Orang-orang turun ke jalan saat demonstrasi yang diselenggarakan oleh Komite Palestina Norwegia di Oslo, Norwegia, Rabu, (18/10/2023) | Beate Oma Dahle/Scanpix via AP

Internasional

Saat Investor Negara Terbesar Dunia Boikot Israel

SWF Norwegia umumkan keuntungan jumbo setelah boikot Israel.

OSLO -- Perusahaan pengelolaan dana investasi negara (sovereign wealth fund) Norwegia memutuskan hubungan dengan manajer aset Israel dan mendivestasi sebagian portofolionya sehubungan dengan perang di Gaza. Mereka langsung melaporkan keuntungan sebesar 698 miliar krone Norwegia (68,2 miliar dolar AS) untuk paruh pertama tahun ini. 

“Pengembalian dana sebesar 5,7 persen untuk periode Januari-Juni didorong oleh kinerja pasar saham yang kuat, khususnya di sektor keuangan”, kata CEO Nicolai Tangen dilansir Aljazirah. Badan investasi tersebut bernilai 2 triliun dolar AS dan merupakan yang terbesar di dunia.

Pada Senin, pendanaan tersebut mengatakan telah mengakhiri kontrak dengan manajer aset yang menangani investasi Israel setelah adanya peninjauan mendesak. Hal ini juga mengkonfirmasi divestasi sebagian atas situasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Pendanaan tersebut sebelumnya mendapat kritik karena memegang saham di perusahaan Israel yang memasok suku cadang untuk jet tempur yang digunakan di Gaza. “Perang di Gaza bertentangan dengan hukum internasional dan menyebabkan penderitaan yang parah, sehingga dapat dimengerti jika timbul pertanyaan mengenai investasi dana tersebut,” kata Menteri Keuangan Jens Stoltenberg pekan lalu.

Nicolai Tangen, mengatakan dana tersebut telah menjual sahamnya di Bet Shemesh Engines Holdings milik Israel, yang membuat suku cadang mesin untuk jet tempur Israel yang dikerahkan dalam perang di Gaza.

photo
Para pengunjuk rasa, salah satunya mengenakan topeng Presiden Prancis Emmanuel Macron, tengah, membentangkan spanduk menentang perusahaan keuangan AS Blackrock Selasa 17 Desember 2019 di Paris. (AP Photo/Francois Mori) - (AP)

Tangen melontarkan komentar tersebut pada konferensi pers sehari setelah IMF mengumumkan akan melakukan divestasi dari 11 dari 61 perusahaan Israel yang sahamnya mereka miliki. Dana tersebut pada awalnya tidak mengonfirmasi perusahaan mana yang akan melakukan divestasi, namun kepemilikannya di Bet Shemesh baru-baru ini diawasi dengan cermat setelah diungkapkan oleh surat kabar Norwegia, Aftenposten.

Wakil CEO Trond Grande juga mengatakan kepada wartawan bahwa badan investasi tersebut berencana untuk melakukan divestasi ke lebih banyak perusahaan Israel sebagai bagian dari tinjauan berkelanjutan karena situasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Sementara, dana pensiun terbesar di Norwegia, KLP, mengatakan pihaknya mengecualikan perusahaan teknologi Israel NextVision dari investasinya karena perusahaan tersebut memasok komponen untuk drone yang ditempatkan di Gaza kepada militer Israel. Perusahaan melaporkan pendapatan 115 juta dolar AS pada tahun 2024.

“Pengecualian tersebut dipicu oleh risiko yang tidak dapat diterima bahwa perusahaan berkontribusi, atau bertanggung jawab atas, pelanggaran serius terhadap hak-hak individu dalam situasi perang atau konflik,” kata KLP dalam rilisnya.

Dana pensiun negara Nordik itu sebelumnya telah menutup sejumlah perusahaan karena kaitannya dengan agresi Israel di Gaza serta pendudukan Tepi Barat. Tahun lalu, mereka mengatakan akan berhenti berinvestasi di Caterpillar Inc, pembuat buldoser AS, karena risiko peralatan yang mereka jual ke Israel akan digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina. 

photo
Rupa-Rupa Dampak Boikot Israel - (Republika)

Pada 2021, dana tersebut memutuskan hubungan dengan 16 perusahaan lain karena hubungan mereka dengan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

 

Laporan PBB

Bulan lalu, pelapor HAM PBB Francesca Albanese mengungkap  lebih dari 60 perusahaan global, termasuk perusahaan senjata dan teknologi terkenal, mendukung operasi militer Israel di Gaza dan permukiman di Tepi Barat. 

Laporan tersebut menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut—termasuk Lockheed Martin, Leonardo, Caterpillar, dan Hyundai, serta raksasa teknologi seperti Google (Alphabet), Amazon, dan Microsoft—terlibat dalam memasok senjata dan peralatan kepada Israel atau memfasilitasi alat pengawasan, sehingga berkontribusi terhadap kehancuran dan pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.

Laporan tersebut juga mengidentifikasi perusahaan investasi multinasional AS BlackRock dan Vanguard sebagai investor utama di balik beberapa perusahaan yang terlibat.

BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, terdaftar sebagai investor di sejumlah perusahaan yang menurut PBB memungkinkan dan mendapat untung dari genosida di Gaza. Perusahaan itu merupakan institusi terbesar kedua di Palantir (8,6 persen), Microsoft (7,8 persen), Amazon (6,6 persen), Alphabet (6,6 persen) dan IBM (8,6 persen); dan yang terbesar ketiga di Lockheed Martin (7,2 persen) dan Caterpillar (7,5 persen).

Sedangkan Vanguard, manajer aset terbesar kedua di dunia, adalah investor institusi terbesar di Caterpillar (9,8 persen), Chevron (8,9 persen) dan Palantir (9,1 persen), dan yang terbesar kedua di Lockheed Martin (9,2 persen) dan produsen senjata Israel Elbit Systems (2 persen).

 

Alat perang

Pengadaan jet tempur F-35 oleh Israel adalah bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia, yang mengandalkan setidaknya 1.600 perusahaan di delapan negara. Hal ini dipimpin oleh Lockheed Martin yang berbasis di AS, tetapi komponen F-35 dibuat secara global.

Rekaman drone pada Juni 2024 menunjukkan bangunan rusak berat dan hancur di kamp pengungsi Jabaliya di utara Gaza. - (Twitter/X)  ​

Pabrikan Italia Leonardo SpA terdaftar sebagai kontributor utama di sektor militer, sementara FANUC Corporation Jepang menyediakan mesin robotik untuk jalur produksi senjata.

Sementara itu, sektor teknologi telah memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik warga Palestina oleh pemerintah, “mendukung rezim izin diskriminatif Israel”, kata laporan itu. Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberi Israel “akses seluruh pemerintah terhadap teknologi cloud dan AI mereka”, sehingga meningkatkan kapasitas pemrosesan data dan pengawasannya.

Perusahaan teknologi AS IBM juga bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen, serta mengelola basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi dan Perbatasan Israel (PIBA) yang menyimpan data biometrik warga Palestina, kata laporan itu.

Laporan tersebut menemukan bahwa platform perangkat lunak AS Palantir Technologies memperluas dukungannya kepada militer Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Laporan tersebut mengatakan ada “alasan yang masuk akal” untuk percaya bahwa perusahaan tersebut menyediakan teknologi kepolisian prediktif otomatis yang digunakan untuk pengambilan keputusan otomatis di medan perang, untuk memproses data dan menghasilkan daftar target termasuk melalui sistem kecerdasan buatan seperti “Lavender”, “Gospel”, dan “Where’s Daddy?”


Teknologi sipil 

Laporan tersebut juga mencantumkan beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi sipil yang berfungsi sebagai “alat penggunaan ganda” untuk pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Rekaman drone pada Juni 2024 menunjukkan bangunan rusak berat dan hancur di kamp pengungsi Jabaliya di utara Gaza. - (Twitter/X)  ​

Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Caterpillar, Rada Electronic Industries milik Leonardo, HD Hyundai dari Korea Selatan, dan Volvo Group dari Swedia, yang menyediakan alat berat untuk pembongkaran rumah dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat.

Platform persewaan Booking dan Airbnb juga membantu pemukiman ilegal dengan mencantumkan properti dan kamar hotel di wilayah pendudukan Israel.

Laporan tersebut menyebutkan Perusahaan Drummond Amerika dan Glencore Swiss sebagai pemasok utama batu bara untuk listrik ke Israel, yang sebagian besar berasal dari Kolombia.

Di sektor pertanian, Chinese Bright Dairy & Food adalah pemilik mayoritas Tnuva, konglomerat makanan terbesar Israel, yang mendapat keuntungan dari tanah yang disita dari warga Palestina di pos-pos ilegal Israel. Netafim, sebuah perusahaan yang menyediakan teknologi irigasi tetes yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh Orbia Advance Corporation Meksiko, menyediakan infrastruktur untuk mengeksploitasi sumber daya air di Tepi Barat yang diduduki.

Obligasi negara juga memainkan peran penting dalam mendanai perang yang sedang berlangsung di Gaza, menurut laporan tersebut, dengan beberapa bank terbesar di dunia, termasuk BNP Paribas di Perancis dan Barclays di Inggris, tercatat telah mengambil langkah untuk mengizinkan Israel menahan premi suku bunga meskipun ada penurunan peringkat kredit.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Jurnalis Terus Bertumbangan di Gaza

Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif syahid bersama empat rekannya di Kota Gaza kemarin.

SELENGKAPNYA