Pemain bulu tangkis RI Muhammad Shohibul Fikri dan Bagas Maulana. | AP/Rui Vieira

Olahraga

Sensasi Bagas dan Fikri di All England

Prestasi terbaik Bagas dan Fikri di turnamen level atas sebelum All England.

BIRMINGHAM -- Nama Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri mendunia. Ganda putra asal Indonesia itu baru saja menjuarai turnamen bulu tangkis All England 2022 di Birmingham, Inggris, Ahad (20/3) malam WIB.

Sebagai debutan, pasangan yang mendapatkan julukan Bakri ini menunjukkan performa impresif. Mereka mampu mengalahkan juara dunia asal Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, di perempat final.

Kemudian, di semifinal, Bakri menghentikan laju ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pada laga final di Utilita Arena, Bakri menegaskan status sebagai “pembunuh raksasa” dengan menaklukkan seniornya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dua gim langsung, 21-19 dan 21-13. Ahsan/Hendra sudah pernah dua kali menjadi juara All England dan berperingkat kedua dunia.

Atas keberhasilan tersebut, Bagas sampai sulit berkata-kata. Ia belum percaya mereka bisa meraih trofi salah satu ajang paling bergengsi di olahraga tepok bulu ini. "Sama sekali tidak menyangka bisa naik podium tertinggi," kata pebulu tangkis 23 tahun asal Cilacap, Jawa Tengah, itu.

Fikri pun merasakan hal serupa. Ia sampai berurai air mata. Mereka mempersembahkan gelar itu untuk Indonesia, PBSI, pelatih, keluarga, dan semua yang telah mendukung. Ia menegaskan, salah satu kunci keberhasilan keduanya adalah fokus meraih poin demi poin tanpa terlalu memikirkan hasil akhir.

"Pencapaian sampai final buat saya sudah luar biasa. Mungkin kemenangan hari ini hanya bonus dan rezeki saja," ujar atlet asal Bandung itu, dikutip dari laman resmi PBSI.

Bakri telah mengukir sejarah. Ganda putra peringkat ke-28 itu menyamai rekor pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe pada 2020 silam. Kala itu, Endo/Watanabe yang berstatus non-unggulan mengalahkan Marcus/Kevin dan Ahsan/hendra sebelum menjuarai All England. Bakri juga mengikuti jejak wakil Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov pada 2016 yang bisa menjadi juara dengan status non-unggulan.

Sebelum menjuarai All England yang masuk level Super 1000, Bagas/Fikri sudah tampil di sejumlah turnamen berbagai level. Catatan terbaik Bagas/Fikri adalah juara di Hyderabad Open 2019 dan Finnish Open 2019. Namun, itu merupakan turnamen Super 100 atau level terbawah turnamen yang masuk dalam BWF Tour. 

Prestasi terbaik Bagas/Fikri di turnamen level atas yakni perempat final Denmark Open 2021. Turnamen itu berlabel Super 750 atau selevel dengan Japan Open dan Malaysia Open. Kali ini, mereka menjadi yang terbaik di turnamen level tertinggi di BWF Tour.

Legenda bulu tangkis Tanah Air Christian Hadinata menilai prestasi yang ditunjukkan Bagas/Fikri adalah bukti bahwa regenerasi di sektor ganda putra berjalan baik. Di saat para senior masih aktif bersaing, muncul nama baru yang memiliki potensi bagus.

"Dari sisi pembinaan harusnya seperti ini. Senior belum pensiun, adik-adik mereka sudah mendekati prestasi para senior itu," kata Christian, Senin (21/3).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by YONEX All England Badminton (allenglandofficial)

Menurut dia, ini bisa menjadi contoh untuk pembinaan di empat sektor lainnya. Tokoh kelahiran Purwokerto ini berharap Bakri konsisten menunjukkan kinerja apik menuju petualangan selanjutnya. 

Christian mengatakan, tekanan ke depan akan semakin berat. Pasalnya, Bagas/Fikri bukan lagi mengejar, melainkan mempertahankan apa yang sudah dicapai. Ia meminta tim pelatih untuk memperhatikan berbagai aspek non-teknis untuk membantu anak-anak muda tersebut. Sebab, secara teknis, dua jagoan belia itu sudah memiliki bakat kelas dunia.

"Gelar All England bukan gelar sembarangan. Sekarang kita menunggu konsistensi mereka mengatasi tekanan yang besar," tutur Christian.

Hal senada disampaikan Candra Wijaya, salah satu legenda bulu tangkis Indonesia. Ia menilai Bakri memasuki usia emas. Bagas berumur 23 tahun, sementara Fikri setahun lebih muda. Artinya, menurut Candra, sudah sepantasnya mereka memanfaatkan kesempatan meraih hasil terbaik di level tertinggi. "Kita harapkan bukan event kali ini saja. Konsistensi ke depan sangat diperlukan," kata peraih emas Olimpiade Sydney 2000 ini.

Saat masih menjalani karier, Candra bergelimang prestasi. Ia pernah dua kali menjuarai All England di nomor ganda putra, yakni pada 1999 dan 2003. Ia paham sulitnya berjaya di turnamen yang sudah berusia 123 tahun itu sehingga mengapresiasi pencapaian Bagas/Fikri.

Data

Nama: Bagas Maulana

Lahir: Cilacap, 20 Juli 1998

Tinggi: 182 cm

Klub: PB Djarum

Nama: Muhammad Shohibul Fikri

Lahir: Bandung, 16 November 1999

Tinggi: 176 cm

Klub: SGS Bandung

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bagas Maulana & Shohibul Fikri (bakri.fansbase)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat