Pembalap memacu kecepatan sepeda motornya saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022). Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira berha | Republika/Thoudy Badai

Ekonomi

Dana Investasi Pertamina Rp 1.032 Triliun Hingga 2026

Pertamina menaruh perhatian besar terhadap isu-isu energi global, termasuk program transisi energi.

JAKARTA  —  PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana investasi sebesar 72 miliar dolar AS atau Rp 1.032 triliun (Rp 14.366 per dolar AS) untuk tahun 2002-2026. Anggaran investasi tersebut akan digunakan untuk semua lini bisnis Pertamina.  

SVP Research and Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan, total dana 72 miliar dolar AS tersebut dialokasikan Pertamina karena sejalan dengan agenda pengurangan emisi karbon. "Pertamina berkomitmen mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dengan alokasi biaya capital 14 persen dari keseluruhan anggaran jangka panjang," kata Oki di Jakarta, akhir pekan lalu.

Oki menyebutkan, Pertamina menganggarkan sebesar 34 miliar dolar AS untuk wilayah hulu migas sedangkan investasi hilir dialokasikan senilai 28 miliar dolar AS. Di sektor gas dan EBT, Pertamina mengalokasikan dana investasi sebesar 11 miliar dolar AS atau sebesar 14 persen dari alokasi capital expenditure (capex).

Oki menjelaskan, di sektor hulu, salah satu program penurunan emisi karbon yang akan dilakukan Pertamina adalah membangun carbon capture utilization and storage (CCUS) dan program enhanced oil recovery (EOR). Sedangkan, di sektor hilir, Pertamina mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Sementara itu, untuk sektor pembangkitan yang berada di anak usaha Pertamina, Oki mengatakan, pihaknya bakal meningkatkan terpasangnya solar panel dan pengembangan jenis EBT lain.

"Kami juga berkontribusi dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dan targetnya kapastias terpasang pembangkit EBT kami bisa mencapai 2,8 gigawatt (GW) pada tahun ini dan terus meningkat hingga 9 GW pada 2026," ujar Oki.

Melalui alokasi anggaran ini, harapannya, bauran energy mixed di tubuh Pertamina bisa mencapai 17 persen pada 2030.

Sebagai perusahaan energi yang telah berkiprah di kancah global, Pertamina berkomitmen menetapkan program transisi energi sebagai prioritas utama perusahaan. Saat ini, Pertamina telah memainkan peran penting dalam memimpin transisi industri energi Indonesia dengan menargetkan bauran energi dan pengurangan emisi. 

Pertamina menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang lebih komprehensif sebesar 30 persen sebelum 2030. Selain itu, Pertamina akan memprioritaskan pengembangan EBT untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang sejalan dengan Bauran Energi Indonesia pada 2030.

“Pertamina berkomitmen untuk dikenal tidak hanya sebagai pemain energi global, tetapi juga sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pertamina telah membentuk Komite Keberlanjutan pada 2021 yang dipimpin langsung Nicke. Komite ini menaruh perhatian besar terhadap isu-isu energi global, termasuk program transisi energi.

Nicke mengatakan, upaya Pertamina mengembangkan energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dilakukan dalam delapan inisiatif strategis, antara lain pengembangan kilang hijau, pengembangan bioenergi, komersialisasi hidrogen, gasifikasi, inisiasi ekosistem baterai dan penyimpanan energi terintegrasi, serta peningkatan kapasitas terpasang panas bumi.

“Kami percaya sumber daya panas bumi Indonesia yang melimpah yang tersebar di cincin api dapat menjadi tulang punggung yang kuat untuk mempercepat transisi energi yang sejalan dengan tujuan Pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih,” ujar Nicke. 

Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menitipkan harapan besar ke Pertamina dan PT PLN (Persero) yang mampu menurunkan emisi karbon atau merealisasikan net zero carbon emission pada 2060.

Ada tujuh perusahaan pelat merah yang terlibat dalam program net zero carbon emission. Mereka adalah Pertamina, PLN, Perum Perhutani, PT Semen Indonesia (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), MIND ID, PTPN III, dan PT Energy Management Indonesia (EMI), dan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Pertamina dan PLN memiliki berbagai program yang akan dan sudah diluncurkan tahun ini. Program ini bertujuan menekan emisi karbon di Indonesia.

"Saya akan memilih tiga yang sangat penting dan saya pikir akan menjadi game changer utama dalam perubahan lingkungan ini yakni ekosistem kendaraan listrik, transisi EBT, hingga integrasi panas bumi," kata Kartika, beberapa waktu lalu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat