Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al-Rabiah di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Jeddah, Arab Saudi, Ahad (20/3/2022). | Dok Kemenag

Khazanah

Menag: Perlu Digitalisasi Layanan Haji-Umrah

Kemenkes menganggarkan Rp 327 miliar untuk haji 2022.

JAKARTA — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, Indonesia perlu segera mengubah layanan jamaah haji dan umrah ke arah digitalisasi. Pemanfaatan teknologi bisa diterapkan mulai dari mekanisme deteksi jamaah hingga manasik.

Menag menyampaikan hal tersebut dalam Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah di Jeddah, Arab Saudi, Senin (21/3). "Ke depan, saya harap layanan jamaah sudah berbasis digital dan lebih fleksibel. Misalnya, gelang yang juga bisa untuk memantau pergerakan jamaah sekaligus memitigasi jamaah tersesat. Atau, bagaimana dibuat inovasi untuk membantu jamaah usia lanjut," kata Menag dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (22/3).

Menag juga menyoroti kemungkinan kerja sama dalam pengembangan teknologi mutakhir. Ia menilai, proses transformasi digital dalam layanan jamaah haji dan umrah harus segera diwujudkan. Apalagi, kemajuan transformasi yang disiapkan Arab Saudi juga sangat bagus. "Saya tadi melihat pameran Liga Arab Dunia dan tampak sekali transformasi digital layanan jamaah sudah mereka siapkan," kata Menag.

Selain itu, Arab Saudi sudah mengembangkan manasik metaverse dan sempat dicoba Menag. Hal ini menurutnya cukup menginspirasi. "Kita harus segera melalukan adopsi dan adaptasi demi meningkatkan kualitas layanan jamaah," ujar dia.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyambut baik gagasan Menag untuk mempercepat proses transformasi digital, dengan tujuan untuk memberi kemudahan layanan bagi jamaah haji dan umrah.

"Proses transformasi layanan digital akan segera kami lakukan. Tujuannya satu, memberikan kemudahan dan mempercepat layanan bagi jamaah haji dan umrah," ujar Hilman.

Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah di Jeddah dibuka oleh Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F al-Rabiah. Turut hadir Gubernur Makkah Pangeran Khalid bin Faishal Abdul Aziz serta lebih 20 menteri agama dari berbagai negara.

Seusai pembukaan, Menag meninjau stan pameran Indonesia. Di lokasi ini tersedia layanan informasi seputar sejarah penyelenggaraan haji dan umrah. Ada pula sejumlah paspor dan gelang jamaah haji dari masa ke masa.

Dihadirkan juga sepeda motor Astrea tujuh tiga atau Astuti, yang biasa digunakan di Mina saat operasional penyelenggaraan ibadah haji. Kendaraan roda dua ini digunakan untuk mengantar jamaah dari tenda misi haji Indonesia ke tenda jamaah.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Agama RI (kemenag_ri)

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan anggaran kesehatan haji 2022 sebesar Rp 327,67 miliar. Persiapan dilakukan seiring kabar yang menyebut Pemerintah Arab Saudi akan kembali mengundang jamaah dari luar negeri untuk ibadah haji tahun ini.

"Ada empat hal pokok yang kami anggarkan. Pertama, terkait obat-obatan dan perbekalan alat kesehatan, sebanyak Rp 50 miliar, memang cukup besar," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana, dalam rapat bersama Komisi VIII DPR, Selasa (22/3).

Adapun komponen kedua terkait dengan vaksin meningitis sebesar Rp 30 miliar. Sampai saat ini, ia menyebut, vaksin ini masih menjadi syarat dari Kerajaan Saudi sehingga sifatnya wajib bagi semua pelaku perjalanan yang ingin memasuki negara tersebut.

Ketiga, anggaran disiapkan untuk penyewaan gedung kesehatan haji Indonesia di Jeddah, Makkah, dan Madinah. Total nilai operasional untuk komponen ini senilai Rp 37,77 miliar.

Terakhir, komponen terbesar anggaran dialokasikan untuk penugasan tenaga kesehatan haji senilai Rp 209 miliar. Angka ini terbilang besar mengingat Kemenkes harus menanggung tiket petugas dan akomodasi untuk kurang lebih 1.800 tenaga kesehatan haji.

Kemenkes juga telah merekrut 1.832 petugas kesehatan haji untuk musim haji tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak 1.521 di antaranya merupakan tenaga kesehatan kloter dan 311 orang sisanya merupakan petugas penyelenggara ibadah haji Indonesia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pusat Kesehatan Haji Kemkes (@puskeshaji.kemkes)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Booster Bisa Jadi Syarat Mudik Lebaran

Tidak menutup kemungkinan Ramadhan nanti status pandemi sudah berubah menjadi endemi.

SELENGKAPNYA

Menag: Ada Pemberangkatan Haji Tahun Ini

Kepastian ini harus direspons untuk mempersiapkan diri memberangkatkan jamaah haji 2022.

SELENGKAPNYA