karena banyak penganut Islam di republik lain atau kota besar, seperti Moskow atau St Petersburg.
 
 

 

Jumlah Muslim bertambah karena banyak penganut Islam di republik lain atau kota besar, seperti Moskow atau St Petersburg. Kini, kaum Muslim sekitar 14 juta-20 juta jiwa (antara 10-15 persen) dari sekitar 146 juta penduduk Rusia (2021)—menjadi konsentrasi Muslim terbesar di Eropa.

Berkat hubungan posisi yang baik, banyak tentara Muslim sebagai bagian integral militer Rusia ikut berperang ke Ukraina. Juga ada relawan dan barisan paramiliter Muslimin Chechen di bawah pemimpin puncak Ramzan Akhmadovic Kadyrov.

Rusia juga merekrut tentara bayaran (mercenaries) Muslim dari Suriah, yang dulu membela Presiden Bashar Assad. Ukraina juga mengerahkan tentara Muslim—kebanyakan pelarian dari Rusia dan turut merekrut //mercenaries// dari Suriah.

Perang Rusia-Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia 24 Februari 2022, sejauh ini mengindikasikan bakal berlangsung lama. Belum terlihat tanda Putin menghentikan perang atau militer Rusia, yang lebih kuat bisa mengakhiri perlawanan militer dan rakyat Ukraina.

 
Perang mengakibatkan kerusakan parah infrastruktur Ukraina dan makin banyak warga tewas.
 
 

Juga belum terlihat tanda Ukraina segera menyerah—menghentikan perlawanan; malah perang melawan Rusia di perkotaan ‘door-to-door’ cenderung meningkat. Berbagai upaya internasional menghentikan perang juga tiada hasilnya.

Perang mengakibatkan kerusakan parah infrastruktur Ukraina dan makin banyak warga tewas. Perang menimbulkan bencana kemanusiaan dengan eksodus jutaan pengungsi ke negara tetangga di sebelah barat.

Perang bisa lebih singkat jika Rusia menambah kekuatan tempur untuk menghancurkan infrastruktur Ukraina lebih masif. Perang panjang bisa terjadi karena militer Rusia tak mampu mengakhiri perang di jalanan, perkotaan, dan permukiman dengan tentara, milisi, dan warga Ukraina

Ada skenario, Ukraina dianeksasi Rusia dengan pemerintahan republik otonom dalam Federasi Rusia.

Presiden Putin juga bisa menjatuhkan pemerintahan Presiden Volodymir Zelenskyy dan menggantinya dengan ‘presiden boneka’ (puppet president), sambil membiarkan negara-bangsa Ukraina tetap independen.

 
Selain itu, harga BBM dan gas terus meningkat karena terganggunya suplai dari Rusia—Indonesia net importer minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari. 
 
 

Boleh jadi juga Rusia mengizinkan Ukraina memilih presidennya sendiri, dengan janji tidak bergabung dengan NATO atau Uni Eropa dan bersikap netral. Skenario lain, Presiden Putin dijatuhkan kekuatan dalam negeri Rusia dan tekanan global.

Apa dampaknya terhadap Indonesia? Dampak terutama dalam bidang ekonomi terkait impor gandum dari Ukraina dan Rusia—3,18 juta ton atau sekitar 30 persen dari total impor gandum Indonesia.

Akibatnya, harga tepung terigu (bahan mi, roti, dan sebagainya) dan sereal dipastikan naik, sementara Pemerintah Indonesia belum menetapkan negara pemasok lain.

Selain itu, harga BBM dan gas terus meningkat karena terganggunya suplai dari Rusia—Indonesia net importer minyak mentah sekitar 1 juta barel per hari. Manufaktur Indonesia juga terganggu karena mengimpor besi dan baja dari Rusia dan Ukraina.

Namun, tidak ada dampak perang Rusia-Ukraina terhadap dinamika politik Indonesia. Cuma, Rusia mencatat Indonesia sebagai termasuk negara yang tidak bersahabat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Dukung Palestina, DPR Bantah Klaim Kunjungan Resmi Israel

Fadli Zon membantah ada pertemuan resmi dengan Israel di IPU kali ini.

SELENGKAPNYA

Filantropi Islam dan Pengungsi

Memanfaatkan pendanaan zakat dan sedekah untuk kebaikan umat manusia.

SELENGKAPNYA